8 Negara Arab Janji Dukung Proses Transisi Damai di Suriah
loading...
A
A
A
Menurut pernyataan mereka, “Para menteri Arab mengatakan lembaga-lembaga negara harus dipertahankan untuk menghentikan Suriah dari terjerumus ke dalam kekacauan, dan juga menyerukan untuk meningkatkan upaya bersama untuk memerangi terorisme … karena hal itu merupakan ancaman bagi Suriah dan keamanan kawasan dan dunia.”
Mereka juga mengutuk “serangan Israel ke zona penyangga dengan Suriah”, serangan udaranya di Suriah, dan menuntut “penarikan pasukan Israel” dari wilayah Suriah.
Setelah al-Assad digulingkan, pemerintahan transisi yang dibentuk pasukan pemberontak bersikeras hak-hak semua warga Suriah akan dilindungi, seperti juga aturan hukum.
Hal ini akan menjadi hal mendasar bagi Suriah pasca-Assad untuk menghindari kesalahan masa lalu, menurut Labib al-Nahhas, direktur Asosiasi Suriah untuk Martabat Warga Negara, yang mengadvokasi hak-hak pengungsi Suriah.
“Kunci keberhasilan dalam fase kritis seperti ini adalah inklusivitas, dan tidak menyerahkan negara kembali kepada satu partai atau satu orang karena itulah asal mula masalah yang kita hadapi, itulah asal mula bagaimana kita sampai di sini setelah 50 tahun kediktatoran,” ujar al-Nahhas kepada Al Jazeera.
“Perilaku penduduk Suriah secara umum, dan para pemberontak secara khusus, yang pergi ke kota-kota, bahkan pergi ke daerah-daerah minoritas. Saya pikir itu patut dicontoh,” papar al-Nahhas, seraya menambahkan sejauh ini hanya ada beberapa laporan tentang pembalasan atau tindakan balas dendam.
Direktur tersebut mengatakan masyarakat internasional harus berperan dalam menjaga proses inklusivitas Suriah.
Mereka juga mengutuk “serangan Israel ke zona penyangga dengan Suriah”, serangan udaranya di Suriah, dan menuntut “penarikan pasukan Israel” dari wilayah Suriah.
Inklusivitas adalah Penting
Setelah al-Assad digulingkan, pemerintahan transisi yang dibentuk pasukan pemberontak bersikeras hak-hak semua warga Suriah akan dilindungi, seperti juga aturan hukum.
Hal ini akan menjadi hal mendasar bagi Suriah pasca-Assad untuk menghindari kesalahan masa lalu, menurut Labib al-Nahhas, direktur Asosiasi Suriah untuk Martabat Warga Negara, yang mengadvokasi hak-hak pengungsi Suriah.
“Kunci keberhasilan dalam fase kritis seperti ini adalah inklusivitas, dan tidak menyerahkan negara kembali kepada satu partai atau satu orang karena itulah asal mula masalah yang kita hadapi, itulah asal mula bagaimana kita sampai di sini setelah 50 tahun kediktatoran,” ujar al-Nahhas kepada Al Jazeera.
“Perilaku penduduk Suriah secara umum, dan para pemberontak secara khusus, yang pergi ke kota-kota, bahkan pergi ke daerah-daerah minoritas. Saya pikir itu patut dicontoh,” papar al-Nahhas, seraya menambahkan sejauh ini hanya ada beberapa laporan tentang pembalasan atau tindakan balas dendam.
Direktur tersebut mengatakan masyarakat internasional harus berperan dalam menjaga proses inklusivitas Suriah.
(sya)