Rusia Siap Pasok Sistem Pertahanan Udara di Pangkalan Sudan

Jum'at, 13 November 2020 - 15:35 WIB
loading...
Rusia Siap Pasok Sistem...
Personel militer Rusia di Suriah pada 14 September 2020. Foto/Anadolu/Memo
A A A
MOSKOW - Rusia menyatakan siap memasok sistem pertahanan udara untuk pangkalan angkatan laut yang akan dibangun di Sudan .

Rusia mengungkapkan kesiapannya mengirim persenjataan dan peralatan militer untuk Sudan secara gratis dengan tujuan mempertahankan sistem pertahanan udara untuk pangkalan tersebut.

"Proyek tersebut bermula dari keinginan bersama Moskow dan Khartoum untuk memperkuat dan mengembangkan kerja sama militer guna meningkatkan kapasitas pertahanan kedua negara," papar pernyataan Rusia.

Moskow menambahkan, "Kehadiran pangkalan logistik angkatan laut Rusia di Sudan, yang ditetapkan untuk tujuan pertahanan, bertemu dengan tujuan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, dan tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain." (Baca Juga: Lavrov: Biden Mungkin akan Mengekor Obama Soal Kebijakan Terhadap Rusia)

Rusia sebelumnya telah mengungkap draf kesepakatan dengan Khartoum untuk membangun pangkalan logistik angkatan laut di pantai Sudan, Laut Merah. (Lihat Infografis: KTT ASEAN Digelar di Tengah Pergolakan Kekuatan Global)

Rencana pangkalan angkatan laut itu akan mampu mengakomodasi 300 tentara dan pegawai seperti disebutkan dalam kesepakatan. “Kapal-kapal yang dilengkapi peralatan nuklir harus melaksanakan persyaratan keselamatan lingkungan dan nuklir,” ungkap isi proposal kesepakatan itu, dilansir Memo. (Lihat Video: Badai Topan Vamco Terjang Filipina, 32 Desa Terendam Banjir)

Tak lebih dari empat kapal dapat berlabuh di pangkalan itu secara bersamaan.



Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin mengumumkan dalam pernyataan resmi bahwa draf kesepakatan yang awalnya dibahas dengan Sudan akan diajukan pada presiden Rusia.

Pernyataan itu menunjukkan bahwa Sudan telah menyetujui pembangunan pangkalan logistik angkatan laut itu di wilayahnya.

Sudan juga berjanji mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur negaranya untuk merawat dan memasok kapal-kapal perang Rusia dan memberi layanan ramah pada para anggota krunya.

Jangka waktu perjanjian akan diperpanjang selama 25 tahun, dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu sepuluh tahun berturut-turut jika tidak ada pihak yang memberitahukan secara tertulis niatnya untuk mengakhiri perjanjian.

Pada 2017, Presiden Sudan yang digulingkan, Al-Bashir, mengunjungi Moskow dan menandatangani perjanjian untuk memodernisasi Angkatan Bersenjata Sudan dengan bantuan Rusia.

Menyusul deposisi Al-Bashir, tahun lalu otoritas baru Sudan mengonfirmasi komitmen Khartoum terhadap perjanjian politik, ekonomi, dan militer yang ditandatangani dengan Rusia.

Rusia juga mengirimkan penasihat militer dari waktu ke waktu ke negara-negara Afrika, sebagai bagian dari upaya memulihkan pengaruh yang pernah dipegangnya di wilayah tersebut, sebelum runtuhnya Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Oposisi Jerman Desak...
Oposisi Jerman Desak NATO Diganti Aliasi Baru yang Libatkan Rusia dan AS
Pertama Kali di Dunia,...
Pertama Kali di Dunia, Kapal Nirawak Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Su-30 Flanker Rusia
Ini Respons Rusia setelah...
Ini Respons Rusia setelah Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadiri Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China dan Rusia pada Five Eyes
Trump Tegaskan AS Memenangkan...
Trump Tegaskan AS Memenangkan 2 Perang Dunia
Eropa Lepas Aset Beku...
Eropa Lepas Aset Beku Rusia Rp55,1 Triliun, Investor Barat Kecipratan
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Can-Am Pulse dan Origin...
Can-Am Pulse dan Origin Diluncurkan, Motor Off-Road Listrik Ramaikan Pasar Indonesia
Raja Charles III Curhat...
Raja Charles III Curhat Beratnya Perjuangan Melawan Kanker
MAB Ditantang Bikin...
MAB Ditantang Bikin 9.000 Pikap Listrik Buatan Lokal dalam Tiga Tahun
Berita Terkini
Hanya Jadi Boneka, PM...
Hanya Jadi Boneka, PM Yaman Ahmed bin Mubarak Pilih Mundur
Politikus Muslim Ini...
Politikus Muslim Ini Ungkap Rahasia Kesuksesan Singapura
Krisis Kepercayaan pada...
Krisis Kepercayaan pada F-35 AS Dorong Kebangkitan Eropa Kembangkan Jet Tempur Generasi Ke-6
Sandera Israel Ini Terluka...
Sandera Israel Ini Terluka Parah usai Dibom Zionis 2 Kali di Gaza, Memohon Diselamatkan
Jepang Protes Keras...
Jepang Protes Keras karena Wilayahnya Dimasuki Helikopter dan 4 Kapal China
Pria Ini Dapat Transferan...
Pria Ini Dapat Transferan Nyasar Rp256 Juta dari Bank, tapi Menolak Mengembalikan Semuanya
Infografis
Penyebab Jerman Tak...
Penyebab Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved