Ekspansi Angkatan Laut China Berlanjut di Pangkalan Ream Kamboja
loading...
A
A
A
Jika kecurigaan ini benar, kapal-kapal militer China bisa berlabuh di Kamboja dalam waktu dekat.
Selama kunjungan ke pangkalan tersebut, seorang reporter RFA mengamati dua kapal perang PLAN berlabuh di dermaga baru, dekat area yang sedang dibangun. Reporter tersebut juga mencatat adanya bangunan-bangunan baru, serta truk dan alat derek yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi.
EurAsian Times melaporkan bahwa kapal perang China telah berlabuh di Kamboja selama beberapa minggu. Kapal-kapal tersebut pertama kali tiba pada awal Desember tahun lalu.
Pada bulan April, citra satelit menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut tetap berada di pangkalan tersebut selama lima bulan sebelumnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kehadiran militer China secara permanen.
Menurut laporan RFA, kedua kapal perang tersebut, yang diidentifikasi sebagai korvet rudal Tipe 056A milik PLA-N (nomor lambung 630 dan 631), dan fasilitas baru akan diserahkan kepada Angkatan Laut Kamboja.
Sejak Desember, militer China telah melatih personel Angkatan Laut Kamboja untuk mengoperasikan kapal-kapal tersebut.
Kamboja bersikukuh bahwa PLA-N China tidak menggunakan fasilitas Ream sebagai pangkalan militer, namun hal ini tidak mengurangi kekhawatiran di kalangan musuh China, terutama Amerika Serikat (AS).
Meski Kamboja menyangkal rencana memberikan akses kepada PLA-N China, AS menyatakan kekhawatiran dan mengeluarkan peringatan tentang potensi pengembangan Ream sebagai fasilitas militer pertama China di Indo-Pasifik. Sementara itu, kerja sama antara Kamboja dan China diam-diam meningkat.
Berlokasi strategis di dekat pintu masuk Teluk Thailand, fasilitas Ream telah lama berfungsi sebagai pintu gerbang bagi Angkatan Laut Kamboja ke Laut China Selatan dan sekitarnya.
Selama kunjungan ke pangkalan tersebut, seorang reporter RFA mengamati dua kapal perang PLAN berlabuh di dermaga baru, dekat area yang sedang dibangun. Reporter tersebut juga mencatat adanya bangunan-bangunan baru, serta truk dan alat derek yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi.
EurAsian Times melaporkan bahwa kapal perang China telah berlabuh di Kamboja selama beberapa minggu. Kapal-kapal tersebut pertama kali tiba pada awal Desember tahun lalu.
Pada bulan April, citra satelit menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut tetap berada di pangkalan tersebut selama lima bulan sebelumnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kehadiran militer China secara permanen.
Menurut laporan RFA, kedua kapal perang tersebut, yang diidentifikasi sebagai korvet rudal Tipe 056A milik PLA-N (nomor lambung 630 dan 631), dan fasilitas baru akan diserahkan kepada Angkatan Laut Kamboja.
Sejak Desember, militer China telah melatih personel Angkatan Laut Kamboja untuk mengoperasikan kapal-kapal tersebut.
Kamboja bersikukuh bahwa PLA-N China tidak menggunakan fasilitas Ream sebagai pangkalan militer, namun hal ini tidak mengurangi kekhawatiran di kalangan musuh China, terutama Amerika Serikat (AS).
Meski Kamboja menyangkal rencana memberikan akses kepada PLA-N China, AS menyatakan kekhawatiran dan mengeluarkan peringatan tentang potensi pengembangan Ream sebagai fasilitas militer pertama China di Indo-Pasifik. Sementara itu, kerja sama antara Kamboja dan China diam-diam meningkat.
Sejarah Kolaborasi China-Kamboja
Berlokasi strategis di dekat pintu masuk Teluk Thailand, fasilitas Ream telah lama berfungsi sebagai pintu gerbang bagi Angkatan Laut Kamboja ke Laut China Selatan dan sekitarnya.