Iran Murka AS Terapkan Sanksi karena Serang Israel

Senin, 14 Oktober 2024 - 18:15 WIB
loading...
A A A
Setiap serangan terhadap sektor nuklir Iran akan menimbulkan risiko eskalasi yang serius, sementara kerusakan pada industri minyaknya akan menyebabkan harga global meroket, yang pada gilirannya akan menaikkan biaya bensin di pompa bensin Amerika menjelang pemilu presiden bulan depan.

Dalam pernyataan pada Jumat, Departemen Keuangan mengklaim sanksi terbaru akan menghambat upaya Iran "untuk menyalurkan pendapatan dari industri energinya guna membiayai aktivitas yang mematikan dan mengganggu, termasuk pengembangan program nuklirnya, proliferasi rudal balistik dan kendaraan udara tak berawak, dan dukungan kepada proksi teroris regional."

Namun, AS yakin program senjata nuklir Iran telah terbengkalai selama dua dekade terakhir, Reuters melaporkan pada Jumat, mengutip dua pejabat Amerika.

"Kami menilai Pemimpin Tertinggi belum membuat keputusan untuk melanjutkan program senjata nuklir yang ditangguhkan Iran pada tahun 2003," ungkap juru bicara Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) kepada kantor berita tersebut, merujuk pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Pandangan ini digaungkan oleh Direktur CIA William Burns, yang mengatakan pada konferensi pekan lalu bahwa meskipun Iran diduga telah memperkaya uranium hingga mendekati tingkat senjata, "tidak ada bukti" Khamenei telah memerintahkan pembangunan senjata nuklir.

Iran telah lama bersikeras program nuklirnya, yang dimulai pada tahun 1950-an dengan dukungan AS, bersifat damai.

Pernyataan Burns digambarkan Reuters sebagai upaya meyakinkan Israel agar tidak menyerang situs nuklir Iran.

“Apa pun keputusan Israel untuk menanggapi, Iran akan membalas secara proporsional dan setimpal,” tegas seorang sumber di Teheran kepada RT pada Kamis.

“Jika ada warga sipil yang terluka dalam potensi serangan atau wilayah sipil menjadi sasaran, Teheran akan diminta merevisi doktrin nuklirnya,” ujar orang tersebut kepada RT, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1102 seconds (0.1#10.140)