Iran Siap Tunjukkan Niat Baik Jika AS dan Eropa Taati Kesepakatan Nuklir
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran akan sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015 jika Amerika Serikat (AS) dan Eropa menghormati komitmen awal mereka.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis (3/12).
Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu pada 2018 dengan alasan tidak cukup mengekang program rudal nuklir dan balistik Iran atau pengaruh militannya di Timur Tengah.
Namun, presiden terpilih Joe Biden mengatakan dia akan bergabung kembali dalam kesepakatan itu jika Teheran terlebih dulu melanjutkan kepatuhannya. (Baca Juga: Parlemen Iran Dukung Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir)
Dia juga mengatakan akan bekerja dengan sekutu untuk memperkuat dan memperpanjangnya. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Berbicara dalam konferensi Roma melalui tautan video, Zarif mengatakan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak dapat dinegosiasikan ulang tetapi dapat dihidupkan kembali. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
“Amerika Serikat memiliki komitmen. AS tidak dalam posisi untuk mengatur syarat,” ungkap Zarif.
Dewan Pengawas Iran menyetujui Undang-undang (UU) pada Rabu yang mewajibkan pemerintah menghentikan inspeksi PBB di fasilitas nuklirnya dan meningkatkan pengayaan uranium melebihi batas yang ditetapkan kesepakatan 2015 jika sanksi tidak dikurangi dalam dua bulan.
Zarif mengatakan meskipun pemerintah tidak menyukai undang-undang tersebut, namun tetap akan diterapkan.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis (3/12).
Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan itu pada 2018 dengan alasan tidak cukup mengekang program rudal nuklir dan balistik Iran atau pengaruh militannya di Timur Tengah.
Namun, presiden terpilih Joe Biden mengatakan dia akan bergabung kembali dalam kesepakatan itu jika Teheran terlebih dulu melanjutkan kepatuhannya. (Baca Juga: Parlemen Iran Dukung Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir)
Dia juga mengatakan akan bekerja dengan sekutu untuk memperkuat dan memperpanjangnya. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Berbicara dalam konferensi Roma melalui tautan video, Zarif mengatakan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak dapat dinegosiasikan ulang tetapi dapat dihidupkan kembali. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
“Amerika Serikat memiliki komitmen. AS tidak dalam posisi untuk mengatur syarat,” ungkap Zarif.
Dewan Pengawas Iran menyetujui Undang-undang (UU) pada Rabu yang mewajibkan pemerintah menghentikan inspeksi PBB di fasilitas nuklirnya dan meningkatkan pengayaan uranium melebihi batas yang ditetapkan kesepakatan 2015 jika sanksi tidak dikurangi dalam dua bulan.
Zarif mengatakan meskipun pemerintah tidak menyukai undang-undang tersebut, namun tetap akan diterapkan.