Awas, Jepang akan Buang Air Terkontaminasi Radiasi Nuklir ke Laut
loading...
A
A
A
TOKYO - Hampir satu dekade setelah bencana nuklir Fukushima, pemerintah Jepang telah memutuskan untuk membuang air terkontaminasi dari fasilitas nuklir itu ke laut.
Laporan media hari ini menyatakan pengumuman resmi akan dibuat segera akhir bulan ini. Keputusan ini dapat membuat marah beberapa negara tetangga seperti Korea Selatan (Korsel) yang meningkatkan tes radiasi pada makanan dari Jepang.
Tindakan pemerintah Jepang itu juga dapat merusak industri perikanan di Fukushima yang telah menolak rencana itu selama bertahun-tahun.
Air kontaminasi di fasilitas nuklir Fukushima Daiichi itu telah menjadi masalah lama bagi Jepang karena proses penonaktifan membutuhkan waktu beberapa dekade.
Lebih dari stu juta ton air terkontaminasi itu saat ini disimpan di sejumlah tangki besar di fasilitas nuklir itu. Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) itu dikelola Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. Fasilitas itu mengalami kebocoran nuklir setelah gempa bumi dan tsunami 2011.
Menteri Industri Jepang Hiroshi Kajiyama menyatakan belum ada keputusan yang dibuat untuk membuang air itu tapi pemerintah bertujuan melakukannya segera. (Baca Juga: Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai Meski Kalah di Pilpres)
“Untuk mencegah semua penundaan dalam proses penonaktifan, kami perlu membuat keputusan dengan cepat,” ujar Kajiyama yang tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk jangka waktunya. (Lihat Infografis: Lepas Pantai Indonesia Akan Dijaga Oleh Senjata Canggih Turki)
Surat kabar Asahi melaporkan, pembuangan air terkontaminasi itu diperkirakan membutuhkan sekitar dua tahun untuk persiapan karena air itu harus melalui proses filter sebelum dapat dicampur dengan air laut dan akhirnya dilepas ke laut.
Pada 2018, Tokyo Electric meminta maaf setelah mengakui sistem penyaringan tidak membuang semua materi berbahaya dari air itu. Air itu dikumpulkan dari pipa-pipa pendingin yang digunakan untuk membuat inti bahan bakar nuklir tidak meleleh saat fasilitas itu rusak.
Tokyo Electric berencana membuang semua partikel radioaktif dari air itu kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dan dianggap tak terlalu berbahaya.
Pekan lalu, perwakilan industri ikan Jepang mendesak pemerintah tak mengizinkan air terkontaminasi itu dibuang ke laut dari fasilitas itu karena akan merusak upaya industri perikanan dalam memulihkan reputasinya.
Laporan media hari ini menyatakan pengumuman resmi akan dibuat segera akhir bulan ini. Keputusan ini dapat membuat marah beberapa negara tetangga seperti Korea Selatan (Korsel) yang meningkatkan tes radiasi pada makanan dari Jepang.
Tindakan pemerintah Jepang itu juga dapat merusak industri perikanan di Fukushima yang telah menolak rencana itu selama bertahun-tahun.
Air kontaminasi di fasilitas nuklir Fukushima Daiichi itu telah menjadi masalah lama bagi Jepang karena proses penonaktifan membutuhkan waktu beberapa dekade.
Lebih dari stu juta ton air terkontaminasi itu saat ini disimpan di sejumlah tangki besar di fasilitas nuklir itu. Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) itu dikelola Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. Fasilitas itu mengalami kebocoran nuklir setelah gempa bumi dan tsunami 2011.
Menteri Industri Jepang Hiroshi Kajiyama menyatakan belum ada keputusan yang dibuat untuk membuang air itu tapi pemerintah bertujuan melakukannya segera. (Baca Juga: Trump Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai Meski Kalah di Pilpres)
“Untuk mencegah semua penundaan dalam proses penonaktifan, kami perlu membuat keputusan dengan cepat,” ujar Kajiyama yang tidak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk jangka waktunya. (Lihat Infografis: Lepas Pantai Indonesia Akan Dijaga Oleh Senjata Canggih Turki)
Surat kabar Asahi melaporkan, pembuangan air terkontaminasi itu diperkirakan membutuhkan sekitar dua tahun untuk persiapan karena air itu harus melalui proses filter sebelum dapat dicampur dengan air laut dan akhirnya dilepas ke laut.
Pada 2018, Tokyo Electric meminta maaf setelah mengakui sistem penyaringan tidak membuang semua materi berbahaya dari air itu. Air itu dikumpulkan dari pipa-pipa pendingin yang digunakan untuk membuat inti bahan bakar nuklir tidak meleleh saat fasilitas itu rusak.
Tokyo Electric berencana membuang semua partikel radioaktif dari air itu kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dan dianggap tak terlalu berbahaya.
Pekan lalu, perwakilan industri ikan Jepang mendesak pemerintah tak mengizinkan air terkontaminasi itu dibuang ke laut dari fasilitas itu karena akan merusak upaya industri perikanan dalam memulihkan reputasinya.
(sya)