Bos di AS Potong Gaji 90% untuk Beri Karyawan Gaji Minimum Rp1 Miliar
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang bos pemilik bisnis di Amerika Serikat (AS) rela dipotong gajinya hingga 90 persen yang senilai USD1 juta (Rp114,7 miliar). Potongan gaji itu digunakan untuk memberi karyawannya gaji minimum USD70.000 (Rp1,035 miliar).
Langkah itu membuat bisnisnya justru tumbuh menjadi tiga kali lipat.
Dan Price, bos dari Gravity Payments—perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Seattle—memangkas gajinya yang bernilai jutaan dolar Amerika sebesar 90 persen demi menaikkan gaji minimum semua karyawannya. Aksinya telah memberikan kehidupan yang lebih baik kepada para karyawannya yang efeknya memberikan keuntungan bagi perusahaannya.
Di Twitter, dia berkata ketika dia memulai memberikan upah minimum USD70.000 untuk karyawan perusahaannya pada tahun 2015, tokoh radio Amerika dan komentator politik konservatif Rush Limbaugh berujar; "Saya berharap perusahaan ini menjadi studi kasus dalam program MBA tentang bagaimana sosialisme tidak berhasil, karena itu akan gagal."
Price membalas; "Sejak itu perusahaan kami meningkat tiga kali lipat dan kami menjadi studi kasus yang sukses di Harvard Business School."
Price mengklaim bahwa bisnisnya tidak hanya tiga kali lipat, dia mengatakan staf yang memiliki rumah tumbuh 10 kali lipat, kontribusi pensiun mereka—dikenal sebagai 401 (k) di AS—berlipat ganda, dan 70 persen karyawannya mampu melunasi utang.
Pergantian staf berkurang setengahnya dan dia juga mengatakan 76 persen karyawan lebih banyak terlibat di tempat kerja.
Dia juga mengklaim bahwa lebih banyak stafnya yang mampu membeli rumah dan memiliki anak. (Baca: Pandemi Covid-19, PM dan Seluruh Menteri New Zealand Potong Gaji 6 Bulan )
"Apa yang saya dapatkan sebagai imbalannya adalah, kami beralih dari tidak memiliki pemilik rumah pertama kali per tahun, sekarang kami memiliki banyak pemilik rumah pertama kali di sini di Gravity, dan itu sangat menarik bagi saya," katanya kepada Forbes, yang dilansir Kamis (3/9/2020).
“Staf yang memiliki anak melonjak 10 kali,” lanjut dia.
“Perusahaan kami menghadapi kerugian pendapatan 50 persen. Kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Karyawan secara sukarela memotong gaji sementara," katanya.
"Lima bulan kemudian, staf kami merespons dengan rekor penjualan, semua pemotongan gaji telah dibayarkan kembali dan kami melakukannya dengan baik. Luar biasa apa yang dapat dilakukan dengan memperlakukan karyawan Anda seperti apa orang bisa melakukannya," paparnya.
Dia mengatakan kepada BBC Money; "Kami selalu memuliakan keserakahan sebagai masyarakat, dalam budaya kami. Dan, tahukah Anda, daftar Forbes adalah contoh terburuk—'Bill Gates telah dilampaui Jeff Bezos sebagai orang terkaya'. Siapa peduli!?."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Langkah itu membuat bisnisnya justru tumbuh menjadi tiga kali lipat.
Dan Price, bos dari Gravity Payments—perusahaan jasa keuangan yang berbasis di Seattle—memangkas gajinya yang bernilai jutaan dolar Amerika sebesar 90 persen demi menaikkan gaji minimum semua karyawannya. Aksinya telah memberikan kehidupan yang lebih baik kepada para karyawannya yang efeknya memberikan keuntungan bagi perusahaannya.
Di Twitter, dia berkata ketika dia memulai memberikan upah minimum USD70.000 untuk karyawan perusahaannya pada tahun 2015, tokoh radio Amerika dan komentator politik konservatif Rush Limbaugh berujar; "Saya berharap perusahaan ini menjadi studi kasus dalam program MBA tentang bagaimana sosialisme tidak berhasil, karena itu akan gagal."
Price membalas; "Sejak itu perusahaan kami meningkat tiga kali lipat dan kami menjadi studi kasus yang sukses di Harvard Business School."
Price mengklaim bahwa bisnisnya tidak hanya tiga kali lipat, dia mengatakan staf yang memiliki rumah tumbuh 10 kali lipat, kontribusi pensiun mereka—dikenal sebagai 401 (k) di AS—berlipat ganda, dan 70 persen karyawannya mampu melunasi utang.
Pergantian staf berkurang setengahnya dan dia juga mengatakan 76 persen karyawan lebih banyak terlibat di tempat kerja.
Dia juga mengklaim bahwa lebih banyak stafnya yang mampu membeli rumah dan memiliki anak. (Baca: Pandemi Covid-19, PM dan Seluruh Menteri New Zealand Potong Gaji 6 Bulan )
"Apa yang saya dapatkan sebagai imbalannya adalah, kami beralih dari tidak memiliki pemilik rumah pertama kali per tahun, sekarang kami memiliki banyak pemilik rumah pertama kali di sini di Gravity, dan itu sangat menarik bagi saya," katanya kepada Forbes, yang dilansir Kamis (3/9/2020).
“Staf yang memiliki anak melonjak 10 kali,” lanjut dia.
“Perusahaan kami menghadapi kerugian pendapatan 50 persen. Kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Karyawan secara sukarela memotong gaji sementara," katanya.
"Lima bulan kemudian, staf kami merespons dengan rekor penjualan, semua pemotongan gaji telah dibayarkan kembali dan kami melakukannya dengan baik. Luar biasa apa yang dapat dilakukan dengan memperlakukan karyawan Anda seperti apa orang bisa melakukannya," paparnya.
Dia mengatakan kepada BBC Money; "Kami selalu memuliakan keserakahan sebagai masyarakat, dalam budaya kami. Dan, tahukah Anda, daftar Forbes adalah contoh terburuk—'Bill Gates telah dilampaui Jeff Bezos sebagai orang terkaya'. Siapa peduli!?."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(min)