Iran Pamer Rudal Balistik Baru yang Mampu Hantam Israel, Ini Penampakannya
loading...
A
A
A
Pada saat yang sama, Teheran telah mengisyaratkan kesediaannya untuk memulai kembali perundingan mengenai program nuklirnya, yang telah menjadi subjek ketegangan dengan negara-negara Barat selama beberapa dekade.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS keluar dari pakta nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia yang mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak cukup jauh untuk mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.
Meskipun Iran mengeklaim programnya bersifat damai, negara itu telah memperkaya uranium ke tingkat yang menurut pengawas atom PBB dicapai oleh negara-negara yang berusaha membuat bom. Pada bulan Desember, Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan tidak ada "pembenaran sipil yang kredibel" untuk pengayaan Iran.
Iran telah berulang kali bersumpah untuk menghancurkan Israel. Sedagkan Israel melihat Iran sebagai ancaman eksistensial dan telah mengindikasikan bahwa mereka dapat bertindak sendiri dalam menyerang fasilitas nuklir Iran jika diperlukan.
Iran, yang di masa lampau pernah mendapatkan sebagian besar peralatan militernya dari sekutunya saat itu; Amerika Serikat, telah dipaksa untuk mengembangkan persenjataannya sendiri sejak Washington memutuskan hubungan dan menjatuhkan sanksi setelah Revolusi Islam 1979.
Setelah berada di bawah embargo senjata selama perang yang menghancurkan dengan Irak antara tahun 1980 dan 1988, Iran kini memiliki persenjataan dalam jumlah besar yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk rudal, sistem pertahanan udara, dan pesawat nirawak.
Pengumuman rudal balistik baru itu muncul sehari setelah Iran memamerkan fasilitas rudal bawah tanah baru di pantai selatan dan dua minggu setelah mengungkap pangkalan Angkatan Laut bawah tanah.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS keluar dari pakta nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia yang mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi, dengan mengatakan bahwa hal itu tidak cukup jauh untuk mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.
Meskipun Iran mengeklaim programnya bersifat damai, negara itu telah memperkaya uranium ke tingkat yang menurut pengawas atom PBB dicapai oleh negara-negara yang berusaha membuat bom. Pada bulan Desember, Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan tidak ada "pembenaran sipil yang kredibel" untuk pengayaan Iran.
Iran telah berulang kali bersumpah untuk menghancurkan Israel. Sedagkan Israel melihat Iran sebagai ancaman eksistensial dan telah mengindikasikan bahwa mereka dapat bertindak sendiri dalam menyerang fasilitas nuklir Iran jika diperlukan.
Iran, yang di masa lampau pernah mendapatkan sebagian besar peralatan militernya dari sekutunya saat itu; Amerika Serikat, telah dipaksa untuk mengembangkan persenjataannya sendiri sejak Washington memutuskan hubungan dan menjatuhkan sanksi setelah Revolusi Islam 1979.
Setelah berada di bawah embargo senjata selama perang yang menghancurkan dengan Irak antara tahun 1980 dan 1988, Iran kini memiliki persenjataan dalam jumlah besar yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk rudal, sistem pertahanan udara, dan pesawat nirawak.
Pengumuman rudal balistik baru itu muncul sehari setelah Iran memamerkan fasilitas rudal bawah tanah baru di pantai selatan dan dua minggu setelah mengungkap pangkalan Angkatan Laut bawah tanah.
(mas)
Lihat Juga :