Media Asing Soroti Nasib Jokowi: dari Pujian New Hope Menjadi Mulyono
loading...
A
A
A
"Perombakan pada tahap akhir ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan atau tata kelola, melainkan tentang memindahkan loyalis ke posisi kunci untuk mencoba dan mengonsolidasikan kekuasaannya sendiri, tetapi Jokowi akan kehilangan kekuasaan itu begitu Prabowo menjadi presiden," kata Wilson.
"Apakah dia dapat mengonsolidasikan posisi di Golkar atau di tempat lain masih belum jelas."
Jaffrey menambahkan bahwa Jokowi telah membuat preseden untuk memanipulasi sistem politik “demi keuntungan orang yang berkuasa”, yang menunjukkan bahwa Prabowo mungkin akan menggunakan taktik serupa.
“Jokowi telah memberinya alat dan kendali yang terkonsolidasi—terutama atas aparat keamanan—untuk menggunakan strategi yang sama persis dengan yang telah dilakukan Jokowi di masa lalu, termasuk campur tangan dalam partai dan menggunakan carrots and sticks untuk mengelola sekutu dan saingan,” katanya.
Sementara itu, Dedi bersugesti bahwa Jokowi akan berusaha mempertahankan pengaruh politik melalui sekutu seperti Bahlil di Golkar dan bahkan melalui putranya, Gibran, wakil presiden terpilih.
Sementara jabatan wakil presiden sering kali dianggap lebih bersifat seremonial di Indonesia, Gibran dapat memanfaatkan peran tersebut untuk jabatan yang lebih penting dalam jangka panjang.
Para pengamat juga menunjukkan bahwa jika masalah kesehatan atau keadaan lain menghalangi Prabowo yang berusia 72 tahun untuk menyelesaikan masa jabatannya, Gibran dapat naik ke kursi kepresidenan. Namun, Dedi memperingatkan bahwa Prabowo dan sekutunya tidak akan membuat jalan ini mudah.
“Gibran dapat menggunakan lima tahun ke depan untuk membangun profil nasionalnya dan berpotensi mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2029, tetapi keberhasilannya dalam upaya ini kemungkinan akan dibatasi oleh Prabowo dan kroninya, yang diharapkan dapat mengendalikannya," katanya.
"Apakah dia dapat mengonsolidasikan posisi di Golkar atau di tempat lain masih belum jelas."
Jaffrey menambahkan bahwa Jokowi telah membuat preseden untuk memanipulasi sistem politik “demi keuntungan orang yang berkuasa”, yang menunjukkan bahwa Prabowo mungkin akan menggunakan taktik serupa.
“Jokowi telah memberinya alat dan kendali yang terkonsolidasi—terutama atas aparat keamanan—untuk menggunakan strategi yang sama persis dengan yang telah dilakukan Jokowi di masa lalu, termasuk campur tangan dalam partai dan menggunakan carrots and sticks untuk mengelola sekutu dan saingan,” katanya.
Sementara itu, Dedi bersugesti bahwa Jokowi akan berusaha mempertahankan pengaruh politik melalui sekutu seperti Bahlil di Golkar dan bahkan melalui putranya, Gibran, wakil presiden terpilih.
Sementara jabatan wakil presiden sering kali dianggap lebih bersifat seremonial di Indonesia, Gibran dapat memanfaatkan peran tersebut untuk jabatan yang lebih penting dalam jangka panjang.
Para pengamat juga menunjukkan bahwa jika masalah kesehatan atau keadaan lain menghalangi Prabowo yang berusia 72 tahun untuk menyelesaikan masa jabatannya, Gibran dapat naik ke kursi kepresidenan. Namun, Dedi memperingatkan bahwa Prabowo dan sekutunya tidak akan membuat jalan ini mudah.
“Gibran dapat menggunakan lima tahun ke depan untuk membangun profil nasionalnya dan berpotensi mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2029, tetapi keberhasilannya dalam upaya ini kemungkinan akan dibatasi oleh Prabowo dan kroninya, yang diharapkan dapat mengendalikannya," katanya.
(mas)