Pekan Depan Turki Uji Sistem Pertahanan Rudal S-400
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki berencana untuk menguji sistem pertahanan rudal S-400 minggu depan di sebuah situs di pantai Laut Hitam. Meskipun langkah tersebut tidak berarti bahwa Turki segera mengaktifkan sistem Rusia, laporan di Ankara menunjukkan bahwa aktivasi S-400 dapat digunakan sebagai kartu untuk mempengaruhi konflik di Nagorno Karabakh.
Latihan, di mana 10 drone target Banshee buatan Inggris juga akan digunakan untuk menguji S-400, akan berlangsung hingga 16 Oktober. Kemampuan keterlibatan senjata S-400, serta kemampuan deteksi dan pelacakan radar sistem dan potensi sistem komunikasi, akan diuji.
"Waktu pengujian hanya mendorong kami pada kesimpulan bahwa ini mungkin merupakan instrumen pengiriman pesan ke Rusia dan Armenia," ujar seorang analis di Institut Urusan Internasional Polandia yang berbasis di Warsawa, Karol Wasilewski, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (7/10/2020).(Baca juga: Turki Kritik Upaya Gencatan Senjata Akhiri Konflik Nagorno-Karabakh )
Menurut Wasilewski, Turki mungkin ingin menunjukkan tekadnya pada masalah Nagorno-Karabakh dan membujuk Rusia untuk bernegosiasi tentang konflik tersebut.
“Ini bukan tes pertama. Yang pertama terjadi pada November 2019. Turki mencobanya sekali dan tidak ada konsekuensi, jadi saya pikir sekarang pengambil keputusan juga yakin tidak akan ada konsekuensi,” tukasnya.(Baca juga: NATO Berharap Turki Bantu Damaikan Armenia-Azerbaijan )
Latihan, di mana 10 drone target Banshee buatan Inggris juga akan digunakan untuk menguji S-400, akan berlangsung hingga 16 Oktober. Kemampuan keterlibatan senjata S-400, serta kemampuan deteksi dan pelacakan radar sistem dan potensi sistem komunikasi, akan diuji.
"Waktu pengujian hanya mendorong kami pada kesimpulan bahwa ini mungkin merupakan instrumen pengiriman pesan ke Rusia dan Armenia," ujar seorang analis di Institut Urusan Internasional Polandia yang berbasis di Warsawa, Karol Wasilewski, seperti dikutip dari Arab News, Rabu (7/10/2020).(Baca juga: Turki Kritik Upaya Gencatan Senjata Akhiri Konflik Nagorno-Karabakh )
Menurut Wasilewski, Turki mungkin ingin menunjukkan tekadnya pada masalah Nagorno-Karabakh dan membujuk Rusia untuk bernegosiasi tentang konflik tersebut.
“Ini bukan tes pertama. Yang pertama terjadi pada November 2019. Turki mencobanya sekali dan tidak ada konsekuensi, jadi saya pikir sekarang pengambil keputusan juga yakin tidak akan ada konsekuensi,” tukasnya.(Baca juga: NATO Berharap Turki Bantu Damaikan Armenia-Azerbaijan )
(ber)