Mengkhawatirkan, Eropa Catat 54.000 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
loading...
A
A
A
KOPENHAGEN - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO , memperingatkan tentang tingkat penularan Covid-19 yang mengkhawatirkandi seluruh Eropa . Badan itu memperingatkan negara-negara Eropa tidak mempersingkat periode karantina karena berusaha keras untuk menemukan cara untuk mengurangi infeksi tanpa melakukan penguncian wilayah atau lockdown baru.
Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di Eropa pada bulan September mencetak rekor baru pekan lalu, dengan sekitar 54.000 kasus tercatat dalam 24 jam yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua.
"Meskipun angka-angka ini mencerminkan pengujian yang lebih komprehensif, angka itu juga menunjukkan tingkat penularan yang mengkhawatirkan di seluruh kawasan," katanya dalam konferensi pers online dari Kopenhagen seperti disitir dari CBS, Jumat (18/9/2020).
Kluge berbicara ketika jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia mendekati angka 30 juta, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins. Lebih dari 942.000 orang di seluruh dunia telah meninggal karena virus tersebut.(Baca juga: Lebih dari 30 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona )
Dalam komentar lebih lanjut pada hari Kamis, WHO Eropa mengatakan tidak akan mengubah pedomannya untuk masa karantina 14 hari bagi mereka yang terpapar virus.
"Rekomendasi itu berdasarkan pemahaman kami tentang masa inkubasi dan penularan penyakit. Kami hanya akan merevisi itu atas dasar perubahan pemahaman kami tentang sains," kata petugas darurat senior WHO Eropa Catherine Smallwood.
Di seluruh Eropa, pemerintah berjuang untuk menahan lonjakan kasus baru, sambil ingin menghindari menimbulkan kerusakan baru pada ekonomi mereka dan memberlakukan pembatasan baru yang luas pada populasi mereka yang lelah akibat virus.
Di Inggris, langkah-langkah baru akan berlaku mulai Jumat waktu setempat, dengan Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan bahwa pub mungkin harus tutup lebih awal untuk membantu menghindari gelombang kedua kasus virus Corona.
Penduduk Inggris bagian timur laut, termasuk kota Newcastle dan Sunderland, tidak akan lagi diizinkan untuk bertemu orang-orang di luar rumah atau lingkaran sosial langsung mereka.
Pemerintah Inggris, yang menghadapi kritik atas kurangnya kapasitas pengujian, memberlakukan aturan di seluruh negara itu pada hari Senin yang membatasi sosialisasi kelompok yang terdiri dari enam orang atau kurang, karena kasus harian mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak awal Mei.
Inggris telah menjadi negara terparah di Eropa dengan hampir 42.000 kematian.(Baca juga: Oxfam: Separuh Vaksin Covid-19 Dunia Sudah Dikuasai Negara-negara Kaya )
Sementara itu, pub di Dublin akan tetap tutup ketika pub di luar Ibu Kota Irlandia dibuka kembali pekan depan, kata otoritas setempat pekan ini menyusul lonjakan kasus virus Corona. Perdana Menteri Micheal Martin mengatakan pemerintah akan memperkenalkan "langkah-langkah tambahan" untuk menekan penyebaran virus, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 1.800 orang di Irlandia.
Sementara itu, kota Madrid Spanyol membatalkan rencana penguncian dan mengatakan akan bergerak untuk "mengurangi mobilitas serta kontak" di daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi.
Austria mengumumkan bahwa pertemuan dalam ruangan pribadi akan dibatasi untuk 10 orang, termasuk semua pesta, acara pribadi, dan pertemuan di dalam ruangan.
Kanselir Austria Sebastian Kurz telah memperingatkan awal pekan ini bahwa negara Alpen itu sedang memasuki gelombang kedua infeksi.
