Taiwan Berperan Penting Dalam Perang Global Melawan Kejahatan Dunia Maya
loading...
A
A
A
TAIWAN - Sejak muncul pada akhir 2019, COVID-19 telah berkembang menjadi pandemi global. Menurut statistik Organisasi Kesehatan Dunia , pada 17 November 2020, ada lebih dari 55 juta kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan lebih dari 1.32 juta kematian terkait di seluruh dunia. Taiwan telah memiliki pengalaman dalam memerangi epidemi SARS pada tahun 2003. Taiwan melakukan persiapan awal dalam menghadapi COVID-19, melakukan penyaringan awal terhadap wisatawan yang masuk, mencatat inventaris pasokan antipandemi, dan membentuk tim produksi masker nasional. Berkat tanggapan cepat pemerintah dan kerja sama rakyat, Taiwan mampu mengendalikan pandemi secara efektif.
Pada saat Komunitas internasional berupaya memerangi COVID-19 di dunia nyata, dunia maya juga telah diserang dan menghadapi tantangan besar. "Tren Serangan Cyber: Laporan Pertengahan Tahun 2020" yang diterbitkan pada Agustus 2020 oleh Check Point Software Technologies Ltd., sebuah perusahaan keamanan TI terkenal, menunjukkan bahwa serangan phishing dan malware terkait COVID-19 meningkat secara dramatis, yang awalnya dari di bawah 5.000 per minggu pada bulan Februari, menjadi lebih dari 200.000 pada akhir April.
(Baca: Jaringan Kesehatan Global di Era Pasca-Pandemi Perlu Menerima Partisipasi Taiwan )
COVID-19 telah berdampak serius pada kehidupan dan keselamatan orang. Di saat yang sama, kejahatan peretasan dunia maya juga telah menyebabkan kerusakan besar dan kerugian pada keamanan nasional, kegiatan bisnis, data pribadi orang dan keamanan properti mereka sendiri. Keberhasilan Taiwan dalam mengatasi COVID-19 telah mendapatkan pengakuan dunia. Menghadapi serangan dunia maya dan tantangan terkait, Taiwan secara aktif mempromosikan berbagai kebijakan yang dibangun dengan konsep bahwa keamanan informasi adalah keamanan nasional. Meningkatkan kapasitas pelatihan spesialis keamanan TI dan mengembangkan industri keamanan TI dan teknologi inovatif. Tim nasional Taiwan selalu hadir dalam hal pencegahan penyakit atau kejahatan dunia maya.
Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas negara. Taiwan bergandengan tangan kerja sama lintas batas dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Penyebaran gambar pornografi anak menjadi musuh publik dunia, pelanggaran hak kekayaan intelektual, dan pencurian rahasia bisnis juga menjadi fokus setiap negara dalam memerangi kejahatan. Penipuan email bisnis dan virus pemerasan (ransomware) menyebabkan kerugian finansial yang serius bagi perusahaan di berbagai negara.
Sementara cryptocurrency telah menjadi jalan untuk transaksi kriminal dan pencucian uang. Internet sangat luas jangkauannya, selama siapa pun mengakses internet, akan bisa menjangkau ke perangkat internet manapun di dunia. Sindikat kejahatan mengeksploitasi anonimitas dan kebebasan internet untuk menyembunyikan identitas mereka dibalik internet dan terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal.
(Baca: RI-Taiwan Bahas Prospek Kerja Sama Dagang dan Ekonomi Pascapandemi )
Kepolisian Taiwan memiliki unit khusus untuk menyelidiki kejahatan teknologi yang terdiri dari penyelidik kejahatan dunia maya profesional, dan telah mendirikan laboratorium forensik digital yang sesuai standar internasional ISO:17025. Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas negara, Taiwan berharap dapat bekerja sama dengan seluruh dunia untuk bersama memerangi kejahatan dunia maya ini.
Dengan merajalelanya peretas kelas nasional, berbagi informasi intelijen sangat penting bagi Taiwan. Pada Agustus 2020, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Biro Investigasi Federal (FBI), dan Departemen Pertahanan merilis Laporan Analisis Malware, mengidentifikasi organisasi peretas kelas nasional yang baru-baru ini menggunakan varian malware yang muncul pada tahun 2008 yang dikenal sebagai TAIDOOR untuk meluncurkan serangan. Banyak badan pemerintah dan perusahaan Taiwan sebelumnya menjadi sasaran serangan.
Dalam laporan tahun 2012 tentang malware ini, Trend Micro Inc. mengamati bahwa semua korban berasal dari Taiwan, dan mayoritas adalah organisasi pemerintah. Sektor publik Taiwan mengalami serangan dunia maya dari luar dalam jumlah yang sangat tinggi antara 20 hingga 40 juta kejadian setiap bulan. Menjadi target prioritas serangan hacker kelas nasional, Taiwan telah mampu melacak sumber dan metode serta malware yang digunakan. Dengan berbagi intelijen, Taiwan dapat membantu negara lain menghindari potensi ancaman dan memfasilitasi pembentukan mekanisme keamanan bersama untuk melawan hacker kelas nasional. Selain itu, mengingat bahwa peretas sering menggunakan server perintah dan kontrol untuk menetapkan breakpoint dan menghindari penyelidikan, kerja sama internasional sangat penting untuk menyatukan gambaran komprehensif dari rantai serangan.
