Serangan Atas Nama Islam Membuat Muslim Prancis Makin Terstigmatisasi

Selasa, 03 November 2020 - 13:15 WIB
loading...
A A A
Banyak serangan yang dilakukan umat Islam dan rencana “separatisme” oleh Macron membuat umat Islam semakin tersudutkan. Banyak organisasi Muslim juga memberikan perhatian terhadap definisi sekularisme yang belum jelas. (Baca juga: Usai Liburan, Kembali Bugar dengan Olahraga Ringan)

“Kehadiran Islam tidak dilihat oleh masyarakat Prancis,” kata Tareq Oubrou, salah satu imam ternama di Bordeaux. Ketegangan terhadap umat Islam sebenarnya pernah terjadi pada 2004 ketika adanya larangan penggunaan jilbab di ruangan kelas dan larangan penutup wajah pada 2010. “Sekularisme menjadi asap kaca yang bisa mengancam Islam,” kata Benaissa.

Rim-Sarah Alouane, kandidat doktor di Universitas Toulouse Capitole, mengungkapkan sejak 1990, sekularisme menjadi alat politik untuk membatasi tanda agama, khususnya umat Islam. “Seharusnya negara ini menghargai dan menghormati keragaman dan bukan menganggapnya sebagai ancaman,” katanya.

Kebangkitan Islam dalam pandangan publik berangsur-angsur menjadi ancaman bagi identitas Prancis. Itu disampaikan dengan kelompok kanan jauh. Selama bertahun-tahun, kehadiran masjid diabaikan, seperti sekolah Muslim. (Lihat videonya: Gubernur DKI Umumkan Kenaikan UMP 2021 di Tengah Pandemi)

Muslim pria datang ke Prancis untuk bekerja setelah Perang Dunia II. Pada 1970-an, migran Muslim bekerja di pabrik mobil, konstruksi, dan sektor lainnya yang penting bagi Prancis. Banyak pabrik pun mendirikan ruang salat. Namun ketika perempuan bercadar bekerja di perusahaan Prancis, justru terjadi penolakan. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tentara Prancis Mulai...
Tentara Prancis Mulai Hengkang dari Senegal, Negara Bekas Jajahannya
5 Negara Calon Pemimpin...
5 Negara Calon Pemimpin Baru NATO Jika AS Keluar, Salah Satunya Berpenduduk Mayoritas Muslim
Jerman Ogah Memiliki...
Jerman Ogah Memiliki Senjata Nuklir, Pilih Andalkan Prancis dan Inggris
Akhir Dominasi Prancis...
Akhir Dominasi Prancis di Afrika, Macron Tarik Pasukan Militer dari Senegal
5 Negara NATO dengan...
5 Negara NATO dengan Militer Terkuat Jika Amerika Serikat Keluar, Siapa Saja?
10 Negara Paling Bersih...
10 Negara Paling Bersih di Dunia, Eropa Mendominasi
Moskow Bandingkan Macron...
Moskow Bandingkan Macron dengan Hitler yang Berambisi Melawan Rusia
Kebaya Harus Distandardisasi
Kebaya Harus Distandardisasi
Macron Sebut Rusia Ancaman...
Macron Sebut Rusia Ancaman bagi Prancis dan Uni Eropa
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
34 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
4 Perlawanan Houthi...
4 Perlawanan Houthi atas Serangan AS dan Inggris ke Yaman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved