Pemimpin Oposisi Suriah Jolani Bertemu Diplomat Inggris, Desak London Cabut Sanksi
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Para diplomat Inggris mengadakan pembicaraan dengan Abu Mohammed Jolani, pemimpin kelompok oposisi Suriah yang menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) adalah organisasi teroris terlarang di Inggris dan menyatakan dukungan untuk kelompok tersebut merupakan kejahatan.
Meski demikian, diplomat Inggris difoto bersama Jolani, yang nama aslinya adalah Ahmed al-Sharaa, di Damaskus pada hari Senin (16/12/2024).
Ini terjadi setelah Downing Street bersikeras pekan lalu bahwa mereka masih dapat terlibat dengan HTS tanpa melanggar undang-undang antiteror pemerintah.
Jolani bertemu dengan Stephen Hickey, direktur departemen Timur Tengah di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO), dan Ann Snow, perwakilan khusus Inggris untuk Suriah.
HTS mengatakan diskusi difokuskan pada "perkembangan terbaru" di Suriah, sementara Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan kepada Middle East Eye bahwa pembicaraan tersebut bertujuan mengeksplorasi bagaimana Inggris dapat mendukung proses transisi yang damai dan dipimpin oleh Suriah.
Dalam wawancara dengan The Times, Jolani mendesak Inggris dan negara-negara lain untuk mencabut semua sanksi yang dijatuhkan pada Suriah di era pemerintahan Bashar al-Assad.
"Mereka harus mencabut semua pembatasan yang dijatuhkan pada pelaku cambuk dan korban. Pelaku cambuk sudah tidak ada lagi sekarang. Masalah ini tidak bisa dinegosiasikan lagi," ujar Jolani.
Dia lebih lanjut meminta Israel untuk mengakhiri serangan udaranya dan menarik diri dari wilayah Suriah yang direbutnya setelah Assad jatuh.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pertemuan antara diplomat Inggris dan Jolani "mendasari komitmen kami terhadap Suriah".
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) adalah organisasi teroris terlarang di Inggris dan menyatakan dukungan untuk kelompok tersebut merupakan kejahatan.
Meski demikian, diplomat Inggris difoto bersama Jolani, yang nama aslinya adalah Ahmed al-Sharaa, di Damaskus pada hari Senin (16/12/2024).
Ini terjadi setelah Downing Street bersikeras pekan lalu bahwa mereka masih dapat terlibat dengan HTS tanpa melanggar undang-undang antiteror pemerintah.
Jolani bertemu dengan Stephen Hickey, direktur departemen Timur Tengah di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO), dan Ann Snow, perwakilan khusus Inggris untuk Suriah.
HTS mengatakan diskusi difokuskan pada "perkembangan terbaru" di Suriah, sementara Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan kepada Middle East Eye bahwa pembicaraan tersebut bertujuan mengeksplorasi bagaimana Inggris dapat mendukung proses transisi yang damai dan dipimpin oleh Suriah.
Dalam wawancara dengan The Times, Jolani mendesak Inggris dan negara-negara lain untuk mencabut semua sanksi yang dijatuhkan pada Suriah di era pemerintahan Bashar al-Assad.
"Mereka harus mencabut semua pembatasan yang dijatuhkan pada pelaku cambuk dan korban. Pelaku cambuk sudah tidak ada lagi sekarang. Masalah ini tidak bisa dinegosiasikan lagi," ujar Jolani.
Dia lebih lanjut meminta Israel untuk mengakhiri serangan udaranya dan menarik diri dari wilayah Suriah yang direbutnya setelah Assad jatuh.
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pertemuan antara diplomat Inggris dan Jolani "mendasari komitmen kami terhadap Suriah".