Trump Frustrasi pada Zelensky: Dia Bisa Kehilangan Seluruh Ukraina
loading...
A
A
A
Pernyataan tersebut menandakan ketidaksabaran yang semakin meningkat dalam tim Trump atas apa yang mereka lihat sebagai wacana publik yang tidak produktif seputar upaya perdamaian Rusia-Ukraina.
"Presiden frustrasi. Kesabarannya sudah sangat menipis. Dia ingin melakukan apa yang benar bagi dunia. Dia ingin melihat perdamaian, dan sayangnya Presiden Zelensky tampaknya bergerak ke arah yang salah," kata Leavitt.
Juru bicara Gedung Putih itu menjelaskan bahwa Trump tidak menuntut Ukraina mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea, tetapi sebaliknya menyerukan dialog yang realistis.
"Yang dia minta adalah agar orang-orang datang ke meja perundingan dengan mengakui bahwa ini telah menjadi perang yang brutal terlalu lama," katanya.
Dia menyimpulkan dengan menekankan perlunya kompromi dalam setiap kesepakatan damai di masa mendatang.
"Untuk membuat kesepakatan yang baik, kedua belah pihak harus sedikit tidak senang," kata Leavitt.
Sementara itu, Trump dalam sebuah posting di Truth Social pada Rabu mengatakan Zelensky dapat kehilangan seluruh negaranya jika dia terus menunda perundingan dengan Rusia.
Zelensky telah mengumumkan secara terbuka bahwa Kyiv bahkan tidak akan membahas pengakuan resmi Semenanjung Crimea sebagai wilayah Rusia, sebuah prinsip utama dari proposal perdamaian yang didukung Washington yang hendak dipresentasikan pada sebuah pertemuan dengan para pejabat Eropa pendukung Ukraina pada hari Rabu.
Setelah penolakan tersebut, para anggota utama delegasi AS menarik diri dari perundingan yang direncanakan, yang menyebabkan pertemuan tersebut "di-downgrade" pada menit terakhir.
“Pernyataan ini sangat merugikan negosiasi perdamaian dengan Rusia karena Crimea telah hilang bertahun-tahun lalu,” tulis Trump, menuduh Zelensky memperpanjang konflik.
"Presiden frustrasi. Kesabarannya sudah sangat menipis. Dia ingin melakukan apa yang benar bagi dunia. Dia ingin melihat perdamaian, dan sayangnya Presiden Zelensky tampaknya bergerak ke arah yang salah," kata Leavitt.
Juru bicara Gedung Putih itu menjelaskan bahwa Trump tidak menuntut Ukraina mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea, tetapi sebaliknya menyerukan dialog yang realistis.
"Yang dia minta adalah agar orang-orang datang ke meja perundingan dengan mengakui bahwa ini telah menjadi perang yang brutal terlalu lama," katanya.
Dia menyimpulkan dengan menekankan perlunya kompromi dalam setiap kesepakatan damai di masa mendatang.
"Untuk membuat kesepakatan yang baik, kedua belah pihak harus sedikit tidak senang," kata Leavitt.
Zelensky Bisa Kehilangan Seluruh Ukraina
Sementara itu, Trump dalam sebuah posting di Truth Social pada Rabu mengatakan Zelensky dapat kehilangan seluruh negaranya jika dia terus menunda perundingan dengan Rusia.
Zelensky telah mengumumkan secara terbuka bahwa Kyiv bahkan tidak akan membahas pengakuan resmi Semenanjung Crimea sebagai wilayah Rusia, sebuah prinsip utama dari proposal perdamaian yang didukung Washington yang hendak dipresentasikan pada sebuah pertemuan dengan para pejabat Eropa pendukung Ukraina pada hari Rabu.
Setelah penolakan tersebut, para anggota utama delegasi AS menarik diri dari perundingan yang direncanakan, yang menyebabkan pertemuan tersebut "di-downgrade" pada menit terakhir.
“Pernyataan ini sangat merugikan negosiasi perdamaian dengan Rusia karena Crimea telah hilang bertahun-tahun lalu,” tulis Trump, menuduh Zelensky memperpanjang konflik.
Lihat Juga :