Content Creator Israel Ngeprank Anak-anak Palestina Viral, Pura-pura Memintakan Sumbangan
loading...

Conten creator Israel ngeprank anak-anak Palestina korban perang di Gaza dengan berpura-pura memintakan sumbangan. Foto/Screenshot video TikTok
A
A
A
TEL AVIV - Ulah para content creator Israel sudah keterlaluan. Mereka berpura-pura memintakan sumbangan untuk anak-anak Palestina korban perang di Jalur Gaza, yang semua itu hanya aksi prank atau lelucon untuk konten video di media sosial.
Para warga Israel itu merekam diri mereka sendiri dengan berpura-pura menjadi perwakilan organisasi kemanusiaan. Mereka kemudian menelepon kerabat dan teman-teman mereka guna minta sumbangan untuk anak-anak Palestina—padahal bohong.
Prank seperti itu sedang viral di TikTok, di mana video-video konten warga Israel itu telah mengumpulkan ratusan ribu penayangan.
Baca Juga: Zionis Israel Marah Film Kisah Palestina 'No Other Land' Menang Oscar
Mereka yang ditelepon biasanya bereaksi dengan marah, berteriak, dan mengumpat sebelum si penelepon memperlihatkan diri mereka dalam video yang diunggah ke TikTok sebagai konten prank.
Sebagai contoh, influencer media sosial Israel Yakir Bar Zohar membagikan sebuah video di mana dia meminta sumbangan kepada orang-orang yang lewat untuk anak-anak di Gaza.
Dalam klip tersebut, yang telah menerima ribuan like dan share, seorang pria menyetujui permintaannya untuk menyumbang kepada "anak-anak yang kelaparan", tetapi Bar Zohar terkejut dan bertanya apakah dia yakin ingin menyumbang kepada anak-anak yang dia sebut "akan menjadi teroris".
Tentara Israel juga ikut terlibat dalam tren viral tersebut.
Salah satu video yang dibagikan dengan teks "Kami mengerjai ayah saya (seorang tokoh sayap kanan ekstrem), bahwa kami menyumbangkan uang untuk anak-anak di Gaza", seorang tentara Israel meminta ayahnya untuk menyumbang kepada anak-anak di Gaza karena "mereka juga harus dirawat".
Ayahnya menjawab: "Biarkan mereka masuk neraka dan semua orang yang berkontribusi kepada mereka."
Setelah sang ayah mengumbar ujaran kasar, tentara itu mengungkapkan identitasnya dan tertawa.
Dalam video lain yang diunggah minggu lalu, seorang perempuan muda Israel meminta ibunya untuk menyumbang kepada "anak-anak tak berdosa di Gaza".
Ibunya menjawab: "Anak-anak Gaza yang tak berdosa? Tidak ada yang seperti itu".
Si Ibu itu kemudian mendoakan agar anak-anak di Gaza "mati dalam penderitaan, mati dalam penderitaan yang mengerikan, dirajam, sehingga mereka akan membakar semua orang di sana di neraka".
Dalam video lain, ayah si penelepon mengatakan bahwa dia akan senang menampung anak-anak dari Gaza di rumahnya. Dia menambahkan bahwa dia "akan mengikat mereka ke tiang".
Perang brutal Israel telah menimbulkan korban yang sangat besar bagi anak-anak di Gaza.
Hingga sekarang sedikitnya 14.500 anak telah terbunuh, ribuan lainnya terluka, sekitar 17.000 anak tidak ditemani atau terpisah dari orang tua mereka, dan hampir satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hingga Oktober 2024, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memperkirakan lebih dari 35.000 anak telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya.
Selain kematian dan cedera yang disebabkan oleh serangan Israel, warga Palestina juga menghadapi kelaparan parah dan risiko kelaparan sepanjang perang dalam apa yang disimpulkan oleh seorang ahli PBB sebagai "kampanye kelaparan yang disengaja dan terarah" oleh Israel yang "membunuh lebih banyak orang daripada bom dan peluru".
Middle East Eye sebelumnya telah melaporkan tentang anak-anak dan bayi Palestina yang kelaparan atau mati kedinginan di tengah kurangnya makanan dan tempat tinggal.
Menurut OCHA, badan kemanusiaan PBB, lebih dari 3.000 anak-anak dan 1.000 wanita hamil atau menyusui di Gaza telah didiagnosis dengan kekurangan gizi akut sejak Januari.
