Pakar Ungkap Mengapa Putin Inginkan Pangkalan di Indonesia, Ada Kaitannya dengan AS
loading...
A
A
A
Rusia terus melanjutkan pendekatan ekonomi minggu ini. Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyambut kunjungan Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia, Denis Manturov, ke Jakarta untuk membahas perdagangan bebas dan menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Matthew Sussex, peneliti tamu di Australia National University, mengatakan Presiden Vladimir Putin memiliki aspirasi agar Rusia menjadi "kekuatan Euro-Pasifik".
"Dari perspektif Rusia, mereka akan memiliki pijakan strategis di Asia Tenggara, yang akan memungkinkannya melakukan pengumpulan intelijen, terutama terhadap Amerika Serikat dalam hal Guam," katanya.
"Tetapi juga meluas ke bawah hingga pangkalan AS yang semakin penting di Wilayah Utara [Northern Territory] dan kemudian berpotensi ke barat hingga Samudra Hindia."
Biak juga dekat dengan Filipina, sekutu dekat AS di kawasan tersebut.
Alasan lain yang mungkin membuat Rusia tertarik pada Biak adalah karena lokasinya yang dekat dengan garis khatulistiwa, yang memungkinkan operasi antariksa.
Indonesia berencana membangun lokasi peluncuran satelit di sana, dan Rusia telah berupaya bernegosiasi dengan Indonesia untuk terlibat, kata Yaacob dari Lowy Institute.
Lapangan terbang di sana masih sangat sederhana, jadi para pakar mengatakan tempat itu mungkin lebih masuk akal sebagai lokasi peluncuran satelit orbit rendah Bumi dan pesawat nirawak dengan ketinggian tinggi dan daya tahan lama.
"Namun negosiasinya berjalan lambat. Saya memahami bahwa Indonesia mencoba untuk mengatakan tidak, tetapi ini adalah cara mereka untuk mengatakan tidak, untuk mengulur-ulur negosiasi," katanya, merujuk pada kecenderungan budaya Indonesia untuk menghindari penolakan langsung.
Ini juga masalah waktu. Ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump mempertanyakan tatanan dunia pascaperang, sudah waktunya bagi Rusia untuk semakin dekat dengan mitra-mitranya di Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan.
Matthew Sussex, peneliti tamu di Australia National University, mengatakan Presiden Vladimir Putin memiliki aspirasi agar Rusia menjadi "kekuatan Euro-Pasifik".
"Dari perspektif Rusia, mereka akan memiliki pijakan strategis di Asia Tenggara, yang akan memungkinkannya melakukan pengumpulan intelijen, terutama terhadap Amerika Serikat dalam hal Guam," katanya.
"Tetapi juga meluas ke bawah hingga pangkalan AS yang semakin penting di Wilayah Utara [Northern Territory] dan kemudian berpotensi ke barat hingga Samudra Hindia."
Biak juga dekat dengan Filipina, sekutu dekat AS di kawasan tersebut.
Alasan lain yang mungkin membuat Rusia tertarik pada Biak adalah karena lokasinya yang dekat dengan garis khatulistiwa, yang memungkinkan operasi antariksa.
Indonesia berencana membangun lokasi peluncuran satelit di sana, dan Rusia telah berupaya bernegosiasi dengan Indonesia untuk terlibat, kata Yaacob dari Lowy Institute.
Lapangan terbang di sana masih sangat sederhana, jadi para pakar mengatakan tempat itu mungkin lebih masuk akal sebagai lokasi peluncuran satelit orbit rendah Bumi dan pesawat nirawak dengan ketinggian tinggi dan daya tahan lama.
"Namun negosiasinya berjalan lambat. Saya memahami bahwa Indonesia mencoba untuk mengatakan tidak, tetapi ini adalah cara mereka untuk mengatakan tidak, untuk mengulur-ulur negosiasi," katanya, merujuk pada kecenderungan budaya Indonesia untuk menghindari penolakan langsung.
Faktor Donald Trump
Ini juga masalah waktu. Ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump mempertanyakan tatanan dunia pascaperang, sudah waktunya bagi Rusia untuk semakin dekat dengan mitra-mitranya di Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan.
Lihat Juga :