Di PBB, Belarusia Tuduh Barat Coba Tabur Kekacauan dan Anarki
loading...
A
A
A
MINSK - Menteri Luar Negeri Belarusia , Vladimir Makei, menuduh negara-negara Barat berusaha menabur kekacauan dan anarki di bekas republik Soviet. Belarusia telah diguncang oleh aksi protes jalanan sejak pemilihan presiden bulan lalu.
"Kami melihat upaya untuk membuat situasi di negara itu tidak stabil," katanya kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sebuah pernyataan video.
"Gangguan dalam urusan internal kami, sanksi, dan pembatasan lain di Belarusia akan berdampak sebaliknya, dan berbahaya bagi semua orang," sambungnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (27/9/2020).
Lebih dari 12.000 orang telah ditangkap sejak Presiden Alexander Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilu 9 Agustus yang dikecam pihak oposisi karena dinilai penuh dengan kecurangan.
Lukashenko tiba-tiba dilantik pada hari Rabu dalam apa yang disebut Biden sebagai "upacara palsu," pada hari yang sama ketika berita AS didominasi oleh Trump yang menolak untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam upayanya agar terpilih kembali melawan Biden pada 3 November mendatang.(Baca juga: Lukashenko Tiba-tiba Dilantik, Oposisi Belarusia Semakin Marah )
"Pernyataan yang penuh dengan sinisme telah dibuat oleh serangkaian kolega Barat kami tentang dugaan kepedulian mereka terhadap kedaulatan dan kesejahteraan Belarusia," kata Makei kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Pada kenyataannya mereka tidak lain adalah upaya untuk membawa kekacauan dan anarki ke negara kami," imbuhnya.
Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada diperkirakan akan segera menjatuhkan sanksi pada individu Belarusia atas apa yang dilihat pemerintah itu sebagai pemilihan yang curang dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, kata sumber kepada Reuters. (Baca juga: Inggris Berencana Sanksi Belarusia atas Dugaan Pelanggaran HAM )
"Kami melihat upaya untuk membuat situasi di negara itu tidak stabil," katanya kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sebuah pernyataan video.
"Gangguan dalam urusan internal kami, sanksi, dan pembatasan lain di Belarusia akan berdampak sebaliknya, dan berbahaya bagi semua orang," sambungnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (27/9/2020).
Lebih dari 12.000 orang telah ditangkap sejak Presiden Alexander Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang telak dalam pemilu 9 Agustus yang dikecam pihak oposisi karena dinilai penuh dengan kecurangan.
Lukashenko tiba-tiba dilantik pada hari Rabu dalam apa yang disebut Biden sebagai "upacara palsu," pada hari yang sama ketika berita AS didominasi oleh Trump yang menolak untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam upayanya agar terpilih kembali melawan Biden pada 3 November mendatang.(Baca juga: Lukashenko Tiba-tiba Dilantik, Oposisi Belarusia Semakin Marah )
"Pernyataan yang penuh dengan sinisme telah dibuat oleh serangkaian kolega Barat kami tentang dugaan kepedulian mereka terhadap kedaulatan dan kesejahteraan Belarusia," kata Makei kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Pada kenyataannya mereka tidak lain adalah upaya untuk membawa kekacauan dan anarki ke negara kami," imbuhnya.
Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada diperkirakan akan segera menjatuhkan sanksi pada individu Belarusia atas apa yang dilihat pemerintah itu sebagai pemilihan yang curang dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, kata sumber kepada Reuters. (Baca juga: Inggris Berencana Sanksi Belarusia atas Dugaan Pelanggaran HAM )
(ber)