Baru Terungkap, 2.783 Tentara Azerbaijan Gugur dalam Perang Karabakh
loading...
A
A
A
BAKU - Total 2.783 tentara Azerbaijan gugur dalam perang Karabakh Atas yang digelar untuk membebaskan wilayahnya dari pendudukan Armenia .
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Azerbaijan mengungkapkan dengan rinci korban selama 44 hari perang sejak 27 September dan berakhir 10 November saat kedua pihak menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
“Sebanyak 1.245 tentara juga terluka selama perang,” ungkap pernyataan Kemhan Azerbaijan.
“Sekitar 103 tentara yang gugur belum dapat diidentifikasi dan upaya dilakukan untuk analisa DNA,” papar Kemhan. (Baca Juga: Palestina Desak Tindakan Serius Boikot Permukiman Israel)
Kemhan menambahkan, lebih dari 100 tentara masih hilang dan pencarian dilakukan untuk menemukan mereka. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Hubungan antara dua negara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh atau Karabakh Atas. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta desa dari pendudukan Armenia.
Pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Gencatan senjata itu dipandang sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia yang tentaranya telah ditarik sesuai kesepakatan.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Azerbaijan mengungkapkan dengan rinci korban selama 44 hari perang sejak 27 September dan berakhir 10 November saat kedua pihak menandatangani kesepakatan gencatan senjata.
“Sebanyak 1.245 tentara juga terluka selama perang,” ungkap pernyataan Kemhan Azerbaijan.
“Sekitar 103 tentara yang gugur belum dapat diidentifikasi dan upaya dilakukan untuk analisa DNA,” papar Kemhan. (Baca Juga: Palestina Desak Tindakan Serius Boikot Permukiman Israel)
Kemhan menambahkan, lebih dari 100 tentara masih hilang dan pencarian dilakukan untuk menemukan mereka. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Hubungan antara dua negara bekas republik Soviet telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh atau Karabakh Atas. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Ketika bentrokan baru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.
Selama konflik, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta desa dari pendudukan Armenia.
Pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Gencatan senjata itu dipandang sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia yang tentaranya telah ditarik sesuai kesepakatan.
Lihat Juga: Erdogan Sebut Penangkapan PM Nentanyahu Akan Pulihkan Kepercayaan kepada Sistem Internasional
(sya)