Pentagon Bantah Terlibat Pembunuhan Jenderal Rusia dengan Bom Skuter Listrik

Rabu, 18 Desember 2024 - 11:14 WIB
loading...
Pentagon Bantah Terlibat...
Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder. Foto/anadolu
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dengan tegas membantah terlibat atau mengetahui sebelumnya tentang pengeboman yang menewaskan Letnan Jenderal Igor Kirillov dan asistennya di Moskow.

Baik Pentagon maupun Departemen Luar Negeri telah menjauhkan diri dari pembunuhan yang ditargetkan, yang diyakini telah dilakukan Ukraina.

Komandan Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia tewas bersama ajudannya dalam ledakan di luar apartemennya pada Selasa (17/12/2024) dini hari. Ledakan itu dilaporkan berasal dari bom yang disembunyikan di skuter listrik.

Beberapa media telah melaporkan pembunuhan itu dilakukan atas perintah Dinas Keamanan Ukraina (SBU).

"Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami tidak mengetahui operasi ini sebelumnya. Kami tidak mendukung atau memungkinkan kegiatan semacam itu," ujar Sekretaris Pers Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder menyatakan selama jumpa pers di kemudian hari.

Ryder menambahkan dia telah melihat laporan tentang ledakan itu tetapi tidak memiliki informasi tambahan selain apa yang tersedia di media, dengan mencatat "jadi saya harus merujuk Anda ke Ukraina mengenai hal itu."

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyuarakan sentimen ini. "Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui hal itu sebelumnya dan tidak terlibat," ujar Miller pada hari Selasa.

Dia kemudian menggambarkan Kirillov sebagai seorang jenderal yang "terlibat dalam sejumlah kekejaman," tanpa mencapnya sebagai target yang sah.

Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Kiev menuduh sang jenderal terkait dengan penggunaan bahan kimia di medan perang, klaim yang dibantah mentah-mentah oleh Moskow.

Meskipun Kiev belum secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, SBU secara luas diyakini berada di balik operasi tersebut.

Beberapa media, termasuk Reuters, BBC, dan media Ukraina, mengutip sumber anonim dalam SBU yang menggambarkan Kirillov sebagai "penjahat perang dan target yang benar-benar sah" untuk pembunuhan.

Mantan Presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia saat ini, Dmitry Medvedev, menggambarkan pembunuhan itu sebagai tanda keputusasaan Kiev.

“Ini adalah indikasi yang jelas tentang penderitaan pemerintah Ukraina, yang menggunakan sisa kekuatannya untuk membenarkan keberadaannya yang tidak berharga bagi para penguasa Barat, memperpanjang perang dan kematian, serta menjelaskan situasi bencana di garis depan,” ujar Medvedev.

Kirillov mengambil alih komando cabang militer Rusia pada tahun 2017. Dia terlibat dalam penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia oleh Ukraina terhadap pasukan Rusia dan memberikan laporan rutin tentang laboratorium Amerika di Ukraina, yang dia klaim terlibat dalam penelitian perang biologis.

Kiev dilaporkan mengoperasikan program pembunuhan yang luas yang menargetkan individu yang dianggapnya sebagai musuh Ukraina, menurut laporan media dan pernyataan oleh mantan pejabat.

Moskow mengatakan Kiev menggunakan taktik teroris karena kegagalan militernya. Penyelidik Rusia menuduh pemerintah Ukraina membunuh jurnalis Darya Dugina, blogger militer Vladlen Tatarsky, dan warga sipil lainnya.

Baca juga: Sekutu Terus Tergerus, Sampai Kapan Iran Akan Bertahan?
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Serangan Pakistan Hancurkan...
Serangan Pakistan Hancurkan Gudang Rudal BrahMos Kebanggaan India
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Dampak Nyata Penjualan...
Dampak Nyata Penjualan Tesla Akibat Arah Politik Elon Musk
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Hal yang Perlu Diperhatikan...
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Beli Vespa Matic Bekas
Prancis Bersiap Terjunkan...
Prancis Bersiap Terjunkan Pasukan Robot Khusus untuk Perang
Surabaya Samator Rebut...
Surabaya Samator Rebut Posisi 3 Proliga 2025
Berita Terkini
Ini Bukti Militer Pakistan...
Ini Bukti Militer Pakistan Dicintai Rakyatnya, Pengusaha Ini Sumbang Rp2,9 Miliar
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Benazir Bhutto Sunni...
Benazir Bhutto Sunni atau Syiah? Ini Jawabannya
Rayakan Kemenangan,...
Rayakan Kemenangan, Rakyat Pakistan Turun ke Jalan
Pakar Ini Ungkap Banyak...
Pakar Ini Ungkap Banyak Kejutan Pakistan yang Mengecoh Militer India
Infografis
AS Mengakui Perang Ukraina...
AS Mengakui Perang Ukraina Adalah Perang Proksi AS dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved