Lagi, Tank-tank Merkava Israel Serang Pangkalan UNIFIL dan Ledakkan Granat
loading...
A
A
A
BEIRUT - Tank-tank Merkava militer Israel telah menerobos gerbang pangkalan UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) dan kemudian meledakkan granat pada hari Minggu.
Insiden itu merupakan serangan terbaru militer Zionis terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB setelah serangan sebelumnya menuai kecaman global, termasuk dari sekutu-sekutu Israel.
UNIFIL mengatakan dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama sebuah pangkalan dan masuk secara paksa sebelum fajar pada Minggu pagi.
Setelah tank-tank itu pergi, lanjut UNIFIL, granat diledakkan sejauh 100 meter, mengeluarkan asap yang berembus ke seluruh pangkalan dan membuat personel PBB sakit.
Akibat ledakan granat itu, sebanyak 15 orang memerlukan perawatan meskipun sudah mengenakan masker gas.
Sementara itu, menurut versi militer Zionis Israel, milisi dari kelompok Hizbullah telah menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel, melukai 25 dari mereka.
Serangan itu, lanjut militer Zionis, sangat dekat dengan pos UNIFIL dan sebuah tank yang membantu mengevakuasi korban yang ditembaki kemudian mundur ke pos UNIFIL.
"Mereka tidak menyerbu pangkalan. Mereka tidak mencoba memasuki pangkalan. Itu adalah tank yang ditembaki hebat, menimbulkan banyak korban, mundur untuk menghindar dari bahaya," klaim juru bicara militer Israel Nadav Shoshani kepada wartawan, yang dilansir Reuters, Senin (14/10/2024).
Dalam sebuah pernyataan, militer Zionis menambakan bahwa mereka menggunakan kedok asap untuk memberikan perlindungan bagi evakuasi tentara yang terluka, tetapi tindakan mereka tidak membahayakan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Lima tentara pasukan penjaga perdamaian PBB telah terluka akibat serangkaian serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.
UNIFIL mengatakan setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi 1701 yang jadi mandat misi tersebut.
Sebelumnya pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres: "Sudah waktunya bagi Anda untuk menarik UNIFIL dari benteng Hizbullah dan dari zona pertempuran."
"[Tentara Israel] telah meminta ini berulang kali dan telah bertemu dengan penolakan berulang kali, yang berdampak pada penyediaan perisai manusia bagi teroris Hizbullah," lanjut Netanyahu.
Hizbullah, yang telah diperangi Israel di darat di Lebanon selatan sejak melancarkan serangan pada awal bulan ini, membantah tuduhan Israel bahwa mereka menggunakan kedekatan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk perlindungan.
Konflik antara Israel dan Hizbullah kembali terjadi setahun lalu ketika kelompok yang didukung Iran itu mulai menembakkan roket ke Israel utara untuk mendukung Hamas pada awal perang Gaza dan telah meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Pada Minggu malam, gelombang serangan drone Hizbullah menargetkan pangkalan militer Israel di Binyamina dan sekitarnya. Sebanyak empat tentara Israel tewas dan puluhan lainnya dilaporkan terluka.
Insiden itu merupakan serangan terbaru militer Zionis terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB setelah serangan sebelumnya menuai kecaman global, termasuk dari sekutu-sekutu Israel.
UNIFIL mengatakan dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama sebuah pangkalan dan masuk secara paksa sebelum fajar pada Minggu pagi.
Setelah tank-tank itu pergi, lanjut UNIFIL, granat diledakkan sejauh 100 meter, mengeluarkan asap yang berembus ke seluruh pangkalan dan membuat personel PBB sakit.
Akibat ledakan granat itu, sebanyak 15 orang memerlukan perawatan meskipun sudah mengenakan masker gas.
Sementara itu, menurut versi militer Zionis Israel, milisi dari kelompok Hizbullah telah menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel, melukai 25 dari mereka.
Serangan itu, lanjut militer Zionis, sangat dekat dengan pos UNIFIL dan sebuah tank yang membantu mengevakuasi korban yang ditembaki kemudian mundur ke pos UNIFIL.
"Mereka tidak menyerbu pangkalan. Mereka tidak mencoba memasuki pangkalan. Itu adalah tank yang ditembaki hebat, menimbulkan banyak korban, mundur untuk menghindar dari bahaya," klaim juru bicara militer Israel Nadav Shoshani kepada wartawan, yang dilansir Reuters, Senin (14/10/2024).
Dalam sebuah pernyataan, militer Zionis menambakan bahwa mereka menggunakan kedok asap untuk memberikan perlindungan bagi evakuasi tentara yang terluka, tetapi tindakan mereka tidak membahayakan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Lima tentara pasukan penjaga perdamaian PBB telah terluka akibat serangkaian serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.
UNIFIL mengatakan setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi 1701 yang jadi mandat misi tersebut.
Sebelumnya pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres: "Sudah waktunya bagi Anda untuk menarik UNIFIL dari benteng Hizbullah dan dari zona pertempuran."
"[Tentara Israel] telah meminta ini berulang kali dan telah bertemu dengan penolakan berulang kali, yang berdampak pada penyediaan perisai manusia bagi teroris Hizbullah," lanjut Netanyahu.
Hizbullah, yang telah diperangi Israel di darat di Lebanon selatan sejak melancarkan serangan pada awal bulan ini, membantah tuduhan Israel bahwa mereka menggunakan kedekatan pasukan penjaga perdamaian PBB untuk perlindungan.
Konflik antara Israel dan Hizbullah kembali terjadi setahun lalu ketika kelompok yang didukung Iran itu mulai menembakkan roket ke Israel utara untuk mendukung Hamas pada awal perang Gaza dan telah meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir.
Pada Minggu malam, gelombang serangan drone Hizbullah menargetkan pangkalan militer Israel di Binyamina dan sekitarnya. Sebanyak empat tentara Israel tewas dan puluhan lainnya dilaporkan terluka.
(mas)