Incar Senjata Kimia, Jet Tempur Israel 100 Kali Bombardir Suriah usai Rezim Assad Runtuh

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:16 WIB
loading...
Incar Senjata Kimia,...
Jet tempur Israel lebih dari 100 kali membombardir Suriah usai rezim Bashar al-Assad runtuh. Militer Zionis klaim targetkan situs senjata kimia Suriah. Foto/Ilustrasi via Times of Israel
A A A
DAMASKUS - Jet-jet tempur Israel telah lebih dari 100 kali membombardir target militer di Suriah pada hari Senin. Militer Zionis klaim serangannya menargetkan situs senjata kimia dan basis rudal jarak jauh militer rezim Bashar al-Assad yang telah tumbang.

"Pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 100 serangan di Suriah hari ini, termasuk di pusat penelitian ilmiah Barzah," kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) kepada AFP, yang dilansir Selasa (10/12/2024).

"Peningkatan serangan Israel untuk menghancurkan kemampuan militer rezim sebelumnya," lanjut Rahman.



Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melancarkan serangan udara yang menargetkan lokasi yang diduga sebagai basis senjata kimia dan fasilitas rudal jarak jauh Suriah.

Menurutnya, serangan tersebut bertujuan untuk mencegah senjata rezim Assad jatuh ke tangan kelompok musuh.

"Satu-satunya kepentingan kami adalah keamanan Israel dan warganya,” katanya.

Seorang jurnalis AP melaporkan serangan udara juga terjadi di dekat bandara militer Mezzeh, yang terletak di barat daya Damaskus, pada hari Minggu. Fasilitas itu telah sering menjadi sasaran operasi udara Israel, meskipun masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan terbaru itu.

Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah dalam beberapa tahun terakhir, yang menargetkan apa yang disebutnya sebagai lokasi militer yang terkait dengan kelompok militan Hizbullah.

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa militer telah diperintahkan untuk membangun kendali penuh atas zona penyangga di sepanjang perbatasan Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki secara ilegal.

Dia menekankan rencana untuk mencegah rute penyelundupan senjata dari Iran ke Lebanon dan untuk terus menargetkan "senjata strategis", seperti rudal dan sistem pertahanan udara, untuk memastikan senjata-senjata itu tidak jatuh ke tangan musuh.

Rezim Assad runtuh pada hari Minggu setelah pasukan oposisi bersenjata dengan cepat menguasai Damaskus.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa setelah berunding dengan oposisi, Bashar al-Assad mengundurkan diri sebagai presiden negara itu dan melakukan perjalanan ke Moskow.

Sejak dimulainya Perang Saudara Suriah pada tahun 2011, Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Assad menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil dan pasukan oposisi, dan telah menggunakan klaim tersebut untuk membenarkan pendudukan militer AS di wilayah-wilayah kaya minyak di Suriah timur laut sejak tahun 2014.

Pada tahun 2018, AS, Inggris, dan Prancis melancarkan serangan rudal ke lokasi-lokasi pemerintah Suriah menyusul tuduhan dari LSM White Helmets bahwa pasukan Assad menggunakan senjata kimia di Douma.

Pemerintah Suriah membantah terlibat, sementara Damaskus dan Moskow mengeklaim bukti-bukti menunjukkan serangan itu direncanakan.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)