Negara Tetangga Indonesia Akan Cabut Visa bagi Orang yang Mendukung Hizbullah
loading...
A
A
A
CANBERRA - Pemerintahan Australia yang dikendalikan Partai Buruh mengancam akan membatalkan visa bagi siapa pun yang memicu "perselisihan" di negara itu menyusul protes selama akhir pekan terhadap serangan Israel di Lebanon.
"Setiap indikasi dukungan terhadap organisasi teroris dikutuk dengan tegas," kata Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.
"Ada tingkat pengawasan yang lebih tinggi jika seseorang memegang visa. Saya telah menegaskan sejak hari pertama bahwa saya akan mempertimbangkan untuk menolak dan membatalkan visa bagi siapa pun yang berusaha memicu perselisihan di Australia."
Oposisi Australia berspekulasi bahwa orang-orang yang membawa gambar Nasrallah di demonstrasi tersebut adalah pemegang visa dan menyerukan pembatalannya. Namun, tidak ada bukti yang diberikan untuk klaim tersebut.
PM Anthony Albanese juga mengeluarkan pernyataan pagi ini, yang mengatakan "kami tidak ingin orang-orang membawa ideologi radikal konflik ke sini".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot berkunjung ke Lebanon. Ia adalah diplomat asing senior pertama yang mengunjungi negara itu sejak Israel meningkatkan serangannya seminggu yang lalu.
Ia bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati setelah tiba pada Minggu malam dan mengatakan Paris mengupayakan "penghentian segera" atas serangan Israel.
Barrot dijadwalkan bertemu dengan koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan. Ia tiba tak lama setelah Prancis mengonfirmasi bahwa warga negara Prancis kedua telah tewas di Lebanon.
"Setiap indikasi dukungan terhadap organisasi teroris dikutuk dengan tegas," kata Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera.
"Ada tingkat pengawasan yang lebih tinggi jika seseorang memegang visa. Saya telah menegaskan sejak hari pertama bahwa saya akan mempertimbangkan untuk menolak dan membatalkan visa bagi siapa pun yang berusaha memicu perselisihan di Australia."
Oposisi Australia berspekulasi bahwa orang-orang yang membawa gambar Nasrallah di demonstrasi tersebut adalah pemegang visa dan menyerukan pembatalannya. Namun, tidak ada bukti yang diberikan untuk klaim tersebut.
PM Anthony Albanese juga mengeluarkan pernyataan pagi ini, yang mengatakan "kami tidak ingin orang-orang membawa ideologi radikal konflik ke sini".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot berkunjung ke Lebanon. Ia adalah diplomat asing senior pertama yang mengunjungi negara itu sejak Israel meningkatkan serangannya seminggu yang lalu.
Ia bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati setelah tiba pada Minggu malam dan mengatakan Paris mengupayakan "penghentian segera" atas serangan Israel.
Barrot dijadwalkan bertemu dengan koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan. Ia tiba tak lama setelah Prancis mengonfirmasi bahwa warga negara Prancis kedua telah tewas di Lebanon.
(ahm)