Kerjasama dengan AS, Australia Ikut-ikutan Kembangkan Rudal Hipersonik

Selasa, 01 Desember 2020 - 09:48 WIB
loading...
Kerjasama dengan AS, Australia Ikut-ikutan Kembangkan Rudal Hipersonik
Badan glide hipersonik diluncurkan dari Fasilitas Jangkauan Rudal Pasifik di Kauai, Hawaii pada 19 Maret 2020, selama percobaan penerbangan. Australia dan AS bekerjasama dalam pengembangan senjata hipersonik. Foto/Courtesy of US Navy
A A A
CANBERRA - Australia dan Amerika Serikat (AS) bermitra untuk mengembangkan dan menguji rudal jelajah hipersonik yang diluncurkan dari udara di bawah program Southern Cross Integrated Flight Research Experiment (SCIFiRE). Kedua negara pada hari Senin mengumumkan kerjasama tersebut.

Australia, yang merupakan tetangga Indonesia, menjadi negara terbaru yang ikut-ikutan mengembangkan senjata hipersonik. Beberapa negara yang telah terang-terangan mengembangkan rudal hipersonik adalah AS, Rusia dan China.

Dari perspektif AS, upaya tersebut berada di bawah Allied Prototyping Initiative (API), yang dikelola oleh Directorate of Advanced Capabilities di Kantor Wakil Menteri Pertahanan untuk Riset dan Teknik. (Baca: Setelah Ilmuwan Nuklir, Kini Komandan IRGC Iran Tewas Diserang Drone )

Program ini akan dilaksanakan oleh Angkatan Udara AS di bawah naungan pejabat eksekutif program senjata, dan akan memanfaatkan lebih dari 15 tahun kolaborasi dalam penelitian scramjet, motor roket, sensor, dan bahan manufaktur canggih antara kedua negara.

Perjanjian sebagai tindak lanjut diskusi antara mantan Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds selama pembicaraan Konsultasi Tingkat Menteri Australia-AS yang diadakan di Washington pada bulan Juli lalu. Esper saat ini telah dipecat Presiden Donald Trump sebagai menteri pertahanan Amerika.

"SCIFiRE adalah bukti nyata dari persahabatan yang abadi dan kemitraan yang kuat antara Amerika Serikat dan Australia," kata Michael Kratsios, Wakil Menteri Pertahanan untuk Penelitian dan Teknik, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Defense News, Selasa (1/12/2020). (Baca: ULMWP Calonkan Benny Wenda sebagai Presiden Interim Papu Barat )

"Inisiatif ini akan menjadi penting untuk masa depan penelitian dan pengembangan (senjata) hipersonik, memastikan AS dan sekutu kita memimpin dunia dalam memajukan kemampuan perang transformasional ini. Kami berterima kasih kepada Departemen Pertahanan Australia atas komitmen bersama mereka untuk upaya game-changing ini."

Program SCIFiRE akan memanfaatkan kerja kolaboratif yang dilakukan dalam kemitraan dengan Angkatan Udara Australia, Kelompok Sains dan Teknologi Pertahanan Australia, dan Universitas Queensland pada program Hypersonic International Flight Research Experimentation.

Senjata baru itu akan menjadi rudal serang presisi kelas 5 Mach yang diluncurkan dengan tenaga penggerak dan didukung oleh mesin scramjet yang "bernapas" udara. Ini diharapkan untuk memasuki layanan dalam lima sampai 10 tahun ke depan. (Baca juga: Hanya Berjarak 10 Km, Kinmen Milik Taiwan Rentan Diinvasi China )

Kepala kemampuan Angkatan Udara di Markas RAAF di Canberra, Wakil Marsekal Udara Catherine Roberts, mengatakan senjata itu akan mampu dibawa oleh pesawat tempur taktis seperti F/A-18F Super Hornet, EA-18G Growler dan F-35A Lightning II, serta pesawat pengintai maritim P-8A Poseidon.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0918 seconds (0.1#10.140)