COVID-19 AS Masih Terparah di Dunia, 776 Meninggal dalam 24 Jam
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pandemi COVID-19 di Amerika Serikat (AS) masih tercatat sebagai yang terparah di dunia hingga hari ini, Senin (11/5/2020). Data real-time John Hopkins University (JHU) mencatat 776 orang meninggal dalam 24 jam terakhir.
Data JHU yang dikutip SINDOnews.com menunjukkan 1.329.255 orang di AS positif terinfeksi virus corona baru penyebab COVID-19. Dari jumlah itu, 79.525 di antaranya meninggal dan 216.169 pasien berhasil disembuhkan.
Sedangkan data online versi worldometers menunjukkan 1.367.638 orang di AS positif terinfeksi COVID-19, dengan 80.787 di antaranya meninggal dan 256.336 pasien berhasil sembuh. (Baca: COVID-19 Dunia 11 Mei: 4,1 Juta Positif, 283.850 Meninggal, 1,4 Juta Sembuh )
Sebagai perbandingan, Spanyol memiliki 264.663 kasus infeksi dengan 26.621 kematian dan 176.439 pasien sembuh. Kemudian Inggris memiliki 219.183 kasus infeksi dengan 31.855 kematian dan jumlah pasien sembuh masih dalam pendataan. Selanjutnya, Italia memiliki 219.070 kasus infeksi, dengan 30.560 kematian dan 105.186 pasien disembuhkan.
Angka kematian harian terkait pandemi COVID-19 dari JHU itu merupakan angka kematian harian terendah sejak Maret.
Parahnya pandemi di AS memicu mantan Presiden Barack Obama melontarkan kritik pedas terhadap pemerintah Presiden Donald Trump. Obama, dalam kampanye untuk kandidat presiden Joe Biden, menyebut respons pemerintah terhadap pandemi sudah sangat kacau. (Baca juga: Intelijen Lima Mata Tunjukkan Bagaimana China Tipu Dunia soal COVID-19 )
“Itu akan menjadi buruk bahkan dengan yang terbaik dari pemerintah. Ini benar-benar bencana yang kacau ketika pola pikir itu—tentang 'apa untungnya bagi saya' dan 'untuk bergaul dengan orang lain'—ketika pola pikir itu dioperasionalkan dalam pemerintahan kita," kata Obama, seperti dikutip Reuters.
"Karena itu, omong-omong, saya akan menghabiskan waktu sebanyak yang diperlukan dan berkampanye sekuat tenaga untuk Joe Biden," katanya.
Kantor Obama menolak berkomentar atas kritik tersebut. Gedung Putih juga belum berkomentar.
Data JHU yang dikutip SINDOnews.com menunjukkan 1.329.255 orang di AS positif terinfeksi virus corona baru penyebab COVID-19. Dari jumlah itu, 79.525 di antaranya meninggal dan 216.169 pasien berhasil disembuhkan.
Sedangkan data online versi worldometers menunjukkan 1.367.638 orang di AS positif terinfeksi COVID-19, dengan 80.787 di antaranya meninggal dan 256.336 pasien berhasil sembuh. (Baca: COVID-19 Dunia 11 Mei: 4,1 Juta Positif, 283.850 Meninggal, 1,4 Juta Sembuh )
Sebagai perbandingan, Spanyol memiliki 264.663 kasus infeksi dengan 26.621 kematian dan 176.439 pasien sembuh. Kemudian Inggris memiliki 219.183 kasus infeksi dengan 31.855 kematian dan jumlah pasien sembuh masih dalam pendataan. Selanjutnya, Italia memiliki 219.070 kasus infeksi, dengan 30.560 kematian dan 105.186 pasien disembuhkan.
Angka kematian harian terkait pandemi COVID-19 dari JHU itu merupakan angka kematian harian terendah sejak Maret.
Parahnya pandemi di AS memicu mantan Presiden Barack Obama melontarkan kritik pedas terhadap pemerintah Presiden Donald Trump. Obama, dalam kampanye untuk kandidat presiden Joe Biden, menyebut respons pemerintah terhadap pandemi sudah sangat kacau. (Baca juga: Intelijen Lima Mata Tunjukkan Bagaimana China Tipu Dunia soal COVID-19 )
“Itu akan menjadi buruk bahkan dengan yang terbaik dari pemerintah. Ini benar-benar bencana yang kacau ketika pola pikir itu—tentang 'apa untungnya bagi saya' dan 'untuk bergaul dengan orang lain'—ketika pola pikir itu dioperasionalkan dalam pemerintahan kita," kata Obama, seperti dikutip Reuters.
"Karena itu, omong-omong, saya akan menghabiskan waktu sebanyak yang diperlukan dan berkampanye sekuat tenaga untuk Joe Biden," katanya.
Kantor Obama menolak berkomentar atas kritik tersebut. Gedung Putih juga belum berkomentar.
(min)