Iran pada AS: Perjanjian Internasional Bukanlah Mainan!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran mengancam bahwa jika embargo senjata diperpanjang, itu akan memicu respons "keras" dari Teheran. Iran juga menegaskan bahwa perjanjian internasional bukanlah sebuah mainan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan pada tengah pekan ini bahwa Washington sedang mempertimbangkan setiap kemungkinan untuk memperbarui larangan penjualan senjata konvensional ke Iran.
Pompeo mengatakan, pemerintah AS mendesak tidak negara Eropa penandatangan kesepakatan nuklir untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kapasitas mereka. AS, jelas Pompoe, akan mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperpanjang embargo senjata yang disetujui kesepakatan nuklir terhadap Iran yang berakhir dalam waktu enam bulan.
Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiee mengecam AS atas desakan untuk memperpanjang embargo senjata DK PBB terhadap Iran, yang akan berakhir pada Oktober mendatang. "Gedung Putih harus menyadari bahwa perjanjian internasional bukan mainan," kata Rabiee dalam sebuah pernyataan.
"Anda (Pompeo) salah. Negara-negara lain tidak main-main di tangan Anda, dan mereka memang menghormati komitmen internasional," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Minggu (3/5/2020).
Rabiee menuturkan, anggota DK PBB dan penandatangan kesepakatan nuklir sangat menyadari bahwa perpanjangan embargo senjata terhadap Iran akan memiliki konsekuensi yang mengerikan, tidak hanya untuk kesepakatan, tetapi juga untuk keamanan dan stabilitas regional.
"Kami pikir kami telah mengirim pesan yang jelas ini ke AS dan lainnya bahwa perpanjangan embargo senjata terhadap Iran bertentangan dengan perjanjian sebelumnya dan akan menarik reaksi keras dari Iran," ujar Rabiee.
"Tidak ada tempat untuk tindakan intimidasi semacam itu di arena internasional. Kami percaya bahwa negara-negara pendantangan kesepakatan nuklir dan anggota tetap DK PBB pasti akan menentang pelanggaran hukum yang dilakukan Amerika ini," tukasnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan pada tengah pekan ini bahwa Washington sedang mempertimbangkan setiap kemungkinan untuk memperbarui larangan penjualan senjata konvensional ke Iran.
Pompeo mengatakan, pemerintah AS mendesak tidak negara Eropa penandatangan kesepakatan nuklir untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kapasitas mereka. AS, jelas Pompoe, akan mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memperpanjang embargo senjata yang disetujui kesepakatan nuklir terhadap Iran yang berakhir dalam waktu enam bulan.
Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiee mengecam AS atas desakan untuk memperpanjang embargo senjata DK PBB terhadap Iran, yang akan berakhir pada Oktober mendatang. "Gedung Putih harus menyadari bahwa perjanjian internasional bukan mainan," kata Rabiee dalam sebuah pernyataan.
"Anda (Pompeo) salah. Negara-negara lain tidak main-main di tangan Anda, dan mereka memang menghormati komitmen internasional," sambungnya, seperti dilansir Xinhua pada Minggu (3/5/2020).
Rabiee menuturkan, anggota DK PBB dan penandatangan kesepakatan nuklir sangat menyadari bahwa perpanjangan embargo senjata terhadap Iran akan memiliki konsekuensi yang mengerikan, tidak hanya untuk kesepakatan, tetapi juga untuk keamanan dan stabilitas regional.
"Kami pikir kami telah mengirim pesan yang jelas ini ke AS dan lainnya bahwa perpanjangan embargo senjata terhadap Iran bertentangan dengan perjanjian sebelumnya dan akan menarik reaksi keras dari Iran," ujar Rabiee.
"Tidak ada tempat untuk tindakan intimidasi semacam itu di arena internasional. Kami percaya bahwa negara-negara pendantangan kesepakatan nuklir dan anggota tetap DK PBB pasti akan menentang pelanggaran hukum yang dilakukan Amerika ini," tukasnya.
(esn)