Iran Tegaskan Sepenuhnya Siap untuk Perang

Rabu, 09 Oktober 2024 - 07:05 WIB
loading...
Iran Tegaskan Sepenuhnya...
Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi. Foto/tasnim
A A A
TEHERAN - Iran tidak menginginkan eskalasi ketegangan di Timur Tengah dan mendukung upaya gencatan senjata tetapi sepenuhnya siap untuk perang.

Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi menegaskan sikap itu di tengah kemungkinan perang besar-besaran melawan Israel.

Republik Islam itu meluncurkan rentetan rudal ke Israel Selasa lalu, menghantam sejumlah pangkalan militer dalam apa yang dikatakan Teheran sebagai tanggapan atas pembunuhan Israel baru-baru ini terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah.

Israel bersumpah akan melakukan serangan balasan yang “serius dan signifikan”. Iran memperingatkan akan membalas semua serangan balasan rezim kolonial Zionis.

“Kami telah menyatakan berkali-kali bahwa Iran tidak ingin meningkatkan ketegangan, meskipun kami tidak takut perang, kami sepenuhnya siap…” ungkap Araghchi mengatakan kepada wartawan pada Selasa (8/10/2024) di Teheran di sela-sela konferensi ‘Badai Al-Aqsa; Awal Mula Nasrallah’.

“Kami siap untuk skenario apa pun, angkatan bersenjata sepenuhnya siap,” tegas Araghchi.

Namun, ia mencatat kebijakan Iran adalah menghentikan permusuhan dan mencapai “gencatan senjata yang dapat diterima.”

Menurut Mehr News, diplomat tinggi itu mengatakan Israel tidak boleh menguji keinginan Teheran. Dia memperingatkan setiap serangan terhadap Iran akan ditanggapi dengan respons yang menghancurkan.

Militer Iran telah menyiapkan "sedikitnya sepuluh" skenario untuk kemungkinan serangan Israel, menurut laporan media pada Senin.

Parlemen Iran dilaporkan sedang menyusun apa yang disebut 'pakta perlawanan' untuk memperkuat keamanan regional dan melawan potensi ancaman eksternal, khususnya dari Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Menurut Tehran Times, mengutip teks proposal tersebut, semua negara anggota akan diminta untuk memberikan dukungan komprehensif, termasuk bantuan militer, ekonomi, dan politik, jika ada anggota yang diserang oleh Israel atau sekutunya.

Hari Senin menandai peringatan satu tahun serangan ke Israel selatan oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Rezim Zionis itu kemudian membunuh hampir 42.000 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Ketegangan juga meningkat antara Israel dan negara-negara Muslim tetangga, yang berpihak pada Palestina.

Awal bulan ini, Israel melancarkan operasi darat di Lebanon dan telah menargetkan pimpinan organisasi Hizbullah.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0891 seconds (0.1#10.140)