Pemimpin Perempuan di Tiga Negara Ini Sukses Tangani Corona

Kamis, 16 April 2020 - 06:47 WIB
loading...
Pemimpin Perempuan di...
Benarkah pemimpin perempuan lebih mumpuni dalam menangani pandemi corona dibandingkan laki-laki? Boleh jadi begitu. Setidaknya kita bisa melihat bagaimana kesuksesan Taiwan, Jerman, dan Selandia dalam menghambat merebaknya virus Covid-19 tersebut. Foto/Is
A A A
TAIPEI - Benarkah pemimpin perempuan lebih mumpuni dalam menangani pandemi corona dibandingkan laki-laki? Boleh jadi begitu. Setidaknya kita bisa melihat bagaimana kesuksesan Taiwan, Jerman, dan Selandia dalam menghambat merebaknya virus Covid-19 tersebut.

Taiwan ada Presiden Tsai Ing Wen, Jerman dipimpin Kanselir Angela Merkel, dan Selandia Baru dimandori oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern. Mereka berhasil rata-rata karena tindakannya yang sangat cekatan, berani ambil risiko, dan preventif dalam menangani virus korona.

Di Taiwan, misalnya, kebijakan intervensi dini dikontrol sehingga pandemi corona tidak menyebar luas. Mereka juga mengekspor jutaan masker ke Eropa dan negara lain. Kalau Jerman, melaksanakan pengujian Covid-19 secara massal sebanyak 350.000 setiap pekan. Langkah itu mampu mendeteksi pasien yang terinfeksi virus dan bisa mengisolasi diri serta memberikan pelayanan bagi pasien. Kalau Selandia Baru, pemerintah bergerak cepat dengan menutup pariwisata dan memberlakukan isolasi wilayah di seluruh negara selama sebulan.

Tiga negara tersebut mendapatkan pujian dalam penanganan pandemi virus korona yang mematikan itu. Tiga tempat itu juga menjadi representasi penanganan Covid-19, satu di jantung Eropa, satu di Asia, dan satunya di kawasan Pasifik Selatan. Kesamaannya, ketiga negara itu dipimpin oleh pemimpin perempuan. Kesuksesan perempuan memimpin pemerintahan dalam menghadapi pandemi global itu menjadi catatan penting. Pasalnya, jumlah pemimpin perempuan yang berkuasa masih sangat minim, hanya 7%. Berarti 93% pemimpin negara-negara dunia dikuasai kaum adam.

Tiga negara tersebut mengembangkan demokrasi multipartai dengan tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap pemerintahannya. Mereka menghadapi pandemi sejak dini dan menggunakan intervensi sains. Mereka juga mengimplementasikan pengujian secara luas, akses mudah terhadap perawatan medis, pelacakan agresif terhadap pasien, dan pembatasan sosial.

Taiwan, negara demokrasi dengan 24 juta penduduk, langsung memerintahkan pemeriksaan semua penumpang asal Wuhan, China ketika wabah itu mulai terdeteksi Desember lalu. Presiden Tsai Ing Wen pun langsung mendirikan pusat komando epidemi dan meningkatkan produksi masker serta alat pelindung diri (APD). Dia juga membatasi penerbangan dari China, Hong Kong, dan Makau. Langkah agresif Taiwan menjadikan negara itu hanya memiliki 393 kasus dan 6 orang meninggal karena virus berbentuk mahkota tersebut.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga mendapatkan pujian karena tingkat kematian akibat Covid-19 di negara itu yang cukup rendah dibandingkan negara Eropa lain. Doktor bidang kimia kuantum itu langsung meningkatkan jumlah tempat tidur di unit intensif rumah sakit dan melaksanakan pengujian virus korona secara massal.

“Mungkin kekuatan terbesar di Jerman adalah membuat keputusan secara rasional pada tataran tertinggi pemerintahan dan dikombinasikan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi,” kata Hans-Georg Kräusslich, kepala divisi virologi di Universitas Rumah Sakit di Heiderlberg, kepada New York Times.