Meskipun sedikit peningkatan dalam konsumsi makanan dicatat selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, blokade baru Israel telah menimbulkan kekhawatiran akan kelaparan parah sekali lagi.
Para warga Israel itu merekam diri mereka sendiri dengan berpura-pura menjadi perwakilan organisasi kemanusiaan. Mereka kemudian menelepon kerabat dan teman-teman mereka guna minta sumbangan untuk anak-anak Palestina—padahal bohong.
Prank seperti itu sedang viral di TikTok, di mana video-video konten warga Israel itu telah mengumpulkan ratusan ribu penayangan.
Baca Juga: Zionis Israel Marah Film Kisah Palestina 'No Other Land' Menang Oscar
Mereka yang ditelepon biasanya bereaksi dengan marah, berteriak, dan mengumpat sebelum si penelepon memperlihatkan diri mereka dalam video yang diunggah ke TikTok sebagai konten prank.
Sebagai contoh, influencer media sosial Israel Yakir Bar Zohar membagikan sebuah video di mana dia meminta sumbangan kepada orang-orang yang lewat untuk anak-anak di Gaza.
Dalam klip tersebut, yang telah menerima ribuan like dan share, seorang pria menyetujui permintaannya untuk menyumbang kepada "anak-anak yang kelaparan", tetapi Bar Zohar terkejut dan bertanya apakah dia yakin ingin menyumbang kepada anak-anak yang dia sebut "akan menjadi teroris".
Tentara Israel juga ikut terlibat dalam tren viral tersebut.
Salah satu video yang dibagikan dengan teks "Kami mengerjai ayah saya (seorang tokoh sayap kanan ekstrem), bahwa kami menyumbangkan uang untuk anak-anak di Gaza", seorang tentara Israel meminta ayahnya untuk menyumbang kepada anak-anak di Gaza karena "mereka juga harus dirawat".
Ayahnya menjawab: "Biarkan mereka masuk neraka dan semua orang yang berkontribusi kepada mereka."
Setelah sang ayah mengumbar ujaran kasar, tentara itu mengungkapkan identitasnya dan tertawa.
Dalam video lain yang diunggah minggu lalu, seorang perempuan muda Israel meminta ibunya untuk menyumbang kepada "anak-anak tak berdosa di Gaza".
Ibunya menjawab: "Anak-anak Gaza yang tak berdosa? Tidak ada yang seperti itu".
Si Ibu itu kemudian mendoakan agar anak-anak di Gaza "mati dalam penderitaan, mati dalam penderitaan yang mengerikan, dirajam, sehingga mereka akan membakar semua orang di sana di neraka".
Dalam video lain, ayah si penelepon mengatakan bahwa dia akan senang menampung anak-anak dari Gaza di rumahnya. Dia menambahkan bahwa dia "akan mengikat mereka ke tiang".
Perang brutal Israel telah menimbulkan korban yang sangat besar bagi anak-anak di Gaza.
Hingga sekarang sedikitnya 14.500 anak telah terbunuh, ribuan lainnya terluka, sekitar 17.000 anak tidak ditemani atau terpisah dari orang tua mereka, dan hampir satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hingga Oktober 2024, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memperkirakan lebih dari 35.000 anak telah kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya.
Selain kematian dan cedera yang disebabkan oleh serangan Israel, warga Palestina juga menghadapi kelaparan parah dan risiko kelaparan sepanjang perang dalam apa yang disimpulkan oleh seorang ahli PBB sebagai "kampanye kelaparan yang disengaja dan terarah" oleh Israel yang "membunuh lebih banyak orang daripada bom dan peluru".
Middle East Eye sebelumnya telah melaporkan tentang anak-anak dan bayi Palestina yang kelaparan atau mati kedinginan di tengah kurangnya makanan dan tempat tinggal.
Menurut OCHA, badan kemanusiaan PBB, lebih dari 3.000 anak-anak dan 1.000 wanita hamil atau menyusui di Gaza telah didiagnosis dengan kekurangan gizi akut sejak Januari.
Meskipun sedikit peningkatan dalam konsumsi makanan dicatat selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, blokade baru Israel telah menimbulkan kekhawatiran akan kelaparan parah sekali lagi.
(mas)
Lihat Juga :