(Baca: Pekan Industri Budaya dan Kreatif Indonesia-Taiwan Mengusung 4 Tema )
Dalam perang melawan kejahatan dunia maya, Taiwan dapat membantu. Pada Juli 2016, terjadi penyusupan peretas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Taiwan ketika NT$ 83,27 juta ditarik secara ilegal dari ATM First Commercial Bank. Dalam seminggu, polisi telah memulihkan NT$ 77,48 juta dari dana yang dicuri dan menangkap tiga anggota sindikat peretas — Andrejs Peregudovs, warga Latvia; Mihail Colibaba, warga Rumania; dan Niklae Penkov, warga Moldova — yang sama Sekali belum pernah tersentuh hukum. Insiden tersebut menarik perhatian internasional. Pada bulan September di tahun yang sama, kasus serupa pencurian ATM kembali terjadi di Rumania.
Seorang tersangka Babii diyakini terlibat dalam kedua kasus tersebut, membuat para penyelidik menyimpulkan bahwa pencurian itu dilakukan oleh sindikat yang sama. Atas undangan Badan Uni Eropa untuk Kerja Sama Penegakan Hukum (Europol), Biro Investigasi Kriminal (CIB) Taiwan mengunjungi kantor tersebut sebanyak tiga kali untuk bertukar intelijen dan bukti. Selanjutnya, kedua entitas tersebut mendirikan Operasi TAIEX. CIB memberikan bukti kunci yang diambil dari ponsel tersangka ke Europol, yang menyaring bukti dan mengidentifikasi tersangka utama, yang dikenal sebagai Dennys, yang saat itu berbasis di Spanyol. Setelah itu, Europol dan polisi Spanyol berhasil menangkap membongkar sindikat hacker tersebut.
Perang melawan kejahatan dunia maya membutuhkan kerja sama internasional, dan Taiwan membutuhkan kerja sama dengan semua negara di dunia. Taiwan juga dapat membantu semua negara di dunia, dan bersedia berbagi pengalamannya agar lingkungan jaringan dunia maya lebih aman dan mewujudkan internet yang benar-benar tanpa batas negara. Harap dukung partisipasi Taiwan dalam Sidang Umum INTERPOL tahunan sebagai pengamat, serta pertemuan, mekanisme, dan kegiatan pelatihan INTERPOL. Dengan menyuarakan dukungan Anda untuk Taiwan di berbagai forum internasional, Anda dapat memainkan peran penting dalam memajukan tujuan Taiwan untuk ambil bagian dalam organisasi internasional dengan cara yang pragmatis dan bermakna. Dalam perang melawan kejahatan dunia maya, Taiwan dapat membantu!
Pada saat Komunitas internasional berupaya memerangi COVID-19 di dunia nyata, dunia maya juga telah diserang dan menghadapi tantangan besar. "Tren Serangan Cyber: Laporan Pertengahan Tahun 2020" yang diterbitkan pada Agustus 2020 oleh Check Point Software Technologies Ltd., sebuah perusahaan keamanan TI terkenal, menunjukkan bahwa serangan phishing dan malware terkait COVID-19 meningkat secara dramatis, yang awalnya dari di bawah 5.000 per minggu pada bulan Februari, menjadi lebih dari 200.000 pada akhir April.
(Baca: Jaringan Kesehatan Global di Era Pasca-Pandemi Perlu Menerima Partisipasi Taiwan )
COVID-19 telah berdampak serius pada kehidupan dan keselamatan orang. Di saat yang sama, kejahatan peretasan dunia maya juga telah menyebabkan kerusakan besar dan kerugian pada keamanan nasional, kegiatan bisnis, data pribadi orang dan keamanan properti mereka sendiri. Keberhasilan Taiwan dalam mengatasi COVID-19 telah mendapatkan pengakuan dunia. Menghadapi serangan dunia maya dan tantangan terkait, Taiwan secara aktif mempromosikan berbagai kebijakan yang dibangun dengan konsep bahwa keamanan informasi adalah keamanan nasional. Meningkatkan kapasitas pelatihan spesialis keamanan TI dan mengembangkan industri keamanan TI dan teknologi inovatif. Tim nasional Taiwan selalu hadir dalam hal pencegahan penyakit atau kejahatan dunia maya.
Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas negara. Taiwan bergandengan tangan kerja sama lintas batas dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia. Penyebaran gambar pornografi anak menjadi musuh publik dunia, pelanggaran hak kekayaan intelektual, dan pencurian rahasia bisnis juga menjadi fokus setiap negara dalam memerangi kejahatan. Penipuan email bisnis dan virus pemerasan (ransomware) menyebabkan kerugian finansial yang serius bagi perusahaan di berbagai negara.
