Ini Alasan Mengapa Iran Selalu Ancam Serang Haifa Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Selama bertahun-tahun, Iran berulang kali mengancam akan menyerang kota Haifa, Israel .
Pada hari Minggu, kota itu kembali dibahas sebagai target ketika sebuah surat kabar Iran mendesak pemerintah untuk menyerang Haifa jika Israel terbukti berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.
(BACA JUGA : Iran Sebar Foto Empat Tersangka Pembunuhan Fakhrizadeh )
Para pakar mengatakan meskipun Haifa hanya kota terbesar ketiga di Israel, namun di mata rezim Iran, kota itu adalah target utama karena signifikansi ekonominya dan kedekatannya dengan Lebanon. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Jantung Ekonomi Israel
"Teheran percaya Haifa adalah pusat bisnis paling kritis di Israel," kata Saeed Ghasseminejad, penasihat senior Iran di lembaga think tank Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berbasis di Washington.
(BACA JUGA : Parlemen Iran Dukung Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir )
Kantor berita Tasnim, yang dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, menerbitkan sebuah artikel yang menyoroti pentingnya ekonomi kota itu pada Desember 2014.
Menurut artikel itu, Haifa adalah kota terpenting Israel. "Kota itu telah dijuluki sebagai jantung ekonomi rezim Israel," bunyi penggalan artikel tersebut. (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Artikel berjudul "Five vital arteries of Israel in Haifa that are within the range of Hezbollah’s Iranian missiles (Lima arteri vital Israel di Haifa yang berada dalam jangkauan rudal Hizbullah Iran)," mencantumkan lima situs di kota sebagai target utama; pelabuhan Haifa, kompleks petrokimia, perusahaan listrik, Matam Hi- Tech and Business Park, dan jaringan kereta api.
(BACA JUGA : Pejabat AS: Arab Saudi Izinkan Maskapai Israel Lewat Wilayah Udaranya )
Menurut pakar Israel, Dan Arbell, Haifa dikenal sebagai kota paling beragam secara etnis di Israel dengan populasi campuran Yahudi-Arab. Namun, karakteristik kota yang paling penting bagi rezim Iran adalah fasilitas industri petrokimia yang besar.
"Jika fasilitas dihantam, hal itu dapat menyebabkan banyak korban akibat penyebaran bahan kimia, asap, dan bahan beracun di udara,” kata Arbell, seorang pakar di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) kepada Al Arabiya English, Selasa (1/12/2020). (Baca: Iran Akui Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya Canggih, Senjata Israel Disalahkan )
Kedekatan dengan Lebanon
Hizbullah, organisasi proksi utama Iran yang terletak di tetangga Israel; Lebanon, menyerang Haifa pada tahun 2006 dengan serangan roket yang menewaskan delapan orang.
Sepuluh tahun kemudian, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyarankan untuk menyerang Haifa lagi, khususnya terhadap simpanan amonium nitratnya.
Menurut mantan Kolonel Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Miri Eisin, Haifa, yang terletak di utara Israel, lebih dekat ke Lebanon dan oleh karena itu dipandang lebih rentan oleh Iran dan Hizbullah daripada kota-kota besar di Israel tengah atau selatan.
"Kemampuan Hizbullah yang dirasakan dengan rudal dan sistem pemandu yang tepat—semua dipasok oleh Iran—akan lebih efektif melawan lokasi utara di Israel," kata Eisin dalam wawancara dengan Al Arabiya English.
Ghasseminejad mengatakan kedekatan Haifa dengan Lebanon-lah yang membuatnya lebih praktis bagi Iran atau wakilnya; Hizbullah, untuk melakukan serangan rudal terhadapnya. (Baca juga: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan dari Jarak 150 Meter )
"Kami tahu ketika jarak dari target meningkat, rudal buatan Iran menjadi kurang dapat diandalkan," kata Ghasseminejad dalam wawancara dengan Al Arabiya English.
Ancaman Iran terhadap Haifa
Ancaman terbaru terhadap Haifa datang dari surat kabar garis keras Iran; Kayhan, yang dikelola oleh Hossein Shariatmadari, perwakilan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Surat kabar itu menerbitkan opini pada hari Minggu yang mendesak Iran menyerang Haifa jika terbukti Israel berperan dalam membunuh ilmuwan nuklir Iran terkemuka Mohsen Fakhrizadeh. Menurut tulisan opini tersebut, menyerang Haifa akan menghancurkan fasilitas sekaligus dan menyebabkan banyak korban jiwa.
Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat pagi. Kementerian Pertahanan Iran mengatakan dia tewas karena cedera yang diderita setelah baku tembak antara pengawalnya dan "kelompok teroris bersenjata".
Ancaman surat kabar itu menggemakan pernyataan Khamenei pada tahun 2013, ketika dia mengatakan dalam pidatonya bahwa jika Israel "membuat kesalahan sekecil apa pun, Republik Islam akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa".
Awal tahun ini, seorang mantan komandan IRGC mengatakan bahwa "balas dendam Iran" akan mencakup penargetan Haifa dan pusat-pusat militer Israel setelah Amerika Serikat mengaku memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan komandan Pasukan Quds IRGC, Jenderal Qassem Soleimani, di Baghdad pada Januari.
