Arab Saudi 'Paksa' Para Pengusaha Hentikan Investasi di Turki
loading...
A
A
A
RIYADH - Para pengusaha yang mengimpor barang-barang dari Turki ke Arab Saudi baru-baru ini menandatangani janji pada Kementerian Perdagangan Saudi agar tidak mengimpor barang-barang dari Turki lagi.
Informasi itu terungkap dari akun Twitter milik Mujtahidd. Menurut tweet itu, para trader Saudi dipanggil ke Kementerian Perdagangan dan aktivitas komersial mereka diselidiki. Mereka kemudian diminta menghentikan impor barang-barang dari Turki .
Dalam tweet lain, whistleblower itu mengklaim, “Mereka yang memiliki investasi besar di Turki dipaksa untuk mengizinkan orang ketiga menjual investigasi mereka dan membayarkan kembali uang ke kerajaan.”
“Mereka dicegah meninggalkan negara dan mereka yang menolak dipenjara,” ungkap tweet itu.
“Para investor beruntung yang berada di luar negeri, kehilangan properti mereka di negara itu. Beberapa dari mereka berupaya menjual properti mereka sebelum diambil alih dan menjualnya dengan harga rendah,” papar tweet itu.
Berbagai laporan itu mengonfirmasi informasi yang dirilis surat kabar Turki , Cumhuriyet, yang menyatakan Saudi bertujuan memutus semua hubungan ekonomi dengan Turki.
Selama beberapa tahun terakhir, hubungan antara Turki dan beberapa negara Teluk seperti Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) memanas akibat perbedaan dalam tujuan kebijakan luar negeri. (Baca Juga: Perang Pecah di Nagorno Karabakh, OKI Kutuk 'Agresi' Armenia)
Turki mendukung oposisi di Suriah dan pemerintahan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya. Saudi dan aliansinya memiliki hubungan lebih baik dengan rezim Suriah dan mendukung Marsekal Khalifa Haftar di Libya. (Baca Infografis: Perang Pecah, Fakta Kekuatan Militer Azerbaijan dan Armenia)
Isu lain antara Turki dan Saudi adalah pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi pada Oktober 2018, yang terjadi di konsulat Saudi di Istanbul. Turki mengadili 20 tersangka dan menyebut nama-nama yang terlibat dalam tim yang membunuh Khashoggi. (Lihat Video: Oknum Polisi Gelar Resepsi Pernikahan Mewah di Labuhanbatu Viral di Media Sosial)
Informasi itu terungkap dari akun Twitter milik Mujtahidd. Menurut tweet itu, para trader Saudi dipanggil ke Kementerian Perdagangan dan aktivitas komersial mereka diselidiki. Mereka kemudian diminta menghentikan impor barang-barang dari Turki .
Dalam tweet lain, whistleblower itu mengklaim, “Mereka yang memiliki investasi besar di Turki dipaksa untuk mengizinkan orang ketiga menjual investigasi mereka dan membayarkan kembali uang ke kerajaan.”
“Mereka dicegah meninggalkan negara dan mereka yang menolak dipenjara,” ungkap tweet itu.
“Para investor beruntung yang berada di luar negeri, kehilangan properti mereka di negara itu. Beberapa dari mereka berupaya menjual properti mereka sebelum diambil alih dan menjualnya dengan harga rendah,” papar tweet itu.
Berbagai laporan itu mengonfirmasi informasi yang dirilis surat kabar Turki , Cumhuriyet, yang menyatakan Saudi bertujuan memutus semua hubungan ekonomi dengan Turki.
Selama beberapa tahun terakhir, hubungan antara Turki dan beberapa negara Teluk seperti Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) memanas akibat perbedaan dalam tujuan kebijakan luar negeri. (Baca Juga: Perang Pecah di Nagorno Karabakh, OKI Kutuk 'Agresi' Armenia)
Turki mendukung oposisi di Suriah dan pemerintahan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya. Saudi dan aliansinya memiliki hubungan lebih baik dengan rezim Suriah dan mendukung Marsekal Khalifa Haftar di Libya. (Baca Infografis: Perang Pecah, Fakta Kekuatan Militer Azerbaijan dan Armenia)
Isu lain antara Turki dan Saudi adalah pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi pada Oktober 2018, yang terjadi di konsulat Saudi di Istanbul. Turki mengadili 20 tersangka dan menyebut nama-nama yang terlibat dalam tim yang membunuh Khashoggi. (Lihat Video: Oknum Polisi Gelar Resepsi Pernikahan Mewah di Labuhanbatu Viral di Media Sosial)
(sya)