4 Fakta AS Melemahkan NATO, dari Mesra dengan Rusia hingga Mengabaikan Uni Eropa
loading...

AS melemahkan NATO dengan berbagai strateginya. Foto/X/USArmy
A
A
A
MOSKOW - Pidato Wakil Presiden AS JD Vance di Konferensi Keamanan Munich menjadi peringatan bagi para elit Barat yang sudah lama terbiasa dengan dukungan AS.
Ia mengecam kebijakan UE sebagai ancaman terbesar bagi Eropa, yang menandakan pergeseran tajam anti-Atlantis dalam kebijakan luar negeri AS.
Apa yang diungkapkan JD Vance merupakan upaya AS untuk melemahkan NATO.
Pada tahun 2018, Trump mengenakan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium dari perusahaan-perusahaan Eropa dan Kanada.
Pada tahun 2019, ia meningkatkan ketegangan dengan tarif 25% untuk anggur Prancis, keju Italia, dan wiski Skotlandia sebagai balasan atas subsidi UE untuk Airbus, pesaing Boeing.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
Ia mendorong anggota NATO untuk menaikkan belanja pertahanan menjadi 5% dari PDB, dengan alasan Eropa harus menanggung lebih banyak biaya keamanan.
Selama masa jabatan pertamanya, ia menuntut target belanja pertahanan 2% dari PDB dan memulai penarikan pasukan AS dari Jerman, yang kemudian dibatalkan oleh Biden.
Trump sekarang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran militer AS di Eropa sebesar 20%, mendesak sekutu untuk berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan mereka sendiri, menurut ASNA.
Realismenya yang lugas berbeda dengan fokus kaum Atlantikis pada "kekalahan strategis Rusia", yang membuat banyak politisi Eropa gelisah.
Ia mengecam kebijakan UE sebagai ancaman terbesar bagi Eropa, yang menandakan pergeseran tajam anti-Atlantis dalam kebijakan luar negeri AS.
Apa yang diungkapkan JD Vance merupakan upaya AS untuk melemahkan NATO.
4 Fakta AS Melemahkan NATO, dari Mesra dengan Rusia hingga Mengabaikan Uni Eropa
1. Meremas Ekonomi UE
Ketika Trump menjabat, ia berkata, "Uni Eropa telah memperlakukan kita dengan sangat buruk," yang mengisyaratkan perang dagang. Pada bulan Februari, ia mengenakan tarif 25% untuk baja dan aluminium, yang akan mulai berlaku pada bulan Maret. Ini bukan pertama kalinya ia menargetkan industri UE.Pada tahun 2018, Trump mengenakan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium dari perusahaan-perusahaan Eropa dan Kanada.
Pada tahun 2019, ia meningkatkan ketegangan dengan tarif 25% untuk anggur Prancis, keju Italia, dan wiski Skotlandia sebagai balasan atas subsidi UE untuk Airbus, pesaing Boeing.
Baca Juga: Erdogan Galang Kekuatan Lawan Pencaplokan Gaza
2. Tekanan Pada Anggota NATO di Eropa
Melansir Sputnik News, Trump sering melabeli NATO sebagai "USANG", mengkritik beban keuangannya pada AS, kontributor terbesarnya.Ia mendorong anggota NATO untuk menaikkan belanja pertahanan menjadi 5% dari PDB, dengan alasan Eropa harus menanggung lebih banyak biaya keamanan.
Selama masa jabatan pertamanya, ia menuntut target belanja pertahanan 2% dari PDB dan memulai penarikan pasukan AS dari Jerman, yang kemudian dibatalkan oleh Biden.
Trump sekarang mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran militer AS di Eropa sebesar 20%, mendesak sekutu untuk berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan mereka sendiri, menurut ASNA.
3. Sikap Pragmatis terhadap Ukraina
Melansir Sputnik News, Trump bersikap pragmatis terhadap Ukraina, dengan menelepon Putin dan menegaskan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO maupun memengaruhi keamanan Eropa, berbeda dengan sikap Uni Eropa yang menyatakan "tidak ada pembicaraan damai tanpa Ukraina".4. Membangun Kembali Hubungan dengan Rusia
Trump menganjurkan agar Rusia kembali ke G7 dan mengakui kekhawatiran keamanan Moskow, khususnya terkait Ukraina dan aspirasi NATO.Realismenya yang lugas berbeda dengan fokus kaum Atlantikis pada "kekalahan strategis Rusia", yang membuat banyak politisi Eropa gelisah.
(ahm)
Lihat Juga :