Pada hari Minggu, kota itu kembali dibahas sebagai target ketika sebuah surat kabar Iran mendesak pemerintah untuk menyerang Haifa jika Israel terbukti berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.
(BACA JUGA : Iran Sebar Foto Empat Tersangka Pembunuhan Fakhrizadeh )
Para pakar mengatakan meskipun Haifa hanya kota terbesar ketiga di Israel, namun di mata rezim Iran, kota itu adalah target utama karena signifikansi ekonominya dan kedekatannya dengan Lebanon. (Baca: Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Didesak Serang Haifa Israel )
Jantung Ekonomi Israel
"Teheran percaya Haifa adalah pusat bisnis paling kritis di Israel," kata Saeed Ghasseminejad, penasihat senior Iran di lembaga think tank Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berbasis di Washington.
(BACA JUGA : Parlemen Iran Dukung Pengayaan Uranium Dekati Level Senjata Nuklir )
Kantor berita Tasnim, yang dekat dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, menerbitkan sebuah artikel yang menyoroti pentingnya ekonomi kota itu pada Desember 2014.
Menurut artikel itu, Haifa adalah kota terpenting Israel. "Kota itu telah dijuluki sebagai jantung ekonomi rezim Israel," bunyi penggalan artikel tersebut. (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )
Artikel berjudul "Five vital arteries of Israel in Haifa that are within the range of Hezbollah’s Iranian missiles (Lima arteri vital Israel di Haifa yang berada dalam jangkauan rudal Hizbullah Iran)," mencantumkan lima situs di kota sebagai target utama; pelabuhan Haifa, kompleks petrokimia, perusahaan listrik, Matam Hi- Tech and Business Park, dan jaringan kereta api.
(BACA JUGA : Pejabat AS: Arab Saudi Izinkan Maskapai Israel Lewat Wilayah Udaranya )
Menurut pakar Israel, Dan Arbell, Haifa dikenal sebagai kota paling beragam secara etnis di Israel dengan populasi campuran Yahudi-Arab. Namun, karakteristik kota yang paling penting bagi rezim Iran adalah fasilitas industri petrokimia yang besar.
"Jika fasilitas dihantam, hal itu dapat menyebabkan banyak korban akibat penyebaran bahan kimia, asap, dan bahan beracun di udara,” kata Arbell, seorang pakar di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) kepada Al Arabiya English, Selasa (1/12/2020). (Baca: Iran Akui Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya Canggih, Senjata Israel Disalahkan )
Kedekatan dengan Lebanon
Hizbullah, organisasi proksi utama Iran yang terletak di tetangga Israel; Lebanon, menyerang Haifa pada tahun 2006 dengan serangan roket yang menewaskan delapan orang.
Sepuluh tahun kemudian, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyarankan untuk menyerang Haifa lagi, khususnya terhadap simpanan amonium nitratnya.
Menurut mantan Kolonel Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Miri Eisin, Haifa, yang terletak di utara Israel, lebih dekat ke Lebanon dan oleh karena itu dipandang lebih rentan oleh Iran dan Hizbullah daripada kota-kota besar di Israel tengah atau selatan.
"Kemampuan Hizbullah yang dirasakan dengan rudal dan sistem pemandu yang tepat—semua dipasok oleh Iran—akan lebih efektif melawan lokasi utara di Israel," kata Eisin dalam wawancara dengan Al Arabiya English.
Ghasseminejad mengatakan kedekatan Haifa dengan Lebanon-lah yang membuatnya lebih praktis bagi Iran atau wakilnya; Hizbullah, untuk melakukan serangan rudal terhadapnya. (Baca juga: Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh Senapan Mesin yang Dikendalikan dari Jarak 150 Meter )
"Kami tahu ketika jarak dari target meningkat, rudal buatan Iran menjadi kurang dapat diandalkan," kata Ghasseminejad dalam wawancara dengan Al Arabiya English.
Ancaman Iran terhadap Haifa
Ancaman terbaru terhadap Haifa datang dari surat kabar garis keras Iran; Kayhan, yang dikelola oleh Hossein Shariatmadari, perwakilan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Surat kabar itu menerbitkan opini pada hari Minggu yang mendesak Iran menyerang Haifa jika terbukti Israel berperan dalam membunuh ilmuwan nuklir Iran terkemuka Mohsen Fakhrizadeh. Menurut tulisan opini tersebut, menyerang Haifa akan menghancurkan fasilitas sekaligus dan menyebabkan banyak korban jiwa.
Fakhrizadeh tewas pada hari Jumat pagi. Kementerian Pertahanan Iran mengatakan dia tewas karena cedera yang diderita setelah baku tembak antara pengawalnya dan "kelompok teroris bersenjata".
Ancaman surat kabar itu menggemakan pernyataan Khamenei pada tahun 2013, ketika dia mengatakan dalam pidatonya bahwa jika Israel "membuat kesalahan sekecil apa pun, Republik Islam akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa".
Awal tahun ini, seorang mantan komandan IRGC mengatakan bahwa "balas dendam Iran" akan mencakup penargetan Haifa dan pusat-pusat militer Israel setelah Amerika Serikat mengaku memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan komandan Pasukan Quds IRGC, Jenderal Qassem Soleimani, di Baghdad pada Januari.
(min)