Ini 3 Strategi Israel Hapus Situs-situs Keagamaan Palestina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Machsom Watch, sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel, telah mengungkapkan bahwa otoritas pendudukan Israel menggunakan tiga strategi untuk menghapus situs-situs keagamaan Palestina .
Dalam laporan yang panjang, kelompok HAM itu mengungkapkan bahwa banyak situs Islam tersebar di Israel dan wilayah pendudukan, yang dinamai menurut nama nabi dan ulama.
Machson Watch menyampaikan bahwa para peziarah biasa mengunjungi situs-situs tersebut untuk salat selama hari raya keagamaan atau untuk pemulihan dari penyakit. Terkadang, mereka mengunjungi tempat-tempat ini untuk mengatur pertemuan keluarga. (Baca: Israel Hendak Caplok Tepi Barat, Masjid Ibrahimi Disebut dalam Bahaya )
Namun, lanjut Machsom Watch, sejak dimulainya pendudukan, pihak berwenang Israel memiliki standar ganda dalam menangani situs-situs tersebut. Pihak Zionis memberi perhatian lebih pada situs-situs yang dinamai menurut nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, baik di Israel maupun di wilayah pendudukan.
Untuk menghapus situs dan identitasnya, otoritas Israel menyatakannya sebagai bagian dari zona militer. Kelompok HAM tersebut menggambarkan zona-zona ini sebagai permukiman atau area untuk pelatihan militer, yang tidak dapat diakses oleh warga Palestina.
Machsom Watch mengungkapkan bahwa strategi lainnya adalah menambahkan situs-situs ini menjadi cagar alam yang diawasi oleh otoritas yang melindungi cagar dan situs keagamaan. (Baca: Ditutup untuk Muslim, Israel Izinkan Yahudi Masuki Masjid Ibrahimi )
Machsom Watch menegaskan bahwa dengan cara ini, situs suci Islam dan Palestina kehilangan identitas mereka karena menjadi tidak dikenal melalui penghentian kunjungan rutin.
Strategi ketiga, mengabaikan situs-situs suci yang tidak memiliki nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, dan menginvestasikan dana hanya di situs-situs yang diklaim sebagai situs-situs Yahudi.
Machsom Watch, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (14/9/2020), menegaskan bahwa otoritas Israel mengatur kunjungan rutin bagi orang Yahudi ke tempat-tempat ini, dengan dalih ziarah religius.
Kelompok HAM ini memberikan contoh Makam Joseph dan Rachel di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki. Sementara itu, terkait situs suci di Area C, Israel mencegah renovasi hingga situs runtuh. (Baca: Daftar 4 Negara Arab dalam Pelukan Israel, yang Terbaru Bahrain )
Kelompok itu menyebutkan nama-nama dari puluhan situs suci tersebut, termasuk Makam Salman Al-Farisi yang terletak di puncak Gunung Salman Al-Farisi. Tempat ini diberikan kepada pemukiman Israel di Yitzhar, yang mengubahnya menjadi cagar alam.
Machsom Watch juga menunjukkan bahwa para pemukim Yahudi ekstremis tinggal di pemukiman ini, memprovokasi orang-orang Palestina dengan menghancurkan pohon-pohon mereka serta mencegah mereka beribadah di Masjid Salman Al-Farisi.
Mengakhiri laporannya, Machsom Watch melaporkan bahwa para pemukim yang tinggal di pemukiman tersebut memiliki “kecenderungan kriminal”, termasuk pernah menembak seorang perempuan saat sedang bekerja.
Dalam laporan yang panjang, kelompok HAM itu mengungkapkan bahwa banyak situs Islam tersebar di Israel dan wilayah pendudukan, yang dinamai menurut nama nabi dan ulama.
Machson Watch menyampaikan bahwa para peziarah biasa mengunjungi situs-situs tersebut untuk salat selama hari raya keagamaan atau untuk pemulihan dari penyakit. Terkadang, mereka mengunjungi tempat-tempat ini untuk mengatur pertemuan keluarga. (Baca: Israel Hendak Caplok Tepi Barat, Masjid Ibrahimi Disebut dalam Bahaya )
Namun, lanjut Machsom Watch, sejak dimulainya pendudukan, pihak berwenang Israel memiliki standar ganda dalam menangani situs-situs tersebut. Pihak Zionis memberi perhatian lebih pada situs-situs yang dinamai menurut nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, baik di Israel maupun di wilayah pendudukan.
Untuk menghapus situs dan identitasnya, otoritas Israel menyatakannya sebagai bagian dari zona militer. Kelompok HAM tersebut menggambarkan zona-zona ini sebagai permukiman atau area untuk pelatihan militer, yang tidak dapat diakses oleh warga Palestina.
Machsom Watch mengungkapkan bahwa strategi lainnya adalah menambahkan situs-situs ini menjadi cagar alam yang diawasi oleh otoritas yang melindungi cagar dan situs keagamaan. (Baca: Ditutup untuk Muslim, Israel Izinkan Yahudi Masuki Masjid Ibrahimi )
Machsom Watch menegaskan bahwa dengan cara ini, situs suci Islam dan Palestina kehilangan identitas mereka karena menjadi tidak dikenal melalui penghentian kunjungan rutin.
Strategi ketiga, mengabaikan situs-situs suci yang tidak memiliki nama nabi yang disebutkan dalam Taurat, dan menginvestasikan dana hanya di situs-situs yang diklaim sebagai situs-situs Yahudi.
Machsom Watch, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (14/9/2020), menegaskan bahwa otoritas Israel mengatur kunjungan rutin bagi orang Yahudi ke tempat-tempat ini, dengan dalih ziarah religius.
Kelompok HAM ini memberikan contoh Makam Joseph dan Rachel di kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki. Sementara itu, terkait situs suci di Area C, Israel mencegah renovasi hingga situs runtuh. (Baca: Daftar 4 Negara Arab dalam Pelukan Israel, yang Terbaru Bahrain )
Kelompok itu menyebutkan nama-nama dari puluhan situs suci tersebut, termasuk Makam Salman Al-Farisi yang terletak di puncak Gunung Salman Al-Farisi. Tempat ini diberikan kepada pemukiman Israel di Yitzhar, yang mengubahnya menjadi cagar alam.
Machsom Watch juga menunjukkan bahwa para pemukim Yahudi ekstremis tinggal di pemukiman ini, memprovokasi orang-orang Palestina dengan menghancurkan pohon-pohon mereka serta mencegah mereka beribadah di Masjid Salman Al-Farisi.
Mengakhiri laporannya, Machsom Watch melaporkan bahwa para pemukim yang tinggal di pemukiman tersebut memiliki “kecenderungan kriminal”, termasuk pernah menembak seorang perempuan saat sedang bekerja.
(min)