Hamas Berduka atas Terbunuhnya Pemimpin Hizbullah yang Selalu Dukung Palestina

Sabtu, 28 September 2024 - 20:03 WIB
loading...
A A A
Hizbullah menggambarkan Nasrallah sebagai "martir suci" dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya melawan Israel. Kelompok itu mengatakan pemimpin mereka tewas setelah "serangan udara Zionis yang berbahaya di pinggiran selatan."

“Pimpinan Hizbullah berjanji kepada martir yang paling agung, suci, dan terkasih dalam perjalanan kita, yang dipenuhi dengan pengorbanan dan kemartiran, bahwa mereka akan melanjutkan perjuangannya untuk menghadapi musuh, dalam mendukung Gaza dan Palestina, dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat,” kata pernyataan itu.

Saluran TV Al-Manar milik Hizbullah beralih ke pembacaan Al-Quran – sebuah gerakan Islam yang menyatakan duka cita. Hamas juga mengeluarkan pernyataan duka cita atas kematian Nasrallah.

Nasrallah mengubah Hizbullah menjadi kelompok non-negara yang paling bersenjata di kawasan tersebut – dengan memiliki pengikut yang berdedikasi di seluruh Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman. Hizbullah adalah kekuatan politik paling dominan di Lebanon yang dilanda krisis. Sebagian besar dunia Barat telah menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.

Ketakutan akan perang habis-habisan mencapai puncaknya awal bulan ini, setelah Israel melepaskan gelombang ledakan mematikan di seluruh Lebanon yang menargetkan pejuang Hizbullah. Banyak dari mereka yang tewas adalah warga sipil yang menyaksikan.

Kemudian pada hari Senin, Israel meluncurkan kampanye udara intensif di Lebanon selatan dan timur, yang merupakan hari paling mematikan bagi negara itu dalam hampir dua dekade. Hizbullah telah menembakkan beberapa serangan roket ke Israel utara sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Bom Israel di Lebanon sejak itu telah menewaskan sedikitnya 700 orang, dan ribuan lainnya terluka, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan pada hari Jumat.

Menurut OCHA, hampir 120.000 orang lainnya telah mengungsi di negara tempat warga Lebanon dan pengungsi dari negara lain telah menghadapi kemiskinan yang parah, ketidakstabilan ekonomi, dan akses terbatas ke layanan kesehatan. Perkiraan di Lebanon menunjukkan jumlah tersebut bisa jauh lebih tinggi.

Seorang pejabat militer Israel mengatakan mereka belum mengetahui berapa banyak warga sipil yang tewas dalam serangan Israel di Beirut selatan yang menewaskan Nasrallah.
(ahm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1741 seconds (0.1#10.140)