Mengurai Peta Konflik Suriah yang Rumit dan Sarat Kepentingan Asing

Minggu, 01 Desember 2024 - 12:24 WIB
loading...
A A A
Beberapa tahun berlalu, pada 2020 Rusia dan Turki menyepakati gencatan senjata serta sepakat untuk membangun koridor keamanan dengan patroli bersama.

Setelah itu, konflik sedikit mereda selama beberapa waktu. Hanya saja, muncul masalah lain saat Israel sering menyerang wilayah Suriah dengan dalih untuk menumpas anggota Hizbullah yang bersembunyi.

Konflik Suriah Pecah Lagi


Intervensi Rusia dan Iran selama ini telah memungkinkan Assad untuk tetap berkuasa di Suriah. Namun, kini keberadaanya kembali terancam usai kelompok HTS atau Hayat Tahrir Al Sham meluncurkan serangan mendadak ke Aleppo.

Menurut laporan France24, HTS adalah aliansi jihad yang dipimpin bekas cabang al-Qaeda di Suriah. Bersama faksi-faksi sekutunya, mereka menyerang daerah yang dikuasai pemerintah di provinsi utara Aleppo.

Menanggapi serangan itu, Rusia mengatakan pihaknya berharap Suriah bisa segera memulihkan ketertiban di Aleppo. Sementara Iran menyalahkan serangan itu pada rencana Amerika-Israel yang mengganggu stabilitas kawasan.

Pada sisi lain, Turki menuntut diakhirinya serangan terhadap daerah kantong pemberontak Idlib di Suriah. Mereka juga meminta pesawat tempur Suriah dan Rusia menghentikan serangan udara.

Serangan oposisi terjadi di tengah-tengah berhentinya upaya pemulihan hubungan antara Damaskus dan Ankara. Sebelumnya, Turki memang mendukung usaha penggulingan Assad setelah konflik Suriah pecah pada 2011, tetapi ketika pasukan pemerintah merebut kembali wilayah, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengubah arahnya.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0707 seconds (0.1#10.140)