Sebut Rusia Agresif dan Serakah, Polandia Kembali Meminta Senjata Nuklir AS

Jum'at, 14 Maret 2025 - 07:48 WIB
loading...
Sebut Rusia Agresif...
Warsawa kembali meminta AS agar menempatkan senjata nuklirnya di Polandia sebagai pencegah Rusia. Foto/National Interest
A A A
WARSAWA - Warsawa kembali meminta Amerika Serikat (AS) agar menempatkan senjata nuklirnya di Polandia. Negara NATO di Eropa Timur itu merasa terancam oleh Rusia.

Seruan yang berulang kali dari Warsawa itu disampaikan Presiden Polandia Andrzej Duda.

Berbicara dari istana presiden di Warsawa, Duda mengatakan kehadiran senjata nuklir Amerika akan membuat Polandia lebih kuat dan lebih aman.

Bagi Polandia, Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin adalah bahaya yang nyata.



Presiden Duda, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata Polandia yang berkembang pesat, mengatakan Rusia saat ini setidaknya sama agresifnya dengan Uni Soviet di masa lalu.

Dia mengecam atas apa yang disebutnya keserakahan “kekaisaran Moskow”.

Menempatkan senjata nuklir AS di Polandia akan dipandang oleh Putin sebagai provokasi.

Namun Duda memandang seruannya tersebut sebagai langkah defensif untuk memperkuat “pencegahan”.

Dia mengatakan usulan tersebut akan menjadi respons terhadap keputusan Putin pada tahun 2023 untuk menyebarkan senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia, yang berbatasan dengan Polandia dan Ukraina.

"Rusia yang sama yang menyerang Ukraina hari ini, yang merupakan agresor, yang membunuh warga sipil, yang mengebom permukiman sipil," katanya.

"Dan Rusia memindahkan senjata nuklirnya dari wilayah Rusia ke Belarusia,” ujarnya, seperti dikutip BBC, Jumat (14/3/2025).

"Taktik defensif ini merupakan respons penting terhadap perilaku Rusia, yang merelokasi senjata nuklir di wilayah NATO. Polandia siap menjadi tuan rumah senjata nuklir [AS] ini,” imbuh dia.

Presiden Duda juga menyambut baik usulan yang diajukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, untuk memperluas cakupan senjata nuklir Prancis ke negara-negara NATO lainnya.

Polandia telah meningkatkan anggaran pertahanannya dan telah mulai membangun benteng anti-tank di perbatasannya dengan daerah kantong Rusia, Kaliningrad.

AS juga telah merotasi sekitar 10.000 tentara setiap waktu melalui Polandia.

Ketika ditanya bagaimana keberadaan senjata nuklir akan membuat Polandia lebih aman, Duda mengatakan hal itu akan memperdalam komitmen Amerika terhadap keamanan Polandia.

"Setiap jenis infrastruktur strategis, infrastruktur Amerika dan NATO, yang kami miliki di tanah kami memperkuat kecenderungan AS dan Aliansi Atlantik Utara untuk mempertahankan wilayah in,” katanya.

Polandia menghabiskan hampir 5% dari pendapatan nasionalnya untuk pertahanan. Itu lebih banyak daripada anggota NATO lainnya, termasuk Amerika Serikat.

Pekan lalu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk berpidato di Parlemen yang memperingatkan bahwa "perubahan besar dalam geopolitik Amerika" menempatkan Polandia dan Ukraina ke dalam "situasi yang secara objektif lebih sulit".

Perdana Menteri Tusk menyerukan peningkatan lebih lanjut dalam pengeluaran pertahanan Polandia dan mengusulkan agar Polandia mempertimbangkan untuk meraih "peluang yang terkait dengan senjata nuklir."

Dia juga mendukung seruan bagi Uni Eropa untuk menyita aset Rusia senilai sekitar 200 miliar euro yang telah dibekukan di bank-bank Eropa.

"Saya yakin sudah jelas bahwa aset Rusia yang dikumpulkan dan dikunci di bank-bank di Eropa Barat harus digunakan untuk mendukung Ukraina, dan itu harus menjadi dukungan ganda," katanya.

"Pertama-tama, Ukraina harus didukung dalam mempertahankan diri terhadap agresi Rusia. Dan kedua, ini harus digunakan untuk mendukung pembangunan kembali Ukraina."

"Saya tidak dapat membayangkan bahwa setelah kehancuran Ukraina, Rusia dapat begitu saja mengambil uang ini tanpa membayar ganti rugi dan kompensasi perang,” imbuh dia.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ajudan Zelensky: Tak...
Ajudan Zelensky: Tak akan Ada Pemilu di Ukraina meski Gencatan Senjata Tercapai
Trump: Senin adalah...
Trump: Senin adalah Hari Besar bagi Konflik Ukraina
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
7 Fakta Militer Islandia,...
7 Fakta Militer Islandia, Anggota NATO Terlemah yang Tak Miliki 1 Pun Pesawat Tempur
9.000 Warga Suriah Berlindung...
9.000 Warga Suriah Berlindung dari Kekerasan Sektarian di Pangkalan Udara Rusia
10 Alasan Amerika Serikat...
10 Alasan Amerika Serikat Tawarkan Perjanjian Gencatan Senjata ke Rusia dan Ukraina
Daftar Presiden Rusia...
Daftar Presiden Rusia Sepanjang Sejarah, Baru 3 Orang dan Putin Terlama
6 Alasan Israel Tidak...
6 Alasan Israel Tidak Masuk Jadi Anggota NATO, Salah Satunya Ogah Ribut dengan Rusia
Bela Aktivis Palestina...
Bela Aktivis Palestina Mahmoud Khalil, Ratusan Demonstran Yahudi Duduki Trump Tower
Rekomendasi
Gempa M5,2 Guncang Bayah...
Gempa M5,2 Guncang Bayah Banten, Dirasakan hingga Bogor
10 Contoh Pantun Pembuka...
10 Contoh Pantun Pembuka Peringatan Nuzulul Quran di Sekolah, Penuh Makna
Khawatir Kim Soo Hyun...
Khawatir Kim Soo Hyun Bunuh Diri, Ibu Kim Sae Ron Tak Akan Merilis Foto Mesra Lainnya
Berita Terkini
Ajudan Zelensky: Tak...
Ajudan Zelensky: Tak akan Ada Pemilu di Ukraina meski Gencatan Senjata Tercapai
55 menit yang lalu
Trump: Senin adalah...
Trump: Senin adalah Hari Besar bagi Konflik Ukraina
2 jam yang lalu
Eks Bos Shin Bet Israel...
Eks Bos Shin Bet Israel Ancam Netanyahu: Saya akan Bongkar Semua yang Saya Tahu
7 jam yang lalu
Hamas Siap Serahkan...
Hamas Siap Serahkan Tawanan Israel dan 4 Jasad yang Ditahan di Gaza
9 jam yang lalu
Wakil Belgia Murka Para...
Wakil Belgia Murka Para Anggota Parlemen Eropa Tertawakan Genosida di Gaza
12 jam yang lalu
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
13 jam yang lalu
Infografis
Akhirnya, Ukraina Sepakati...
Akhirnya, Ukraina Sepakati Gencatan Senjata 30 Hari dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved