Putin Ungkap Senjata Baru Rusia Berteknologi Tinggi, Apa Itu?
loading...
A
A
A
MOSKOW - Dalam pidatonya di Forum Valdai, Presiden Rusia Vladimir Putin mencatat Rusia sedang menyelesaikan pengujian dan akan segera menggunakan sistem persenjataan berteknologi tinggi yang dibicarakannya sekitar lima tahun lalu.
"Saya pikir, pertama-tama, dia berbicara tentang sistem yang membentuk triad nuklir," ungkap Alexei Leonkov, analis militer veteran Rusia dan editor majalah Arsenal of the Fatherland, kepada Sputnik.
"Ini termasuk Sarmat (rudal balistik antarbenua), pesawat nirawak bawah air Poseidon, dan rudal jelajah jarak tak terbatas Burevestnik," papar dia.
Pakar itu menjelaskan sistem berkemampuan nuklir dapat digunakan jika terjadi agresi terbuka terhadap Rusia.
“Rusia baru-baru ini telah menguji coba senjata hipersonik dan berpresisi tinggi di lapangan termasuk sistem rudal Kinzhal, Zircon, dan Iskander-M, yang menunjukkan akurasi dan efisiensi tinggi selama operasi militer di Ukraina,” catat Leonkov.
"Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang menggunakan sistem hipersoniknya selama operasi tempur," ujar analis militer itu.
Dia menjelaskan, “Rusia tidak punya pilihan lain selain memperkuat keamanannya karena Amerika Serikat (AS) dan NATO telah membatalkan semua perjanjian sebelumnya dengan Moskow mengenai stabilitas strategis dan senjata nuklir.”
Washington mempertaruhkan konflik Ukraina untuk menimbulkan kekalahan strategis bagi Rusia, lanjut pakar itu. “Namun, perang proksi itu telah menjadi kekalahan strategis bagi AS sendiri,” tegas dia.
"Tak satu pun tujuan yang ditetapkan Amerika untuk pasukan proksi Ukraina mereka, untuk mengalahkan Rusia atau tidak membiarkannya menang, telah tercapai atau akan tercapai. Dan semua orang memahami itu," pungkas Leonkov.
"Saya pikir, pertama-tama, dia berbicara tentang sistem yang membentuk triad nuklir," ungkap Alexei Leonkov, analis militer veteran Rusia dan editor majalah Arsenal of the Fatherland, kepada Sputnik.
"Ini termasuk Sarmat (rudal balistik antarbenua), pesawat nirawak bawah air Poseidon, dan rudal jelajah jarak tak terbatas Burevestnik," papar dia.
Pakar itu menjelaskan sistem berkemampuan nuklir dapat digunakan jika terjadi agresi terbuka terhadap Rusia.
“Rusia baru-baru ini telah menguji coba senjata hipersonik dan berpresisi tinggi di lapangan termasuk sistem rudal Kinzhal, Zircon, dan Iskander-M, yang menunjukkan akurasi dan efisiensi tinggi selama operasi militer di Ukraina,” catat Leonkov.
"Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang menggunakan sistem hipersoniknya selama operasi tempur," ujar analis militer itu.
Dia menjelaskan, “Rusia tidak punya pilihan lain selain memperkuat keamanannya karena Amerika Serikat (AS) dan NATO telah membatalkan semua perjanjian sebelumnya dengan Moskow mengenai stabilitas strategis dan senjata nuklir.”
Washington mempertaruhkan konflik Ukraina untuk menimbulkan kekalahan strategis bagi Rusia, lanjut pakar itu. “Namun, perang proksi itu telah menjadi kekalahan strategis bagi AS sendiri,” tegas dia.
"Tak satu pun tujuan yang ditetapkan Amerika untuk pasukan proksi Ukraina mereka, untuk mengalahkan Rusia atau tidak membiarkannya menang, telah tercapai atau akan tercapai. Dan semua orang memahami itu," pungkas Leonkov.
Baca Juga
(sya)