Rusia Ungkap Tujuan Uji Rudal Hipersonik Oreshnik dalam Perang Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia telah mengungkap tujuan menguji coba rudal hipersonik Oreshnik dalam perang melawan Ukraina. Misi uji tempur senjata itu sebenarnya adalah untuk "memberi pelajaran" kepada Amerika Serikat (AS).
Itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam waancaranya dengan jurnalis AS Tucker Carlson.
Lavrov mengatakan Moskow akan menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk membela kepentingan nasionalnya, dan berharap Washington telah memahaminya setelah uji rudal hipersonik Oreshnik beberapa waktu lalu.
Carlson, yang mewawancarai Presiden Rusia Vladimir Putin awal tahun ini, kembali ke Moskow untuk berbicara dengan Lavrov setelah upaya yang gagal untuk duduk bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Kami tidak ingin memperburuk situasi, tetapi karena ATACMS dan senjata jarak jauh lainnya digunakan untuk melawan daratan Rusia, kami mengirimkan sinyal," kata Lavrov, yang dilansir Russia Today, Jumat (6/12/2024).
"Kami berharap yang terakhir, beberapa minggu lalu, sinyal dengan sistem senjata baru yang disebut Oreshnik, ditanggapi dengan serius," lanjut Lavrov.
Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik tersebut ke Ukraina, yang menghantam pabrik rudal di kota Dnipro.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan kilatan cahaya dari langit yang menghantam jauh di bawah tanah, diikuti oleh ledakan sekunder. Situs yang diserang tersebut telah ditutup untuk jadi sorotan media.
Setengah jam sebelum misil Oreshnik ditembakkan, Rusia mengirim pesan ke AS menggunakan jalur dekonfliksi nuklir. "Sehingga mereka tidak salah mengira itu sebagai sesuatu yang lebih besar dan sangat berbahaya," kata Lavrov.
Itu disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam waancaranya dengan jurnalis AS Tucker Carlson.
Lavrov mengatakan Moskow akan menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk membela kepentingan nasionalnya, dan berharap Washington telah memahaminya setelah uji rudal hipersonik Oreshnik beberapa waktu lalu.
Carlson, yang mewawancarai Presiden Rusia Vladimir Putin awal tahun ini, kembali ke Moskow untuk berbicara dengan Lavrov setelah upaya yang gagal untuk duduk bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Kami tidak ingin memperburuk situasi, tetapi karena ATACMS dan senjata jarak jauh lainnya digunakan untuk melawan daratan Rusia, kami mengirimkan sinyal," kata Lavrov, yang dilansir Russia Today, Jumat (6/12/2024).
"Kami berharap yang terakhir, beberapa minggu lalu, sinyal dengan sistem senjata baru yang disebut Oreshnik, ditanggapi dengan serius," lanjut Lavrov.
Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik tersebut ke Ukraina, yang menghantam pabrik rudal di kota Dnipro.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan kilatan cahaya dari langit yang menghantam jauh di bawah tanah, diikuti oleh ledakan sekunder. Situs yang diserang tersebut telah ditutup untuk jadi sorotan media.
Setengah jam sebelum misil Oreshnik ditembakkan, Rusia mengirim pesan ke AS menggunakan jalur dekonfliksi nuklir. "Sehingga mereka tidak salah mengira itu sebagai sesuatu yang lebih besar dan sangat berbahaya," kata Lavrov.