Media AS: Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Tak Peduli Masalah Palestina
loading...
A
A
A
Meskipun demikian, telah terjadi tindakan keras terhadap aksi solidaritas Palestina di Arab Saudi, dengan laporan tentang orang-orang yang ditahan karena mengungkapkan pendapat tentang konflik tersebut di media sosial, serta karena mengenakan keffiyeh Palestina di kota suci Makkah.
Awal bulan ini, Middle East Eye bertanya kepada pangeran senior Kerajaan Arab Saudi Turki al-Faisal tentang tindakan keras terhadap solidaritas Palestina di kerajaan tersebut.
“Saya sendiri tidak merasakan adanya pembatasan terhadap ekspresi dukungan saya untuk Palestina di Arab Saudi, saya juga tidak melihat adanya pembatasan tertentu melaporkan hal itu,” jawabnya.
“Kecuali mungkin dalam beberapa publikasi yang tidak bersahabat dengan Arab Saudi,” ujarnya.
“Tetapi apa yang saya lihat dari pers Saudi, baik tertulis atau di televisi atau di media sosial, adalah dukungan penuh untuk Palestina dan tidak ada batasan dalam mengekspresikan dukungan untuk Palestina.”
Pangeran Turki mengatakan bahwa meskipun dia tidak mengetahui diskusi resmi, peluang normalisasi saat ini tipis karena sikap Israel terhadap Negara Palestina.
“Seluruh pemerintah [Israel] mengatakan tidak ada Negara Palestina. Jadi bagaimana bisa ada normalisasi antara kami dan mereka dengan posisi tersebut?” katanya.
Pangeran Turki juga menepis spekulasi bahwa Hamas mungkin telah melakukan serangan mendadaknya di Israel selatan—yang menewaskan sekitar 1.140 orang—untuk menggagalkan normalisasi Saudi-Israel.
"Agar Hamas dapat melakukan apa yang telah dilakukannya, diperlukan [waktu] untuk mempersiapkannya," katanya.
"Setidaknya diperlukan waktu beberapa tahun untuk mengumpulkan sumber daya manusia dan material guna meluncurkan kampanye seperti itu."
Dukungan Penuh untuk Palestina
Awal bulan ini, Middle East Eye bertanya kepada pangeran senior Kerajaan Arab Saudi Turki al-Faisal tentang tindakan keras terhadap solidaritas Palestina di kerajaan tersebut.
“Saya sendiri tidak merasakan adanya pembatasan terhadap ekspresi dukungan saya untuk Palestina di Arab Saudi, saya juga tidak melihat adanya pembatasan tertentu melaporkan hal itu,” jawabnya.
“Kecuali mungkin dalam beberapa publikasi yang tidak bersahabat dengan Arab Saudi,” ujarnya.
“Tetapi apa yang saya lihat dari pers Saudi, baik tertulis atau di televisi atau di media sosial, adalah dukungan penuh untuk Palestina dan tidak ada batasan dalam mengekspresikan dukungan untuk Palestina.”
Pangeran Turki mengatakan bahwa meskipun dia tidak mengetahui diskusi resmi, peluang normalisasi saat ini tipis karena sikap Israel terhadap Negara Palestina.
“Seluruh pemerintah [Israel] mengatakan tidak ada Negara Palestina. Jadi bagaimana bisa ada normalisasi antara kami dan mereka dengan posisi tersebut?” katanya.
Pangeran Turki juga menepis spekulasi bahwa Hamas mungkin telah melakukan serangan mendadaknya di Israel selatan—yang menewaskan sekitar 1.140 orang—untuk menggagalkan normalisasi Saudi-Israel.
"Agar Hamas dapat melakukan apa yang telah dilakukannya, diperlukan [waktu] untuk mempersiapkannya," katanya.
"Setidaknya diperlukan waktu beberapa tahun untuk mengumpulkan sumber daya manusia dan material guna meluncurkan kampanye seperti itu."