Biden: Ini Saatnya Menyembuhkan AS
loading...
A
A
A
WASHINGTION - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden menyatakan ini adalah "waktu untuk menyembuhkan" Amerika yang terpecah belah. Hal itu diucapkan Biden dalam pidato pertamanya setelah menang dalam pemilihan presiden (pilpres), bahkan ketika Presiden Donald Trump menolak untuk menyerah.
Kemenangan Biden di negara bagian Pennsylvania yang menjadi medan pertempuran utama menempatkannya berada di atas ambang 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk meraih kursi kepresidenan. Hasil ini juga mengakhiri ketegangan selama empat hariterakhirdan mengirim para pendukungnya ke jalan-jalan di kota besar untuk merayakannya.(Baca juga: Breaking: Menang di Pennsylvania, Biden Raup 284 Electoral Vote )
“Bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan,” kata Biden kepada para pendukungnya yang membunyikan klakson dan bersorak di tempat parkir di kota asalnya Wilmington, Delaware seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/11/2020).
Politisi Demokrat itu berjanji bahwa sebagai presiden ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan mengerahkan kekuatan untuk memerangi pandemi virus Corona, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan bagi keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik.
Tanpa menyebutkan saingannya dari Partai Republik secara langsung, Biden berbicara kepada 70 juta orang Amerika yang memberikan suara untuk mendukung Trump, beberapa di antaranya turun ke jalan pada hari Sabtu untuk berdemonstrasi menentang hasil pilpres.
“Untuk Anda semua yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kehilangan beberapa kali. Tapi sekarang, mari saling memberi kesempatan. Saatnya singkirkan retorika kasar, turunkan tensi, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," serunya.
"Ini adalah waktu untuk menyembuhkan di Amerika," cetusnya.
Dia juga berterima kasih kepada pemilih kulit hitam, mengatakan bahwa bahkan pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membela dirinya. "Mereka selalu mendukungku, dan aku akan mendukungmu," katanya.
Dalam kesempatan itu Biden diperkenalkan oleh pasangannya, Senator AS Kamala Harris, yang akan menjadi wanita pertama, orang Amerika Hitam pertama dan orang Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden, orang nomor dua di negara itu.
"Sungguh bukti karakter Joe bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu penghalang paling substansial yang ada di negara kita, dan memilih seorang wanita sebagai wakil presidennya," kata Harris.
Ucapan selamat mengalir kepada Joe Biden dari luar negeri, termasuk dari Perdana Menteri Inggris yang konservatif Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Kanselir Jerman Angela Merkel, membuat Trump sulit untuk mendorong klaimnya yang berulang kali, tanpa bukti, soal kecurangan pemilu.(Baca juga: Sederet Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat pada Biden-Kamala )
Trump, yang sedang bermain golf ketika jaringan televisi besar mengabarkan kemenangan pesaingan, segera menuduh Biden "bergegas untuk berpura-pura menjadi pemenang".
"Pemilihan ini masih jauh dari selesai," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kemenangan Biden di negara bagian Pennsylvania yang menjadi medan pertempuran utama menempatkannya berada di atas ambang 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk meraih kursi kepresidenan. Hasil ini juga mengakhiri ketegangan selama empat hariterakhirdan mengirim para pendukungnya ke jalan-jalan di kota besar untuk merayakannya.(Baca juga: Breaking: Menang di Pennsylvania, Biden Raup 284 Electoral Vote )
“Bangsa ini telah berbicara. Mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan,” kata Biden kepada para pendukungnya yang membunyikan klakson dan bersorak di tempat parkir di kota asalnya Wilmington, Delaware seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/11/2020).
Politisi Demokrat itu berjanji bahwa sebagai presiden ia akan berusaha untuk menyatukan negara dan mengerahkan kekuatan untuk memerangi pandemi virus Corona, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan bagi keluarga Amerika, dan membasmi rasisme sistemik.
Tanpa menyebutkan saingannya dari Partai Republik secara langsung, Biden berbicara kepada 70 juta orang Amerika yang memberikan suara untuk mendukung Trump, beberapa di antaranya turun ke jalan pada hari Sabtu untuk berdemonstrasi menentang hasil pilpres.
“Untuk Anda semua yang memilih Presiden Trump, saya memahami kekecewaan malam ini. Saya sendiri telah kehilangan beberapa kali. Tapi sekarang, mari saling memberi kesempatan. Saatnya singkirkan retorika kasar, turunkan tensi, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi," serunya.
"Ini adalah waktu untuk menyembuhkan di Amerika," cetusnya.
Dia juga berterima kasih kepada pemilih kulit hitam, mengatakan bahwa bahkan pada saat-saat terendah kampanyenya, komunitas Afrika-Amerika telah membela dirinya. "Mereka selalu mendukungku, dan aku akan mendukungmu," katanya.
Dalam kesempatan itu Biden diperkenalkan oleh pasangannya, Senator AS Kamala Harris, yang akan menjadi wanita pertama, orang Amerika Hitam pertama dan orang Amerika keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden, orang nomor dua di negara itu.
"Sungguh bukti karakter Joe bahwa ia memiliki keberanian untuk mendobrak salah satu penghalang paling substansial yang ada di negara kita, dan memilih seorang wanita sebagai wakil presidennya," kata Harris.
Ucapan selamat mengalir kepada Joe Biden dari luar negeri, termasuk dari Perdana Menteri Inggris yang konservatif Boris Johnson, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Kanselir Jerman Angela Merkel, membuat Trump sulit untuk mendorong klaimnya yang berulang kali, tanpa bukti, soal kecurangan pemilu.(Baca juga: Sederet Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat pada Biden-Kamala )
Trump, yang sedang bermain golf ketika jaringan televisi besar mengabarkan kemenangan pesaingan, segera menuduh Biden "bergegas untuk berpura-pura menjadi pemenang".
"Pemilihan ini masih jauh dari selesai," katanya dalam sebuah pernyataan.
(ber)