Sekutu PM Israel: Yordania Berikutnya setelah Lebanon

Selasa, 01 Oktober 2024 - 15:14 WIB
loading...
Sekutu PM Israel: Yordania...
Sekutu PM Israel Benjamin Netanyahu sebut Yordania akan menjadi target berikutnya setelah Lebanon. Foto/via India Today
A A A
TEL AVIV - Seorang pengusaha Israel yang dikenal sebagai sekutu Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah membuat ancaman terselubung terhadap Yordania.

Ancaman muncul ketika Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengusulkan perjanjian damai untuk mengakhiri perang dan menjamin "keamanan" Israel.

Roni Mizrachi, seorang kontraktor terkenal Israel yang juga sekutu Netanyahu, mengatakan kepada stasiun televisi Channel 14 pekan lalu: "Apa yang kita lihat hari ini di Lebanon akan terjadi di Yordania berikutnya."

Dia mengeklaim bahwa Teheran dapat memperoleh pengaruh di Kerajaan Yordania seperti yang dimilikinya terhadap kelompok-kelompok Lebanon seperti Hizbullah.



Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran terhadap Lebanon selama seminggu terakhir yang telah menewaskan sekitar 1.000 orang dan sekitar 1 juta orang mengungsi. Militer Zionis juga meluncurkan serangan darat ke Lebanon mulai Selasa (1/10/2024) dini hari.

Para menteri luar negeri Arab, seperti Ayman Safadi dari Yordania, mengutuk serangan tersebut.

"Saya ingin memberi tahu Anda... mengapa kita semua picik. Karena kita melihat Lebanon hari ini, dalam 15 tahun ke depan Yordania akan menjadi negara berikutnya yang akan menjadi tempat orang-orang Iran memiliki kepentingan," kata Mizrachi.

"Oleh karena itu, Lebanon harus ditangani dengan keras dan kepala ularnya harus dipukul. Iran harus dipukul dengan bom elektromagnetik—bom taktis termasuk bom atom—bukan untuk melukai orang tetapi untuk menyerang fasilitas mereka. Ini mungkin dan kami memiliki kemampuan," paparnya.

Yordania dan Israel menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994, dan meskipun hubungan diplomatik mereka terus berlanjut, hubungan menjadi lebih tegang setelah perang Israel yang membabi buta di Gaza dan tindakan Zionis di Lebanon.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1158 seconds (0.1#10.140)