Sedangkan Prancis telah mengurangi durasi isolasi diri yang direkomendasikan menjadi tujuh hari, sedangkan di Inggris dan Irlandia 10 hari. Beberapa negara Eropa lainnya, seperti Portugal dan Kroasia, juga mempertimbangkan karantina yang lebih pendek.
Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di Eropa pada bulan September mencetak rekor baru pekan lalu, dengan sekitar 54.000 kasus tercatat dalam 24 jam yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua.
"Meskipun angka-angka ini mencerminkan pengujian yang lebih komprehensif, angka itu juga menunjukkan tingkat penularan yang mengkhawatirkan di seluruh kawasan," katanya dalam konferensi pers online dari Kopenhagen seperti disitir dari CBS, Jumat (18/9/2020).
Kluge berbicara ketika jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia mendekati angka 30 juta, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins. Lebih dari 942.000 orang di seluruh dunia telah meninggal karena virus tersebut.(Baca juga: Lebih dari 30 Juta Orang di Dunia Terinfeksi Virus Corona )
Dalam komentar lebih lanjut pada hari Kamis, WHO Eropa mengatakan tidak akan mengubah pedomannya untuk masa karantina 14 hari bagi mereka yang terpapar virus.
"Rekomendasi itu berdasarkan pemahaman kami tentang masa inkubasi dan penularan penyakit. Kami hanya akan merevisi itu atas dasar perubahan pemahaman kami tentang sains," kata petugas darurat senior WHO Eropa Catherine Smallwood.
Di seluruh Eropa, pemerintah berjuang untuk menahan lonjakan kasus baru, sambil ingin menghindari menimbulkan kerusakan baru pada ekonomi mereka dan memberlakukan pembatasan baru yang luas pada populasi mereka yang lelah akibat virus.
Di Inggris, langkah-langkah baru akan berlaku mulai Jumat waktu setempat, dengan Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan bahwa pub mungkin harus tutup lebih awal untuk membantu menghindari gelombang kedua kasus virus Corona.
Penduduk Inggris bagian timur laut, termasuk kota Newcastle dan Sunderland, tidak akan lagi diizinkan untuk bertemu orang-orang di luar rumah atau lingkaran sosial langsung mereka.
Pemerintah Inggris, yang menghadapi kritik atas kurangnya kapasitas pengujian, memberlakukan aturan di seluruh negara itu pada hari Senin yang membatasi sosialisasi kelompok yang terdiri dari enam orang atau kurang, karena kasus harian mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak awal Mei.
Inggris telah menjadi negara terparah di Eropa dengan hampir 42.000 kematian.(Baca juga: Oxfam: Separuh Vaksin Covid-19 Dunia Sudah Dikuasai Negara-negara Kaya )
Sementara itu, pub di Dublin akan tetap tutup ketika pub di luar Ibu Kota Irlandia dibuka kembali pekan depan, kata otoritas setempat pekan ini menyusul lonjakan kasus virus Corona. Perdana Menteri Micheal Martin mengatakan pemerintah akan memperkenalkan "langkah-langkah tambahan" untuk menekan penyebaran virus, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 1.800 orang di Irlandia.
Sementara itu, kota Madrid Spanyol membatalkan rencana penguncian dan mengatakan akan bergerak untuk "mengurangi mobilitas serta kontak" di daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi.
Austria mengumumkan bahwa pertemuan dalam ruangan pribadi akan dibatasi untuk 10 orang, termasuk semua pesta, acara pribadi, dan pertemuan di dalam ruangan.
Kanselir Austria Sebastian Kurz telah memperingatkan awal pekan ini bahwa negara Alpen itu sedang memasuki gelombang kedua infeksi.
Sedangkan Prancis telah mengurangi durasi isolasi diri yang direkomendasikan menjadi tujuh hari, sedangkan di Inggris dan Irlandia 10 hari. Beberapa negara Eropa lainnya, seperti Portugal dan Kroasia, juga mempertimbangkan karantina yang lebih pendek.
(ber)