Prancis Bubarkan Grup Diaspora Turki ‘Grey Wolves’
loading...
A
A
A
PARIS - Prancis mengumumkan grup nasionalis Turki yang disebut "Grey Wolves" akan segera menjadi organisasi yang dilarang di negara Eropa itu.
“Dewan Makan membuat keputusan ini dalam rapat pada Rabu,” ungkap Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin pada Komisi Hukum Majelis Nasional, menurut media lokal.
Keputusan itu diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara Prancis dan Turki dalam beberapa bulan terakhir.
Disebut dalam bahasa Turki sebagai Ulku Ocaklari, kelompok ini sering disebut sebagai Serigala Abu-abu di media Prancis. (Baca Juga: Macron Sebut Posisinya Bukan Mendukung Konten Kartun)
Grup ini menyatukan berbagai asosiasi lokal di seluruh negeri untuk mempromosikan bahasa dan budaya Turki, serta mengatur kegiatan sosial untuk memperkuat solidaritas di antara anggota komunitas Turki di Prancis. (Lihat Infografis: Lebih Difavoritkan Dunia, Berikut Profil Joe Biden)
Di situsnya, kelompok itu mengatakan menolak segala macam ekstremisme dan mempromosikan proyek sosial untuk integrasi diaspora Turki ke dalam masyarakat Prancis. (Lihat Video: Debat Calon Presiden AS, Trump vs Biden Panas Sejak Awal)
Dalam beberapa pekan terakhir, anggota kelompok itu mengorganisir demonstrasi damai yang memprotes serangan militer Armenia terhadap Azerbaijan dan pendudukan ilegal di Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh.
Pemerintah Prancis dalam perang di Karabakh Atas mendukung Armenia. Adapun Turki mendukung Azerbaijan dalam perang tersebut.
Turki menjadi salah satu pengkritik utama pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
“Dewan Makan membuat keputusan ini dalam rapat pada Rabu,” ungkap Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin pada Komisi Hukum Majelis Nasional, menurut media lokal.
Keputusan itu diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara Prancis dan Turki dalam beberapa bulan terakhir.
Disebut dalam bahasa Turki sebagai Ulku Ocaklari, kelompok ini sering disebut sebagai Serigala Abu-abu di media Prancis. (Baca Juga: Macron Sebut Posisinya Bukan Mendukung Konten Kartun)
Grup ini menyatukan berbagai asosiasi lokal di seluruh negeri untuk mempromosikan bahasa dan budaya Turki, serta mengatur kegiatan sosial untuk memperkuat solidaritas di antara anggota komunitas Turki di Prancis. (Lihat Infografis: Lebih Difavoritkan Dunia, Berikut Profil Joe Biden)
Di situsnya, kelompok itu mengatakan menolak segala macam ekstremisme dan mempromosikan proyek sosial untuk integrasi diaspora Turki ke dalam masyarakat Prancis. (Lihat Video: Debat Calon Presiden AS, Trump vs Biden Panas Sejak Awal)
Dalam beberapa pekan terakhir, anggota kelompok itu mengorganisir demonstrasi damai yang memprotes serangan militer Armenia terhadap Azerbaijan dan pendudukan ilegal di Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh.
Pemerintah Prancis dalam perang di Karabakh Atas mendukung Armenia. Adapun Turki mendukung Azerbaijan dalam perang tersebut.
Turki menjadi salah satu pengkritik utama pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait penerbitan kartun yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
(sya)