Sementara cryptocurrency telah menjadi jalan untuk transaksi kriminal dan pencucian uang. Internet sangat luas jangkauannya, selama siapa pun mengakses internet, akan bisa menjangkau ke perangkat internet manapun di dunia. Sindikat kejahatan mengeksploitasi anonimitas dan kebebasan internet untuk menyembunyikan identitas mereka dibalik internet dan terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal.
(Baca: RI-Taiwan Bahas Prospek Kerja Sama Dagang dan Ekonomi Pascapandemi )
Kepolisian Taiwan memiliki unit khusus untuk menyelidiki kejahatan teknologi yang terdiri dari penyelidik kejahatan dunia maya profesional, dan telah mendirikan laboratorium forensik digital yang sesuai standar internasional ISO:17025. Kejahatan dunia maya tidak mengenal batas negara, Taiwan berharap dapat bekerja sama dengan seluruh dunia untuk bersama memerangi kejahatan dunia maya ini.
Dengan merajalelanya peretas kelas nasional, berbagi informasi intelijen sangat penting bagi Taiwan. Pada Agustus 2020, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Biro Investigasi Federal (FBI), dan Departemen Pertahanan merilis Laporan Analisis Malware, mengidentifikasi organisasi peretas kelas nasional yang baru-baru ini menggunakan varian malware yang muncul pada tahun 2008 yang dikenal sebagai TAIDOOR untuk meluncurkan serangan. Banyak badan pemerintah dan perusahaan Taiwan sebelumnya menjadi sasaran serangan.
Dalam laporan tahun 2012 tentang malware ini, Trend Micro Inc. mengamati bahwa semua korban berasal dari Taiwan, dan mayoritas adalah organisasi pemerintah. Sektor publik Taiwan mengalami serangan dunia maya dari luar dalam jumlah yang sangat tinggi antara 20 hingga 40 juta kejadian setiap bulan. Menjadi target prioritas serangan hacker kelas nasional, Taiwan telah mampu melacak sumber dan metode serta malware yang digunakan. Dengan berbagi intelijen, Taiwan dapat membantu negara lain menghindari potensi ancaman dan memfasilitasi pembentukan mekanisme keamanan bersama untuk melawan hacker kelas nasional. Selain itu, mengingat bahwa peretas sering menggunakan server perintah dan kontrol untuk menetapkan breakpoint dan menghindari penyelidikan, kerja sama internasional sangat penting untuk menyatukan gambaran komprehensif dari rantai serangan.
(Baca: Pekan Industri Budaya dan Kreatif Indonesia-Taiwan Mengusung 4 Tema )
Dalam perang melawan kejahatan dunia maya, Taiwan dapat membantu. Pada Juli 2016, terjadi penyusupan peretas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Taiwan ketika NT$ 83,27 juta ditarik secara ilegal dari ATM First Commercial Bank. Dalam seminggu, polisi telah memulihkan NT$ 77,48 juta dari dana yang dicuri dan menangkap tiga anggota sindikat peretas — Andrejs Peregudovs, warga Latvia; Mihail Colibaba, warga Rumania; dan Niklae Penkov, warga Moldova — yang sama Sekali belum pernah tersentuh hukum. Insiden tersebut menarik perhatian internasional. Pada bulan September di tahun yang sama, kasus serupa pencurian ATM kembali terjadi di Rumania.
Seorang tersangka Babii diyakini terlibat dalam kedua kasus tersebut, membuat para penyelidik menyimpulkan bahwa pencurian itu dilakukan oleh sindikat yang sama. Atas undangan Badan Uni Eropa untuk Kerja Sama Penegakan Hukum (Europol), Biro Investigasi Kriminal (CIB) Taiwan mengunjungi kantor tersebut sebanyak tiga kali untuk bertukar intelijen dan bukti. Selanjutnya, kedua entitas tersebut mendirikan Operasi TAIEX. CIB memberikan bukti kunci yang diambil dari ponsel tersangka ke Europol, yang menyaring bukti dan mengidentifikasi tersangka utama, yang dikenal sebagai Dennys, yang saat itu berbasis di Spanyol. Setelah itu, Europol dan polisi Spanyol berhasil menangkap membongkar sindikat hacker tersebut.
Perang melawan kejahatan dunia maya membutuhkan kerja sama internasional, dan Taiwan membutuhkan kerja sama dengan semua negara di dunia. Taiwan juga dapat membantu semua negara di dunia, dan bersedia berbagi pengalamannya agar lingkungan jaringan dunia maya lebih aman dan mewujudkan internet yang benar-benar tanpa batas negara. Harap dukung partisipasi Taiwan dalam Sidang Umum INTERPOL tahunan sebagai pengamat, serta pertemuan, mekanisme, dan kegiatan pelatihan INTERPOL. Dengan menyuarakan dukungan Anda untuk Taiwan di berbagai forum internasional, Anda dapat memainkan peran penting dalam memajukan tujuan Taiwan untuk ambil bagian dalam organisasi internasional dengan cara yang pragmatis dan bermakna. Dalam perang melawan kejahatan dunia maya, Taiwan dapat membantu!
(esn)