Israel Habisi Bos Hamas Yahya Sinwar, Ini Respons Iran

Jum'at, 18 Oktober 2024 - 08:06 WIB
loading...
Israel Habisi Bos Hamas...
Iran sebut pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel justru memperkuat perlawanan terhadap rezim Zionis. Foto/NDTV
A A A
TEHERAN - Militer Israel mengonfirmasi kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam baku tembak di Gaza pada hari Rabu. Iran menyatakan pembunuhan terhadap Sinwar justru akan semakin menguatkan perlawanan terhadap rezim Zionis.

Respons dari Teheran tersebut disampaikan Misi Iran untuk PBB pada Kamis malam, beberapa jam setelah Israel mengumumkan kematian Sinwar.

"Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia [Yahya Sinwar] akan menjadi contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," kata misi tersebut dalam sebuah posting di X.

"Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus ada, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi," lanjut misi tersebut, seperti dikutip dari AFP, Jumat (18/10/2024).



Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tewasnya Sinwar sebagai awal dari akhir perang di Gaza.

"Yahya Sinwar telah meninggal. Dia dibunuh di Rafah oleh tentara pemberani dari Pasukan Pertahanan Israel," kata Netanyahu dalam pernyataan video berbahasa Inggris yang dirilis oleh kantornya.

"Meskipun ini bukan akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari akhir," ujarnya.

Militer Israel telah menceritakan bagaimana Sinwar tewas dalam baku tembak setelah dilacak pergi dari rumah ke rumah untuk menghindari deteksi di Gaza selatan.

Israel memuji kematian Sinwar yang berusia 61 tahun sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober 2023.

"Militer Israel mengonfirmasi bahwa setelah pengejaran selama setahun, kemarin (Rabu), 16 Oktober 2024, tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dari Komando Selatan melenyapkan Yahya Sinwar, pemimpin organisasi teroris Hamas, dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

"Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA (badan keamanan internal Shin Bet) selama setahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir di daerah tempat dia dilenyapkan, membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar saat dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan dia dilenyapkan," lanjut IDF.

"Tentara IDF dari Brigade ke-828 (Bislach) yang beroperasi di daerah tersebut mengidentifikasi dan melenyapkan tiga teroris. Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dilenyapkan."

Dalam pernyataan selanjutnya, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Sinwar tewas setelah terlihat bersama dua milisi lainnya di distrik Rafah di wilayah tersebut.

"Pasukan mengidentifikasi tiga teroris yang sedang berpindah dari satu rumah ke rumah lain dalam pelarian," kata Hagari dalam sebuah briefing.

Pasukan terlibat dalam pertempuran dengan kelompok tersebut, memaksa Sinwar melarikan diri saat kelompok tersebut bubar setelah ditembak.

"Sinwar melarikan diri sendirian ke salah satu gedung dan pasukan kami memindai daerah tersebut dengan pesawat nirawak—yang dapat Anda lihat dalam film ini—Yahya Sinwar terluka tangannya dalam penembakan itu, yang dapat dilihat di sini ditutupi wajahnya, dia melemparkan ranting ke arah pesawat nirawak tersebut," kata Hagari.

Rekaman pesawat nirawak yang dirilis oleh militer menunjukkan Sinwar sendirian di sebuah apartemen yang diledakkan, dengan satu tangan terluka parah dan kepala ditutupi syal tradisional, melemparkan benda ke pesawat nirawak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.

"Kami mengidentifikasi dia sebagai teroris di dalam sebuah gedung dan kami menembak ke dalam gedung dan kami masuk untuk memindai area tersebut. Kami menemukannya dengan pistol dan 40.000 shekel. Dia sedang melarikan diri dan pasukan kami menghabisinya," kata Hagari.

"Di dekat teroris yang kami singkirkan tidak ada sandera dan pasukan kami sekarang sedang memeriksa area tersebut," imbuh dia.

Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober bersama dengan kepala militer Hamas Mohammed Deif.

Militer Israel mengatakan Deif tewas dalam sebuah serangan awal tahun ini meskipun kelompok Palestina tersebut belum mengonfirmasinya.

Sinwar pada bulan Agustus menggantikan mantan kepala Hamas Ismail Haniyeh, yang tewas di Iran pada tanggal 31 Juli. Israel belum mengomentari kematian Haniyeh.

Serangan Hamas tahun lalu mengakibatkan tewasnya 1.206 orang di tanah Israel, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada angka resmi Israel yang mencakup sandera yang tewas dalam penahanan.

Sedangkan serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan 42.438 orang, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB mengakui angka-angka tersebut kredibel.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1616 seconds (0.1#10.140)