Sementara itu, PM Selandia Baru Jacinda Ardern langsung menutup perbatasan Selandia Baru bagi wisatawan asing sejak 19 Maret dan mengumumkan isolasi wilayah selama empat pekan pada 23 Maret. Dia meminta warga tetap bertahan di rumah, kecuali pekerja medis dan keamanan. Pengujian Covid-19 juga dilaksanakan secara massal. Selandia hanya mencatat 1.300 kasus dan 9 kematian. “Menghadapi ancaman terbesar bagi kesehatan manusia, kita melihat Negeri Kiwi itu benar-benar tenang dan mengimplementasikan tembok perbatasan negara,” katanya.

Selain tiga negara tersebut, lima negara Skandinavia lainnya juga dipimpin perempuan. Negara tersebut memiliki tingkat kematian yang rendah karena virus korona. Misalnya PM Finlandia Sanna Martin, 34, pemimpin termuda di dunia dengan tingkat popularitas hingga 85%, mampu menyiapkan negaranya menghadapi pandemi dengan korban 59 orang meninggal. PM Islandia Katrín Jakobsdóttir yang mengatur 360.000 penduduk juga dipuji karena mampu mengatasi penyebaran virus korona. Dia melakukan pengujian massal dan pelacakan pasien serta karantina.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Friedrich Merz Terpilih...
Friedrich Merz Terpilih sebagai Kanselir Jerman pada Upaya Kedua
PM Selandia Baru Bakal...
PM Selandia Baru Bakal Melarang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial
Oposisi Jerman Desak...
Oposisi Jerman Desak NATO Diganti Aliasi Baru yang Libatkan Rusia dan AS
5 Negara yang Wilayahnya...
5 Negara yang Wilayahnya Pernah Diklaim Milik China, Siapa Saja?
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Guru Perempuan Ini Hamil...
Guru Perempuan Ini Hamil dan Lahirkan Bayi dari Siswa Kelas 6 SD, Akhirnya Dipenjara
Hasil Undian Taipei...
Hasil Undian Taipei Open 2025, Dejan/Fadia dan Apriyani/Febi Jumpa Lawan dari Kualifikasi
Robert Francis Prevost...
Robert Francis Prevost Jadi Paus Pertama Kelahiran Amerika
Trump Buka Opsi Turunkan...
Trump Buka Opsi Turunkan Tarif Impor China Jelang Negosiasi Akhir Pekan Ini
Rekomendasi
Perusahaan Barat yang...
Perusahaan Barat yang Dulu Kabur, Merapat Kembali ke Rusia usai Boncos Rp4.941 Triliun
BRI Peduli Turut Bangun...
BRI Peduli Turut Bangun SDM Unggul melalui Bantuan Pendidikan di Daerah 3T
TNI Kembali Tepis Isu...
TNI Kembali Tepis Isu Miring Pembatalan Mutasi Letjen Kunto: Cuma Cocokologi
Berita Terkini
6 Jet Tempur yang Duel...
6 Jet Tempur yang Duel Udara dalam Perang India-Pakistan
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh 25 Drone Kamikaze Israel yang Dioperasikan India
2 Tentara Israel Tewas...
2 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Sengit Melawan Hamas
AS: Jet Tempur J-10...
AS: Jet Tempur J-10 China Milik Pakistan Tembak Jatuh 2 Pesawat India, Salah Satunya Rafale
Duel Maut Jet Tempur...
Duel Maut Jet Tempur India-Pakistan Panaskan Langit Asia, Rudal China dan Eropa Adu Tajam
Dipantau Kim Jong-un,...
Dipantau Kim Jong-un, Korea Utara Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir
Infografis
Negara NATO Ini Klaim...
Negara NATO Ini Klaim akan Diinvasi Rusia dalam Beberapa Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved