Demo Penangkapan Capres Uganda Tewaskan 37 Orang, Situasi Mirip Perang
loading...
A
A
A
KAMPALA - Jumlah orang yang tewas dalam protes atas penangkapan calon presiden (capres) Uganda , Bobi Wine, telah meningkat menjadi 37 orang. Militer turun tangan dengan alasan situasi yang terjadi sudah mirip perang dan polisi tidak bisa mengatasinya sendiri.
Wine—seorang bintang pop bernama asli Robert Kyagulanyi—ditangkap dan ditahan polisi pada Rabu di kota timur Luuka setelah dituduh melanggar langkah-langkah anti-virus corona baru dengan mengadakan pawaimassal.
Para pemuda membakar ban dan memblokir jalan-jalan di Ibu Kota Uganda; Kampala, dan di daerah lain, menuntut pembebasan Wine. (Baca: 37 Demonstran Uganda Tewas setelah Calon Presiden Wine Ditangkap )
Polisi dan tentara telah menggunakan peluru tajam, meriam air, dan gas air mata untuk membubarkan protes. Pasukan terlihat membawa senapan serbu AK-47.
Para pengunjuk rasa dituduh merusak kendaraan, menjarah properti, dan melempar batu ke petugas keamanan dalam kerusuhan terburuk di Uganda dalam satu dekade.
Juru bicara Kepolisian Metropolitan Kampala Patrick Onyango mengatakan jumlah korban tewas tercatat 37 orang dan kemungkinan akan meningkat. Menurutnya, sekitar 350 orang telah ditangkap dan ditahan di kota itu.
Juru bicara militer Brigadir Flavia Byekwaso mengatakan militer terlibat karena itu adalah "situasi seperti perang" yang tidak bisa ditangani polisi sendiri.
"Anda bisa lihat apa yang terjadi—orang dilempari batu, orang dibunuh, kendaraan dirusak, ban di mana-mana," katanya, seperti dikutip Sky News, Jumat (20/11/2020). (Baca juga: Calon Presiden Ditangkap, Bentrokan Dahsyat Pecah di Uganda )
"Hal-hal ini terjadi secara spontan di semua jalan, jadi polisi tidak dapat menangani situasi seperti itu."
Lebih dari 24 jam setelah penangkapan brutal dan penahanannya di Nalufenya, Bobi Wine ditolak aksesnya ke pengacaranya dan tim medisnya.
Wine berkampanye untuk menggulingkan Presiden Yoweri Museveni—yang telah menjabat selama 34 tahun— dalam pemilu bulan Januari. Museveni, 76, sedang mencoba berkuasa untuk periode keenam.
Wine—seorang bintang pop bernama asli Robert Kyagulanyi—ditangkap dan ditahan polisi pada Rabu di kota timur Luuka setelah dituduh melanggar langkah-langkah anti-virus corona baru dengan mengadakan pawaimassal.
Para pemuda membakar ban dan memblokir jalan-jalan di Ibu Kota Uganda; Kampala, dan di daerah lain, menuntut pembebasan Wine. (Baca: 37 Demonstran Uganda Tewas setelah Calon Presiden Wine Ditangkap )
Polisi dan tentara telah menggunakan peluru tajam, meriam air, dan gas air mata untuk membubarkan protes. Pasukan terlihat membawa senapan serbu AK-47.
Para pengunjuk rasa dituduh merusak kendaraan, menjarah properti, dan melempar batu ke petugas keamanan dalam kerusuhan terburuk di Uganda dalam satu dekade.
Juru bicara Kepolisian Metropolitan Kampala Patrick Onyango mengatakan jumlah korban tewas tercatat 37 orang dan kemungkinan akan meningkat. Menurutnya, sekitar 350 orang telah ditangkap dan ditahan di kota itu.
Juru bicara militer Brigadir Flavia Byekwaso mengatakan militer terlibat karena itu adalah "situasi seperti perang" yang tidak bisa ditangani polisi sendiri.
"Anda bisa lihat apa yang terjadi—orang dilempari batu, orang dibunuh, kendaraan dirusak, ban di mana-mana," katanya, seperti dikutip Sky News, Jumat (20/11/2020). (Baca juga: Calon Presiden Ditangkap, Bentrokan Dahsyat Pecah di Uganda )
"Hal-hal ini terjadi secara spontan di semua jalan, jadi polisi tidak dapat menangani situasi seperti itu."
Lebih dari 24 jam setelah penangkapan brutal dan penahanannya di Nalufenya, Bobi Wine ditolak aksesnya ke pengacaranya dan tim medisnya.
Wine berkampanye untuk menggulingkan Presiden Yoweri Museveni—yang telah menjabat selama 34 tahun— dalam pemilu bulan Januari. Museveni, 76, sedang mencoba berkuasa untuk periode keenam.
(min)