Rezim Kim Jong-un Dicurigai Latih Lumba-Lumba sebagai Tentara Perang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) dicurigai telah melatih lumba-lumba sebagai tentara perang. Kecurigaan tersebut muncul dari citra satelit yang diperoleh United States Naval Institute (USNI).
Menurut analisa citra satelit oleh USNI, Korea Utara terindikasi melatih lumba-lumba sebagai bagian dari Angkatan Laut-nya.
Gambar-gambar satelit menunjukkan kandang hewan mengambang di perairan keruh, antara galangan kapal dan dermaga pemuatan batu bara, dengan kapal perang berpangkalan di dekatnya.
Menurut analisa USNI, program Korea Utara itu diduga dimulai setidaknya pada Oktober 2015.
Pangkalan lain lebih jauh ke sungai di pinggir kota negara tersebut juga terindikasi menjadi tempat pembiakan lumba-lumba.
Angkatan Laut AS memelopori penggunaan mamalia laut, termasuk lumba-lumba dan singa laut, untuk keperluan militer—seperti melihat ranjau dan menemukan perenang musuh.
Sampai saat ini, hanya Angkatan Laut Rusia, dengan pangkalan di Arktik dan Laut Hitam, yang mengikuti langkah Amerika itu. (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
Meski demikian, ada kemungkinan kandang mamalia laut yang terlihat di Korea Utara adalah sejenis peternakan ikan, yangbanyak di antaranya dijalankan oleh angkatan bersenjata rezim Kim Jong-un. "Namun, penutup yang terlihat pada citra satelit tidak konsisten dengan peternakan ikan lain di negara tersebut," tulis USNI dalam analisa citra satelit tersebut seperti dikutip Fox News, Jumat (13/11/2020).
Kandang yang terpantau satelit juga seukuran lumba-lumba, berdasarkan perbandingan dengan yang digunakan oleh pasukan Amerika dan Rusia.
Korea Utara juga melatih lumba-lumba untuk membuat dolphinarium di Pyongyang, dan, karena tumpang tindih antara aparat militer dan sipil, ada kemungkinan Angkatan Laut-nya juga mendapat manfaat dari program itu.
Menurut analisa citra satelit oleh USNI, Korea Utara terindikasi melatih lumba-lumba sebagai bagian dari Angkatan Laut-nya.
Gambar-gambar satelit menunjukkan kandang hewan mengambang di perairan keruh, antara galangan kapal dan dermaga pemuatan batu bara, dengan kapal perang berpangkalan di dekatnya.
Menurut analisa USNI, program Korea Utara itu diduga dimulai setidaknya pada Oktober 2015.
Pangkalan lain lebih jauh ke sungai di pinggir kota negara tersebut juga terindikasi menjadi tempat pembiakan lumba-lumba.
Angkatan Laut AS memelopori penggunaan mamalia laut, termasuk lumba-lumba dan singa laut, untuk keperluan militer—seperti melihat ranjau dan menemukan perenang musuh.
Sampai saat ini, hanya Angkatan Laut Rusia, dengan pangkalan di Arktik dan Laut Hitam, yang mengikuti langkah Amerika itu. (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
Meski demikian, ada kemungkinan kandang mamalia laut yang terlihat di Korea Utara adalah sejenis peternakan ikan, yangbanyak di antaranya dijalankan oleh angkatan bersenjata rezim Kim Jong-un. "Namun, penutup yang terlihat pada citra satelit tidak konsisten dengan peternakan ikan lain di negara tersebut," tulis USNI dalam analisa citra satelit tersebut seperti dikutip Fox News, Jumat (13/11/2020).
Kandang yang terpantau satelit juga seukuran lumba-lumba, berdasarkan perbandingan dengan yang digunakan oleh pasukan Amerika dan Rusia.
Korea Utara juga melatih lumba-lumba untuk membuat dolphinarium di Pyongyang, dan, karena tumpang tindih antara aparat militer dan sipil, ada kemungkinan Angkatan Laut-nya juga mendapat manfaat dari program itu.
(min)