3 Kebijakan Rezim Bashar al-Assad yang Rugikan Rakyat Suriah, Termasuk Gunakan Senjata Kimia
loading...
A
A
A
2. Penggunaan Senjata Kimia terhadap Warga Sipil
Laporan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) pernah menyebutkan rezim Bashar al-Assad bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia dalam sejumlah serangan terhadap warga sipil, yang melanggar hukum internasional.
Salah satu insiden paling terkenal adalah serangan gas sarin pada tahun 2013 di Ghouta, dekat Damaskus, yang menewaskan ratusan orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Serangan kimia ini menyebabkan kecaman internasional yang luas dan menambah penderitaan rakyat Suriah yang sudah terjerumus dalam perang saudara.
Rezim Assad tetap mengeklaim tidak terlibat meski laporan OPCW membuktikannya.
Penggunaan senjata kimia tidak hanya merusak kehidupan ribuan orang tetapi juga menciptakan ketakutan yang mendalam di kalangan penduduk sipil, yang merasa terancam setiap saat oleh senjata yang tak terduga ini.
3. Pemaksaan Perpindahan dan Pengungsian Warga Sipil
Rezim Bashar al-Assad juga dikenal dengan kebijakan pemaksaan perpindahan dan pengungsian warga sipil sebagai taktik untuk memadamkan gerakan oposisi.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengepung wilayah yang dikuasai oleh kelompok oposisi, menahan akses bantuan kemanusiaan, dan memaksa penduduk sipil untuk meninggalkan rumah mereka.
Kebijakan ini seringkali disertai dengan pengeboman atau serangan udara yang merusak infrastruktur dan memaksa warga sipil meninggalkan rumah mereka. Rezim berdalih pengeboman udara ditujukan pada apa yang mereka sebut sebagai "kelompok teroris".
Selain itu, rezim Assad juga dianggap terlibat dalam kebijakan "pembersihan etnis", yang sering kali menargetkan kelompok etnis tertentu, terutama di wilayah yang didominasi oleh kelompok Sunni.
Hal ini telah menyebabkan jutaan orang mengungsi baik di dalam Suriah maupun ke negara-negara tetangga, menciptakan krisis pengungsi terbesar di dunia.
(mas)