AS Ibaratkan Iran Telanjang setelah Seluruh Sistem Rudal S-300 Dilumpuhkan Israel

Kamis, 31 Oktober 2024 - 07:05 WIB
loading...
A A A
“Pengetahuan [produksi] itu asli, jadi tidak ada gangguan dalam proses pembuatan rudal,” kata Nasirzadeh.

Dia bahkan mengeklaim Iran masih mampu melaksanakan serangan rudal balasan lagi terhadap Israel seperti serangan pada 1 Oktober dan 13 April.

Pernyataannya disampaikan sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel telah menghancurkan “pabrik-pabrik industri kematian.”

“Kami merusak sistem pertahanan Iran dan kemampuannya untuk mengekspor rudal secara parah,” kata Netanyahu dalam pidatonya di sidang pleno Knesset (Parlemen).

“Itu bukan [alat dasar] yang kami serang," ujarnya.

Dua peneliti Amerika mengatakan kepada Reuters minggu lalu bahwa serangan udara Israel menghantam gedung-gedung yang digunakan Iran untuk mencampur bahan bakar padat untuk rudal balistik dan bahwa ini mungkin telah secara signifikan menghambat kemampuan Iran untuk memproduksi rudal secara massal.

"Serangan terhadap pertahanan udara tersebut menyebabkan kekhawatiran mendalam di Iran," tulis The New York Times, mengutip tiga pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya—salah satunya dari kementerian minyak negara itu.

S-300 memiliki jangkauan hingga 200 kilometer (125 mil) dan kemampuan untuk melacak dan menyerang beberapa target secara bersamaan. Sistem ini dianggap sebagai salah satu senjata pertahanan udara paling ampuh di dunia dan dapat digunakan untuk menembak jatuh rudal maupun pesawat.

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi pada Selasa memperingatkan Iran untuk tidak melakukan serangan-serangan lebih lanjut terhadap Israel.

"Jika Republik Islam itu menyerang lagi, Israel akan menjangkau Iran dengan kemampuan-kemampuan yang bahkan tidak kami gunakan kali ini, dan menghantam dengan sangat keras baik kemampuan-kemampuan maupun tempat-tempat yang kami selamatkan kali ini," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)