3 Negara yang Senang jika Iran Hancur, Salah Satunya Gencar Bangun Relasi di Timur Tengah

Rabu, 23 Oktober 2024 - 14:45 WIB
loading...
3 Negara yang Senang...
Tentara dari angkatan darat, laut, udara, dan pasukan khusus Iran mengadakan parade pada peringatan Hari Tentara Nasional di Teheran, Iran pada 17 April 2024. Foto/Stringer/Anadolu Agency
A A A
TEHERAN - Terdapat tiga negara yang senang jika Iran hancur. Di mana ketiga negara ini dikenal sebagai negara sekutu Barat yang sangat memusuhi gerakan proksi Iran di Timur Tengah.

Iran hingga saat ini menjadi salah satu negara yang mengecam keras segala tindakan yang dilakukan Israel. Bahkan Teheran telah beberapa kali melancarkan serangan peringatan ke Tel Aviv ketika Negeri Yahudi melancarkan invasi mereka ke proksi Iran.

Apabila Iran secara langsung terlibat dalam konflik di Timur Tengah ini bukan tidak mungkin peperangan akan semakin meluas dan membuat Teheran bisa saja menjadi target penghancuran.

3 Negara yang Senang jika Iran Hancur

1. Israel


Sampai saat ini Israel masih sangat berhati-hati ketika hendak melancarkan serangan ke Iran meski Tel Aviv telah beberapa kali menjadi sasaran rudal Teheran. Sebab, jika negeri Yahudi salah langkah bisa jadi itu merupakan akhir dari mereka.

Terlebih Iran masih memiliki sejumlah senjata nuklir yang jadi kartu As mereka. James Acton, salah satu direktur Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, menyebutkan jika serangan "terhadap fasilitas nuklir Iran dapat memperkuat tekad Iran untuk memperoleh senjata nuklir daripada menghilangkan kemampuannya".

Iran belum memiliki senjata nuklir, tetapi telah mengoperasikan program energi atom sipil selama lebih dari lima dekade.

Para analis yakin Iran dapat memproduksi cukup uranium yang diperkaya dan komponen yang diperlukan untuk membangun senjata nuklir dalam waktu yang relatif singkat.

James Acton menjelaskan program tersebut dapat dibangun kembali dengan cepat menggunakan sentrifugal karena sentrifugal tersebut “sangat kecil dan dapat diproduksi dengan cepat serta ditempatkan hampir di mana saja.”

Bahkan jika Israel menghancurkan sebagian atau seluruh Natanz atau Fordow, “Iran hampir pasti akan membangun kembali fasilitas sentrifugal.”

Hal tersebut membuat Iran menjadi ancaman paling serius bagi Israel. Tak heran jika Negeri Yahudi sangat mengharapkan jika Iran bisa hancur.

2. Amerika Serikat


Hubungan AS dengan Iran bisa dibilang tidak pernah akur sejak tahun 1950 silam, terkait hak pengelolaan tambang minyak bumi. Kondisi itu diperparah setelah Negeri Paman Sam membela Irak dalam konfliknya dengan Teheran.

Pada 1981 terjadi konflik penyanderaan di mana mahasiswa pro-Khomeini menyerbu Kedutaan AS di Teheran dan menyandera 52 warga AS selama 444 hari.

Pemerintah AS di bawah kepemimpinan George Bush bahkan menyebut Iran sebagai 'poros kejahatan' bersama Irak dan Korea Utara.

Sejak saat itu, AS fokus pada program nuklir Iran yang memicu sanksi internasional. Kedua negara lantas saling tuding keburukan yang berujung permusuhan jangka panjang.

Saat ini AS bahkan berencana untuk turun tangan ke konflik Timur Tengah jika Iran terbukti ikut campur dan melakukan serangan besar-besaran ke sekutu mereka Israel.

AS juga telah membangun relasi di berbagai negara di Timur Tengah seperti Bahrain, UEA, Yordania hingga Mesir.

Singkatnya, jika terjadi perang yang lebih luas, Iran akan dikelilingi oleh negara-negara Arab yang menampung pangkalan AS.

Dengan latar belakang konflik kedua negara yang sangat panjang, tentunya AS menjadi salah satu pihak yang akan sangat bahagia jika Iran hancur dalam perang.

3. Beberapa Negara Uni Eropa


Barat atau Uni Eropa telah lama menjadi sekutu Amerika Serikat, sehingga semua musuh yang dihadapi AS kemungkinan besar akan dimusuhi juga oleh Uni Eropa.

Sebelumnya, Iran telah menolak seruan Eropa yakni Prancis, Jerman dan Inggris untuk menahan diri dan menghentikan ancamannya terhadap Israel setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan pada hari Selasa bahwa permintaan tersebut “tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional” dan juga “merupakan dukungan publik dan praktis” untuk Israel.

“Negara-negara Eropa tidak mengajukan keberatan terhadap kejahatan internasional Israel dan dengan kurang ajar meminta Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya,” ungkap dia.

Kanaani mengatakan Iran bertekad menghalangi Israel dan meminta ketiga negara untuk “sekali dan untuk selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel”.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2012 seconds (0.1#10.140)