Pakar: Hasil Survei Nasional Tidak Terlalu Berpengaruh Dalam Pilpres AS

Senin, 07 September 2020 - 02:00 WIB
loading...
Pakar: Hasil Survei Nasional Tidak Terlalu Berpengaruh Dalam Pilpres AS
Ilustrasi. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - David Schultz, Profesor Departemen Ilmu Politik dan Departemen Studi Hukum di Universitas Hamline mengatakan, hasil survei secara nasional sejatinya tidak terlalu berpengaruh pada hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Schultz menyarankan seluruh kandidat dan tim kampanye calon Presiden AS untuk fokus pada swing state, yang memegang peranan penting dalam pilpres AS.

Dia mengatakan, pada pemilu 2016, di mana saat itu hampir seluruh seluruh jajak pendapat memenangkan Hillary Clinton. Tapi, justru pada kenyataannya Donald Trump lah yang memenangkan pilpres.

(Baca: Serang Biden, Pence Sebar Ketakutan dalam Kampanye Pilpres AS )

Masalahnya, ucap Schultz, bukan pada jajak pendapat. "Jajak pendapat nasional menjelang pemilihan mengatakan Clinton akan memenangkan suara populer nasional dengan 2-3 persen dan dia melakukannya, jadi jajak pendapat itu akurat," katanya.

"Masalahnya, pemilihan nasional tidak ada artinya dalam pemilihan presiden AS. Alasannya adalah kami tidak memilih presiden dengan suara populer, tetapi dengan suara elektoral. Untuk menjadi presiden, seseorang harus memenangkan mayoritas dari 538 suara elektoral di AS, yaitu 270. 528 suara elektoral tersebar di 50 negara bagian Amerika ditambah District of Columbia," jelas Schultz, seperti dilansir Sputnik.

Kenyataannya, ungkap Schultz, pemilihan presiden AS sebenarnya adalah 51 pemilihan yang terpisah dalam persaingan untuk mendapatkan 270 suara pemilihan. Empat tahun lalu, jika seseorang melihat jajak pendapat di tingkat negara bagian di AS, mereka sebagian besar akurat dan menunjukan bahwa Trump akan menang," ungkapnya.

Oleh karena itu, hal pertama yang harus dilakukan menurut Schultz adalah mengabaikan semua jajak pendapat nasional dan melihat jajak pendapat negara bagian untuk memahami pemilihan presiden AS tahun ini dan berkonsentrasi secara khusus pada pemilihan di tujuh negara bagian yang secara efektif akan memutuskan pemilihan.

(Baca: China Nyatakan Tidak Tertarik Intervensi Pilpres AS )

Negara bagian ini adalah Arizona, Florida, Michigan, Minnesota, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin. Schultz menyatakan, di 43 negara bagian hasil sudah sangat jelas, apakah Demokrat atau Republik, sehingga memenangkan suara di tujuh negara bagian tersebut sangat krusial.

Dia mengingatkan bahwa jajak pendapat hanya merupakan snapshot dalam waktu dan bukan prediktor. Banyak hal yang masih bisa terjadi dalam 60 hari ke depan untuk mengubah pemungutan suara di beberapa swing state, tetapi sebagian besar, kebanyakan orang telah mengambil keputusan tentang bagaimana mereka berencana untuk memberikan suara, dengan pertanyaan yang tersisa adalah apakah mereka akan ikut serta.

"Situasinya masih sangat cair dan apakah mereka (di swing state) akan benar-benar memilih. Pemilihan ini akan diputuskan oleh beberapa pemilih swing state, di tujuh negara bagian," tukasnya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1308 seconds (0.1#10.140)