Donald Trump: AS Akan Hancurkan Iran hingga Berkeping-keping!

Kamis, 26 September 2024 - 08:58 WIB
loading...
Donald Trump: AS Akan...
Donald Trump, kandidat Presiden AS dari Partai Republik, mengancam akan menghancurkan Iran hingga berkeping-keping. Foto/AP Photo
A A A
WASHINGTON - Donald Trump, calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), merespons ancaman pembunuhan dirinya oleh Iran dengan mengancam balik akan menghancurkan negara para mullah itu hingga berkeping-keping.

Ancaman capres dari Partai Republik ini muncul setelah intelijen Amerika memperingatkan adanya ancaman dari Teheran terhadap nyawanya setelah dua upaya pembunuhannya dalam beberapa bulan terakhir.

"Seperti yang Anda ketahui, ada dua upaya pembunuhan terhadap hidup saya yang kami ketahui, dan upaya itu mungkin melibatkan atau tidak melibatkan—tetapi mungkin juga melibatkan—Iran," kata Trump dalam sebuah acara kampanye di North Carolina, Rabu waktu setempat.



"Jika saya menjadi presiden, saya akan memberi tahu negara yang mengancam, dalam hal ini Iran, bahwa jika Anda melakukan sesuatu untuk menyakiti orang ini, kami akan menghancurkan kota-kota terbesar Anda dan negara itu sendiri hingga berkeping-keping," lanjut mantan presiden Amerika tersebut, yang dilansir AFP, Kamis (26/9/2024).

Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia dan Amerika Serikat telah diancam secara langsung oleh Iran dan bahwa pesan tegas perlu disampaikan kepada Teheran bahwa akan ada konsekuensi yang paling berat jika terlibat dalam rencana untuk membunuh atau melukai presiden AS atau kandidat presiden.

"Cara terbaik untuk melakukannya adalah melalui kantor presiden, bahwa (jika) Anda melakukan serangan terhadap mantan presiden atau kandidat presiden, negara Anda akan hancur berkeping-keping, seperti yang kita katakan," paparnya.

Trump juga mengatakan "aneh" bahwa Presiden Iran Masoud Pezeshkian berada di New York pekan ini dan diberi perlindungan substansial saat dia menghadiri Sidang Umum PBB bahkan saat berita tentang ancaman terhadap dirinya muncul.

"Kami memiliki pasukan keamanan besar yang menjaganya, namun mereka mengancam mantan presiden kami dan kandidat utama untuk menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," kata Trump, merujuk pada dirinya sendiri.

Amerika Serikat berkewajiban untuk memperluas keamanan bagi kepala negara asing di Sidang Umum PBB berdasarkan perjanjiannya dengan PBB dan hukumnya sendiri.

Informasi Intel AS Kredibel


Pernyataan Trump muncul saat para pemimpin dunia berusaha keras untuk mencoba mencegah permusuhan antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel meningkat menjadi perang regional yang lebih luas.

Iran telah menolak tuduhan bahwa mereka mencoba membunuh Trump musim panas ini, tak lama setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah kampanyenya di Pennsylvania pada 13 Juli, menewaskan satu orang dan melukai telinga kanan capres Amerika tersebut.

Beberapa hari kemudian, Trump mengunggah di media sosial bahwa jika Iran benar-benar membunuhnya. "Saya harap Amerika melenyapkan Iran, menghapusnya dari muka Bumi," tulis Trump.

Dalam laporan yang sangat kritis tentang pengaturan keamanan di sekitar Trump pada kampanyenya Pennsylvania, sebuah komite Senat AS mencatat bahwa pengerahan pasukan khusus anti-sniper dari Secret Service AS dilakukan sebagai respons terhadap "intelijen yang kredibel" tentang ancaman.

Pada hari Rabu, Trump yang berusia 78 tahun itu menyatakan bahwa calon pembunuhnya di Pennsylvania telah menggunakan aplikasi yang berpotensi berbasis di luar negeri, dan bahwa tersangka penembak dalam upaya kedua di Florida memiliki beberapa ponsel yang menurut Trump tidak dapat dibuka oleh otoritas AS.

"Mereka harus meminta Apple untuk membuka aplikasi asing ini (dan) membuka enam ponsel dari orang gila kedua," kata Trump.

"Karena kita punya banyak hal yang dipertaruhkan," imbuh dia.

Pada hari Rabu, Jaksa Agung AS Merrick Garland menyebut upaya pembunuhan Trump itu "menjijikkan."

"Bangsa kita kini telah mengalami dua upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden hanya dalam tiga bulan terakhir. Itu menjijikkan," katanya.

"Departemen Kehakiman tidak akan menoleransi kekerasan yang menyerang jantung demokrasi kita. Dan kami akan menemukan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukannya. Ini harus dihentikan," paparnya.

Pada bulan Agustus, Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan rencana seorang warga negara Pakistan yang terkait dengan Teheran untuk membunuh seorang pejabat AS sebagai balas dendam atas kematian jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas pada tahun 2020 dalam serangan AS di Irak yang diperintahkan oleh presiden Trump saat itu.

Badan intelijen AS juga telah memperingatkan adanya upaya serangan siber terhadap kampanye presiden Trump dan saingannya Kamala Harris oleh aktor yang menurut mereka didukung oleh Iran.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1226 seconds (0.1#10.140)