Cara Rusia Mengeluarkan Bashar Al Assad dari Suriah tanpa Ketahuan Musuh
loading...

Presiden Suriah Bashar al-Assad saat masih menjabat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Foto/anadolu
A
A
A
MOSKOW - Rusia rupanya memiliki cara tersendiri untuk mengamankan mantan Presiden Suriah Bashar Al Assad ke Moskow. Cara ini berkaitan dengan strategi yang dijalankan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir dari Reuters, pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada Minggu setelah serangan kilat yang menyebabkan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah perang saudara selama 13 tahun dan enam dekade pemerintahan otokratis keluarganya.
Jatuhnya pemerintahan Assad telah menghancurkan benteng tempat Iran dan Rusia menjalankan pengaruhnya di seluruh dunia Arab.
Penggulingannya yang tiba-tiba, di tangan pemberontakan yang sebagian didukung Amerika Serikat (AS) dan Turki, membatasi kemampuan Iran menyebarkan senjata kepada sekutu-sekutunya dan dapat mengakibatkan Rusia kehilangan pangkalan angkatan lautnya di Mediterania.
Hal itu dapat memungkinkan jutaan pengungsi yang tersebar selama lebih dari satu dekade di kamp-kamp di seluruh Turki, Lebanon, dan Yordania untuk akhirnya kembali ke rumah.
Bagi warga Suriah, peristiwa ini membawa akhir yang tiba-tiba dan tak terduga bagi perang yang telah berlangsung bertahun-tahun, dengan ratusan ribu orang tewas, kota-kota hancur menjadi debu, dan ekonomi terpuruk akibat sanksi global.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah mengonfirmasi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang digulingkan, telah diberi suaka di Rusia saat melarikan diri dari serangan kilat pasukan oposisi, dan menyatakan keputusan itu dibuat secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin.
"Tentu saja, keputusan semacam itu tidak dapat dibuat tanpa persetujuan kepala negara. Itu adalah keputusannya (Putin)," ujar Peskov kepada wartawan di Moskow.
"Pihak berwenang Rusia telah memberikan suaka politik," papar Yulia Shapovalova dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Moskow.
Dia menjelaskan, "Kami melihat laporan dari pihak kami bahwa Rusia tidak menelantarkan presiden Suriah yang mengundurkan diri dalam situasi yang sulit seperti ini. Al-Assad diduga dievakuasi oleh pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia."
Dilansir dari Reuters, pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada Minggu setelah serangan kilat yang menyebabkan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah perang saudara selama 13 tahun dan enam dekade pemerintahan otokratis keluarganya.
Jatuhnya pemerintahan Assad telah menghancurkan benteng tempat Iran dan Rusia menjalankan pengaruhnya di seluruh dunia Arab.
Penggulingannya yang tiba-tiba, di tangan pemberontakan yang sebagian didukung Amerika Serikat (AS) dan Turki, membatasi kemampuan Iran menyebarkan senjata kepada sekutu-sekutunya dan dapat mengakibatkan Rusia kehilangan pangkalan angkatan lautnya di Mediterania.
Hal itu dapat memungkinkan jutaan pengungsi yang tersebar selama lebih dari satu dekade di kamp-kamp di seluruh Turki, Lebanon, dan Yordania untuk akhirnya kembali ke rumah.
Bagi warga Suriah, peristiwa ini membawa akhir yang tiba-tiba dan tak terduga bagi perang yang telah berlangsung bertahun-tahun, dengan ratusan ribu orang tewas, kota-kota hancur menjadi debu, dan ekonomi terpuruk akibat sanksi global.
Cara Rusia Mengeluarkan Bashar Al Assad
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah mengonfirmasi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang digulingkan, telah diberi suaka di Rusia saat melarikan diri dari serangan kilat pasukan oposisi, dan menyatakan keputusan itu dibuat secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin.
"Tentu saja, keputusan semacam itu tidak dapat dibuat tanpa persetujuan kepala negara. Itu adalah keputusannya (Putin)," ujar Peskov kepada wartawan di Moskow.
"Pihak berwenang Rusia telah memberikan suaka politik," papar Yulia Shapovalova dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Moskow.
Dia menjelaskan, "Kami melihat laporan dari pihak kami bahwa Rusia tidak menelantarkan presiden Suriah yang mengundurkan diri dalam situasi yang sulit seperti ini. Al-Assad diduga dievakuasi oleh pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia."
Lihat Juga :